Kamis, 31 Oktober 2013

Sekilas Tentang Dajjal Dan Tanda Kemunculannya

DAJJAL DAN CIRI-CIRINYA

Dajjal  adalah seorang anak Adam [Ia bukan dari golongan jin, dan bukan pula keturunan dari perpaduan manusia dan jin seperti yang disangkakan oleh sebagian orang]. Ia mempunyai ciri-ciri yang jelas yang dapat dikenali oleh setiap mukmin apabila ia telah keluar. Diantara ciri-cirinya adalah seperti dua sabda RasulullahSallallahu ‘Alaihi wa Sallam berikut ini;

1.  ‘Sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal seorang laki-laki pendek, berkaki bengkok, keriting rambutnya, buta sebelah matanya, dan matanya kabur tidak menonjol dan tidak juga cekung, jika ia memperdayai kalian maka ketahuilah bahwa Tuhan kalian tidaklah buta sebelah’ [Shahih. HR. Ahmad 23144, Abu Dawud 4320]

2.  ‘Tidak ada seorang Nabi pun kecuali telah memperingatkan ummatnya tentang Dajjal yang buta sebelah lagi pendusta. Keta-
huilah bahwa Dajjal buta sebelah matanya sedangkan Allah tidaklah buta sebelah. Tertulis diantara kedua matanya; Kafir (yang mampu dibaca oleh setiap muslim).[HR. Al-Bukhari 7131,7408, Muslim 2933]

Dajjal adalah seorang laki-laki yang masih muda, berkulit merah, yang buta adalah mata sebelah kanannya bagaikan buah anggur yang menonjol keluar, diatas mata kirinya ada daging tumbuh dan ia adalah seorang laki-laki mandul yang tidak mempunyai anak.

WAKTU TURUN DAJJAL
Tidak diketahui kapan turunnya Dajjal. Lantaran turunnya Dajjal ada kaitannya dengan hari kiamat, sedang hari kiamat sendiri tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang jelas, munculnya Dajjal adalah merupakan tanda-tanda sangat dekatnya hari kiamat.

TEMPAT KELUAR DAJJAL
Dajjal muncul di perbatasan antara wilayah Syam dan Iraq.  Dari Nawwas bin Sam’anRadhiyallahu ‘Anhu berkata, ‘Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam menuturkan tentang Dajjal, ‘Sesungguhnya ia muncul di daerah perbatasan antara Syam dan Iraq, sehingga berbuat kerusakan di kanan dan di kiri.’ [HR. Muslim 2937]

MASA DAJJAL DI MUKA BUMI
Dajjal tinggal di muka bumi ini, hanya selama 40 hari. Sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan, dan sisanya seperti hari-hari biasa. [Lihat HR. Muslim 2937]

TEMPAT YANG DIDATANGI DAJJAL
Dajjal akan masuk pada setiap negeri dengan membawa fitnahnya [termasuk negeri kita ini] kecuali Makkah dan Madinah lantaran semua jalan yang menuju ke sana dijaga malaikat dengan berbaris. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak ada satu negeri pun, melainkan semua diinjak oleh Dajjal. Kecuali Makkah dan Madinah. Semua jalan yang menuju kesana dijaga dengan malaikat dengan berbaris. Maka berhentilahDajjal disebuah kebun [di pinggir kota Madinah]. Madinah berguncang tiga kali. Lalu -
keluarlah semua orang-orang kafir dan munafik –
Dari kota Madinah menemui Dajjal.’ [HR. Al-Bukhari 1881 dan Muslim 2943]
Diriwayat yang lain Dajjal tidak dapat masuk  ke empat masjid yaitu, Masjid Al-Haram, Masjid Nabawy, Masjid Al-Aqsha, dan Masjid Ath-Thûr. [Shahih. HR. Ahmad 24085. Lihat Ash-Shahihah 2934]

PENGIKUT DAJJAL
Pengikut Dajjal yang terbanyak adalah dari kalangan Yahudi. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Para pengikut Dajjal adalah dari kelompok Yahudi Isfahan [salah satu wilayah Iran] tujuh puluh ribu orang yang memakai topi penutup kepala.’ [HR. Muslim 2944]

FITNAH DAJJAL
Fitnah [ujian] Dajjal merupakan fitnah yang paling besar sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat, karena Allah menciptakannya dengan memiliki kemampuan yang luar biasa yang tidak bisa dicerna oleh akal manusia. Dengan kemampuan yang dimilikinya itu ia mengaku dirinya sebagai tuhan. Ia memiliki surga dan neraka, tetapi neraka miliknya adalah surga, sedangkan surga miliknya adalah neraka. Ia dapat memerintahkan langit agar menurunkan hujan dan memerintahkan bumi agar menumbuhkan  tanaman. Ia mampu menempuh perjalanan di bumi dengan sangat cepat seperti hujan yang diterpa angin, menghidupkan yang mati dan lainnya sebagai fitnah bagi kaum muslimin.

MATINYA DAJJAL
Sementara Dajjal asyik dengan perbuatan-perbuatannya yang merusak di bumi, Allah mengutus Isa bin Maryam kemuka bumi di menara putih sebelah timur Damaskus untuk membunuh Dajjal. Dan tugasnya pun berhasil, Nabi Isa berhasil membunuh Dajjal di bab Lûd [suatu desa dekat Baitul Maqdis, di Palestina]. [Lihat HR. Muslim 2937]

APAKAH DAJJAL SUDAH MUNCUL?
Jika melihat keterangan-keterangan diatas tentang sifat dan fitnah Dajjal, dimana salah satu dari tanda-tandanya [yaitu ada tulisan kafir diantara kedua matanya] dapat diketahui oleh setiap muslim bahkan yang buta huruf sekalipun –sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Muslim 2932- maka dapat dipastikan bahwa ia belum ada hingga saat ini. Adapun mereka yang berpendapat bahwa wujud Dajjal sudah ada dengan menakwilkan bahwa Dajjal bukan manusia melainkan symbol kebudayaan Eropa, kemegahan, dan fitnahnya maka yang demikian itu adalah pendapat batil dan jauh dari kebenaran, lantaran bersebrangan dengan semua dalil-dalil shahih yang telah kami sebutkan sebelumnya tentang Dajjal bahwa ia adalah suatu sosok yang tertentu [manusia] dan berwujud.

MENJAGA DIRI DARI FITNAH DAJJAL
Berikut beberapa upaya yang dapat lakukan   sedari sekarang untuk menyelamatkan diri dari fitnah Dajjal ketika ia benar-benar datang nanti;
1.  Berlindung kepada Allah Ta’ala dari fitnahnya, setiap selesai dari tasyahhud akhir. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai dari tasyahhud akhirnya, maka berlindunglah kepada Allah dari empat hal; dari adzab kubur, fitnah hidup dan mati, serta kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.’ [HR. Muslim 588]
2.  Menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang hafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, dia terjaga dari fitnah Dajjal.’ [Shahih. HR. Abu Dawud 4321]
3.  Tinggal di Mekkah dan Madinah.


Tanda Tanda Kemunculan Dajjal

Berikut tanda tanda kecil kiamat yang menakjubkan (bukan tanda besar), tanda kiamat yang menurut saya unik (tanda tanda yang lain sudah sering kita dengar semisal legalisasi Zina, perempuan seperti laki laki dll).

1. Menggembungnya bulan, telah bersabda Rasulullah saw : “Di antara sudah mendekatnya kiamat ialah menggembungnya bulan sabit (awal bulan)” dishahihkan AlBaani di Ash Shahihah nomor 2292 dalam riwayat yang lain dikatakan “Di antara sudah dekatnya hari kiamat ialah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan masjid akan dijadikan tempat untuk jalan- jalan serta meluasnya mati mendadak” (Ash Shahiihah AlBani 2292). Menakjubkan, satu bulan sabit dihitung dua kali, sekarang umat islam hampir selalu bertengkar menentukan bulan sabit untuk ramadhan, syawal dan idhul adha, antar ru’yat tidak sama cara melihatnya , antar hisab berbeda cara menghitungnya, shodaqo rasuuhul kariim

2. Tersebarnya banyak pasar, Rasulullah saw bersabda : “Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa (waktu) akan terasa cepat dan pasar-pasar akan berdekatan (karena saking banyaknya)” (sahih Ibnu Hibban). Lihatlah sekarang, pasar ada dimana mana, mall semakin banyak, supermarket di mana mana.

3. Wanita ikut bekerja seperti laki laki, Rasulullah saw bersabda : “Pada pintu gerbang kiamat orang-orang hanya akan mengucapkan salam kepada orang yang khusus (dikenal) saja dan berkembangnya perniagaan sehingga wanita ikut seperti suaminya (bekerja/berdagang) ” (Hadist Shahih lighairihi Ahmad). Sekarang karena emansipasi, kaum wanita banyak sekali yang ikut bekerja menafkahi keluarga, shodaqo rasuuhul kariim

4. Banyaknya polisi, Rasululah saw bersabda : “Bersegeralah kamu melakukan amal shalih sebelum datang 6 perkara : pemerintahan orang orang jahil, banyaknya polisi, memperjualbelikan hukuman atau jabatan, memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang menjadikan al qur’an sebagai seruling dimana mereka menunjuk seorang imam untuk sholat jamaah agar ia dapat menyaksikan keindahannya dalam membaca Al Qur’an meskipun ia paling sedikit ke-Faqihannya. ” (Musnad Ahmad, At Thabrani, Ash Shaihhah AlBani 979)

5. Manusia akan bermegah megah dalam membangun masjid rasulullah bersabda “Tidak akan berdiri kiamat hingga manusia berbangga-bangga dengan masjid” (hadist sahih musnad Ahmad3:134,145, An Nasa’i 2:32, Abu Dawud 449,Ibnu Majah 779), padahal Rasulullah di lain tempat berkata “Saya tidak diutus untuk menjulangkan masjid masjid” (sahih sunan abu dawud:448). Subhanallah, masjid-masjid sekarang banyak dan berdiri dengan megah dan indah.

6. Menjadi pengikut tradisi Yahudi dan Nasrani telah berkata rasulullah : “Sungguh kamu akan mengikuti jalan hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal , sehasta demi sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka masuk ke lubang biawak, maka kamu akan masuk juga” Sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah kaum Yahudi dan Nasrani ?, maka Nabi menjawab : Siapa Lagi (kalau bukan mereka)?” Shodaqo rasuuhul kariim

7. Irak diboikot dan makanan ditahan darinya. Rasulullah bersabda : “Hampir saja tidak boleh dibawa makanan ke negeri Irak secupak (qafizh) makanan atau sebuah dirham, kami (sahabat) bertanya Orang orang ajam (non arab) kah yang melakukan ini? kemudian Beliau berkata : “Hampir saja tidak dibawa makanan atau sebuah dinar kepada penduduk syam (palestina, syiria , libanon , yordan dan sekitarnya) kemudian Sahabat bertanya “Siapa yang melakukan itu ya Rasulullah? “orang orang RUM (Romawi : Amerika-Eropa).”

Sebenarnya ini adalah tanda yang paling menakjubkan, karena sampai sekarang irak telah diboikot oleh Amerika semenjak perang teluk dan syam telah menderita kekuarangan makanan, palestina di jajah israel yahudi dan setelah terkepungnya irak dan syam ini dan setelah terjadinya peperangan dahsyat di PALESTINA maka akan muncullah tanda tanda besar kiamat berupa munculnya Imam Mahdi, Keluarnya Dajjal dan turunnya Isa Al Masih.

8. Bani Qanthura akan memerangi Irak. Rasulullah bersabda : “Sekelompok manusia dari ummatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang akhir zaman datangkah Bani Qanthura yang bermuka lebar dan bermata kecil sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yang satu sibuk mengikuti ekor ekor sapi mereka (sibuk mengurusi harta benda) dan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka akan memperhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari mereka akan menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka berperang, itulah para syuhada” (hadits hasan diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud (4138)

9. Bumi Arab akan kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai telah bersabda rasulullah : “Tidak akan berdiri hari kiamat hingga harta akan banyak melimpah dan sehingga bumi arab kembali menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai ” (Ahmad dan Muslim)

Dan Negeri Arab saat ini telah menjadi kebun, banyak sungai dan di daerah tha’if bahkan telah turun butiran es, musim haji suhu dingin kira kira 5 derajat celcius, tidak lagi panas

10. Peperangan dengan Yahudi : Tidak terjadi kiamat hingga orang orang berperang dengan Yahudi, dan orang orang Yahudi bersembunyi dibawah batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata kepada orang orang islam ” di sini ada Yahudi, maka bunuhlah ia” (Fathul Bari’, Al Manaqib, Al Hafiz Ibnu Hajar)

Rabu, 30 Oktober 2013

Pengertian Apersepsi Dan Motivasi Pada Kurikulum 2013


Pengertian Apersepsi Dan Motivasi Pada Kurikulum 2013
Raraswuri Pendiri #PagerBangsa PPSWA YGNI di Purwojati 


1. Kemukakan tentang:
a. Apersepsi dan hubungan dalam proses pembelajaran.
Jawaban:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru.[1] Banyak ahli yang berusaha mendefinisikan arti apersepsi, namun untuk lebih mudah memahaminya, maka saya mengartikan apersepsi sebagai suatu proses menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan yang baru.
Menurut Nurhasnawati, apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa terdahulu serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman.

Contoh usaha guru untuk membuat kaitan dengan aspek yang relevan
1.      Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh mana materi yang sudah dipelajari sebelumnya dapat dipahami oleh siswa dengan cara guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum materi pelajaran terdahulu.
2.      Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal ini dilakukan apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang akan dikuasai.
3.      Guru menjelaskan konsep/pengertiannya. Hal ini perlu dilakukan karena materi yang akan dipelajari sama sekali materi baru.[2]
Lebih luas lagi tujuan apersepsi antara lain:
1.      Mencoba menarik mereka ke dunia yang kita ciptakan
Perlu dipahami bahwa tidak semua siswa mengerti terhadap apa yang akan kita ajarkan. Tidak semua juga yang menyadari bahwa pemahaman akan pelajaran lama bisa kembali bermanfaat di pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaran terkadang merupakan suatu kesatuan yang terangkai antara satu materi dengan materi lainnya dan dengan melakukan apersepsi maka akan menyadarkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari memiliki relevansi dengan materi yang telah dipelajari.

2.      Mencoba menyatukan dua dunia
Walaupun dapat dikatakan materi satu dengan yang lainnya memiiki perbedaan, namun  ada materi-materi tertentu yang memiliki relevansi  dengan materi sebelumnya. Sehingga kiranya sangat perlu bagi guru untuk menyatukan dan menghubungkan antara kedua materi tersebut.

3.      Menciptakan atmosfir
Suasana harus tetap selalu dijaga dan dibentuk sedemikian rupa agar tetap terus terpelihara suasana yang kondusif bagi bagi siswa untuk belajar. Selain itu apersepsi bukan hanya membentuk armosfir fisik yang baik, namun juga dapat membentuk suasana psikologis yang baik sehingga menimbulkan perasaan mampu untuk mempelajari materi baru.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa apersepsi memiliki kaitan yang erat di dalam proses pembelajaran. Apersepsi harus dilakukan oleh guru ketika ingin mengajarkan materi. Dengan adanya apersepsi maka dapat memberikan dasar awal siswa untuk mempelajari materi yang baru, dengan demikian maka apersepsi dapat memberikan kemudahan siswa dalam belajar. Proses belajar tidak dapat dipisahkan peristiwa-peristiwanya antara individu dengan lingkungan pengalaman murid, maka sebelum memulai pelajaran yang baru sebagai batu loncatan, guru hendaknya berusaha menghubungkan terlebih dahulu dengan bahan pelajarannya yang telah dikuasai oleh murid-murid berupa pengetahuan yang telah diketahui dari pelajaran yang lalu atau dari pengalaman.


b. Konsep Motivasi dan Bentuk-Bentuknya
Jawaban:
Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya tujuan. Menurut Sardiman, Motivasi adalah daya penggerak yang menjadi motif aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak[3]. Menurut Ngalim Purwanto, motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang. Ia menyangkut soal  mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya sehingga ia berbuat demikian.[4] Sedangkan Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan tercapai.[5] MenurutMartinis Yamin mengungkapkan motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman.[6]
Sardiman mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah
1.      Tekun dalam menghadapi tugas.
2.      Ulet menghadapai kesulitan.
3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4.      Lebih senang bekerja mandiri.
5.      Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin.
6.      Dapat mempertahankan pendapatnya.
7.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
8.      Senang mencari dan memecahkan masalah.[7]

Sardiman juga mengemukakan beberapa fungsi motivasi dalam proses pembelajaran :
1.      Mendorong manusia untuk berbuat atau melakukan sesuatu
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah mana tujuan yang akan dicapai
3.      Memiliki strategi untuk mencapai sukses
4.      Membuat siswa berani berpartisipasi
5.      Membangkitkan hasrat ingin tahu pada siswa
6.      Menyempurnakan perhatian siswa[8]

Bentuk-bentuk motivasi:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a.       Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.
b.      Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.

2.      Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan

3.      Motivasi intrinsik dan ekstrinik
a.       Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau keberfungsiannya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b.      Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan keberfungsiannya karena adanya perangsang dari luar.[9]

c. Konsep Need Assessment
Jawaban:
Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is).
Ada empat tahap dalam melakukan analisa kebutuhan menurut Morrison, yakni perencanaan, pengumpulan data, analisa data dan menyiapkan laporan akhir.
1.      Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa yang akan terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya.
2.      Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam penyebarannya (distribusi).
3.      Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan : ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan.
4.      Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data.

Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan untuk merencanakan dan mengadakan analisa kebutuhan menurut Morrison:
1.      Kebutuhan Normatif, membandingkan peserta didik dengan standar nasional, misal, UN, SNMPTN, dan sebagainya.
2.      Kebutuhan Komperatif, membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan kelompok lain yang selevel. Misal, hasil UN SLTP A dengan SLTP B.
3.      Kebutuhan yang dirasakan, yaitu hasrat atau keinginan yang dimiliki masing-masing peserta didik yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan kesenjangan antara tingkat ketrampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara interview.
4.      Kebutuhan yang diekspresikan, yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu diekspresikan dalam tindakan. Misal, siswa yang mendaftar sebuah kursus.
5.      Kebutuhan Masa Depan, yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Misal, penerapan teknik pembelajaran yang baru, dan sebagainya.
6.      Kebutuhan Insidentil yang mendesak, yaitu faktor negatif yang muncul di luar dugaan yang sangat berpengaruh. Misal, bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, dan sebagainya.

Morrison membagi fungsi penilaian kebutuhan sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran.
2.      Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan
3.      Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.
4.      Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran[10].

d. Keterampilan Verbal dan Nonverbal dan Bentuk-Bentuknya
Jawaban:
Keterampilan verbal dan nonverbal merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru. Keterampilan verbal merupakan keterampilan guru dalam berbicara/lisan. Penggunaan suara yang datar tanpa variasi akan membuat siswa bosan. Kemampuan verbal ini dapat diarahkan guru dalam memberikan penguatan. Penguatan verbal adalah suatu penguatan yang dilakukan guru dengan menggunakan kata-kata atau  kalimat tertentu.[11] kata-kata bagus, ya, tepat, benar, betul, dsb.
Bentuk-bentuk keterampilan verbal:
1.      Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat. Seorang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang.
2.      Lagu bicara atau intonasi suara mempunyai pengaruh pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) akan membosankan siswa, sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan. Demikian pula lagu bicara yang naik turun atau bersendat-sendat. Hal seperti ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan dengan maksud mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Disini juga menganjurkan adanya tekanan bicara, yang mana diberikan pada hal-hal yang penting, misalnya dalam menyebutkan definisi, istilah, nama, rumus, dan kata-kata asing dengan ucapan pelan-pelan dan jelas dengan volume suara yang cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa. Jadi, seyogyanya sebelum satu kalimat dikeluarkan atau dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar ditinjau dari segi tata bahasa.
3.      Kejelasan kat-kata dalam menjelaskan harus di utamakan sehingga siswa mengerti terhadap apa yang dijelaskan. Selain itu penekanan huruf vokal juga perlu dilakukan.

Keterampilan nonverbal adalah keterampilan guru dalam menggunakan bahasa-bahasa tubuh/gerakan dalam mengajar sehingga dapat memusatkan perhatian siswa.
Ada beberapa bentun keterampilan nonverbal, yakni:
1.      Gerakan badan mimik
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam mengajar, gunanya adalah untuk menarik perhatian dan menyampaikan pesan atau arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
2.      Kontak pandang
Bila guru sedang berinteraksi dengan siswanya sebaiknya pandangan menjelajahi semua kelas dan melihat ke mata-mata murid untuk menunjukan adanya keintiman dengan mereka[12].
3.      Pergantian posisi guru di dalam kelas
Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Gerakan guru yang ditampilkan wajar, bertujuan, dan bebas[13].
4.      Sentuhan
Sentuhan yang dilakukan dapat dengan menepuk-nepuk pundak siswa, berjabat tangan, dll.
5.      Pendekatan
Ketika guru mendekati siswa maka akan dapat menumbuhkan kesenangan dan perhatiannya kepada pembelajaran.

2. Sebutkan tiga langkah utama yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran
Jawaban:
Conners mengindentifikasikan tugas mengajar guru menjadi tiga tahap, yakni:
a. Tahap sebelum pengajaran
Dalam tahapan ini guru harus menyusun: Program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester atau catur wulan pelaksanaan kurikulum, program satuan pengajaran dan perencaaan program mengajar.
Persiapan yang harus dilakukan guru meliputi persiapan tertulis dan tidak tertulis.Persiapan yang tidak tertulis antara lain
1.      Menyediakan alat-alat pembelajaran
2.      Menyediakan pelajaran di papan tulis
3.      Mempelajari dan menguasai bahan yang akan diajarkan[14]

Pengertian Eksplorasi Elaborasi dan Konfirmasi Pada Kurikulum 2013

A.   Definisi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
Dalam kamus bahasan Indonesia eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi memiliki pengertian
a. eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru
b. elaborasi adalah pengarapan secara tekun dan cermat
c. Konfirmasi adalah pembenaran, penegasan, pengesahan

B.   Pengaplikasian dalam RPP
                  1.          Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelolah informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, mendorong peserta didik mengamati gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek dilapangan dan laboratorium.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus eksplorasi adalah:
a.       Peserta didik
-          Membentuk kelompok kecil dan bersama teman kelompoknya menelusuri informasi yang mereka butuhkan dan merumuskan masalah
-          Mengali informasi melalui membaca, berdiskusi atau melakukan percobaan (eksperimen)
-          Mengumpulkan dan mengolah data
b.        Guru
-          Menggunakan berbagai macam pendekatan atau media pembelajaran
-          Memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik lainnya maupun peserta didik dengan sumber belajar
-          Melibatkan peserta didik secara aktif

                  2.          Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik untuk menulis hasil yang diperoleh melalui kegiatan eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat untuk lebih mendalami sesuatu. Menganilisi kekuatan atau kelemahan argument, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, menguji prediksi atau hipotesis, menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus elaborasi:
1.       Peserta didik
-          Melaporkan hasil yang diperoleh melalui kegiatan eksplorasi secara lisan maupun tertulis baik secara individu maupu kelompok
-          Menanggapi laporan atau pendapat teman.
-          Menyampaikan argument secara santun
-          Mendiskusikan dan mengadakan Tanya jawab
2.       Guru
-   Memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, memecahkan masalah, bertindak tanpa rasa takut
-        Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan.
-    Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja baik secara individu maupun kelompok.

                  3.          Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan atau dikerjakan oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Memberi apresiasi terhadap kelemahan atau kekuatan dengan menggunakan teori yang dikuasai oleh guru, menambaha informasi yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang dipercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna, setelah memperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk menghasilkan produk belajar yang kongkrit dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus konfirmasi
                                  1.         Peserta didik
-      Melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar
-    Mengkonfirmasi terhadap unsur-unsur yang dapat meningkatkan kejelasan atau kebenaran suatu informasi
-     Mengadakan Tanya jawab dengan guru untuk menghilangkan keraguan tentan suatu konsep
                                  2.         Guru
-          Memberikan umpan balik positif kepada peserta didik dan penguatan dalam bentuk lisan maupun tertulis
-        Berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjelaskan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik
-          Memberikan acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil eksplorasi 


Pemahamanan Selengkapnya

Paradigma behaviorisme dan kognitivisme
Behaviorisme adalah teori yang berlandaskan pada prinsip stimulus-respon. Menurut teori ini seluruh perilaku manusia muncul karena rangsangan eksternal. Tokoh yang berkontribusi pada teori ini di antaranya adalah Ivan Pavlov. Dengan menggunakan teori itu sebagai dasar pengelolaan kegiatan pembelajaran, peran utama pendidik sebagai faktor eksternal harus memberikan rangsangan kepada siswa agar siswa  mampu merespon dengan baik serta meningkatkan perhatian atas apa yang harus dipelajarinya. Guru juga berperan agar respon yang siswa berikan diarahkan pada prilaku yang guru harapkan.
Tidak semua pakar sependapat dengan teori itu. Alasannya, respon dalam teori behaviorisme hanya berlaku pada hewan. Secara faktual kekuatan pada diri manusia tidak sesederhana itu. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat menunjukkan tingkat aktivitas yang jauh lebih sempurna. Manusia dapat mengembangkan aktivitas pikirannya jauh lebih kompleks. Manusia tidak hanya dapat merespon, namun dapat mengembangkan potensi pikirannya tanpa ada stimulus dari luar dirinya sekalipun. Manusia menunjukan kelebihannya sebagai konsekuensi dari proses berpikir atas akal yang dimilikinya.
Sekali pun prilaku siswa menunjukan kompleksitasnya, namun perubahan perilaku siswa dapat diamati terutama dari hasil belajarnya. Pandangan seperti ini muncul dari pihak yang pro kognitivisme. Penganut kognitivisme mengibaratkan pikiran manusia seperti komputer; mendapat input informasi, memproses informasi, dan menghasilkan outcomes tertentu. Alur sistem ini selanjutnya dijadikan landasan dalam meningkatkan mutu belajar.
Para ahli dari kelompok kognitif pada dasarnya berargumen bahwa “kotak gelap” otak manusia itu harus dibuka dan dipahami. Para pembelajar dipandang sebagai prosesor informasi dalam komputer. Oleh karena itu terdapat beberapa kata kunci dalam usaha memahami kecakapan berpikir seperti : skema, pengolahan informasi, manipulasi simbol, pemetaan informasi, penafsiran informasi, dan mental model.
Studi kognitivisme berfokus pada kegiatan batin atau mental, membuka kotak gelap pikiran manusia agar dapat memahami bagaimana orang belajar. Proses mental seperti berpikir, mengingat, mengetahui, memahami, memecahkan masalah perlu dicermati dengan teliti. Pengetahuan dapat dipahami sebagai skema atau konstruksi simbol-simbol mental. Belajar dipandang sebagai proses perubahan pada pikiran siswa.
Elaborasi
Kognitivisme memiliki beberapa cabang ilmu, di antaranya teori asimilasi, atribusi, pertunjukkan komponen, elaborasi, mental model, dan pengembangan kognitif. Teori elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Pengertian ini dirumuskan Charles Reigeluth dari Indiana University dan koleganya pada tahun 1970-an. Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan elaborasi konsep,elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi.
Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana dan pekerjaan yang mudah. Bagaimana mengajarkan secara menyeluruh dan mendalam, serta menerapkan prinsip agar menjadi lebih detil. Prinsipnya harus menggunakan topik dengan pendekatan spiral. Sejumlah konsep dan tahapan belajar harus dibagi dalam “episode belajar”. Selanjutnya siswa memilih konsep, prinsip, atau versi pekerjaan yang dielaborasi atau dipelajari.
Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Dari pikiran Reigeluth lahirlah desain yang bertujuan membantu penyeleksian dan pengurutan materi yang dapat meningkatkan pecapaian tujuan. Para pendukung teori ini juga menekankan pentingnya fungsi-fungsi motivator, analogi, ringkasan, dan sintesis yang membantu meningkatkan efektivitas belajar. Teori ini pun memberikan perhatian pada aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Ide dasarnya adalah siswa perlu mengembangkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan keterampilan yang berasimilasi.
Menurut Reigeluth (1999), teori elaborasi mengandung beberapa nilai lebih, seperti di bawah ini.
  • Terdapat urutan instruksi yang mencakup keseluruhan sehingga memungkinkan untuk meningkatkan motivasi dan kebermaknaan.
  • Memberi kemungkinan kepada pelajar untuk mengarungi berbagai hal dan memutuskan urutan proses belajar sesuai dengan keinginannya.
  • Memfasilitasi pelajar dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat.
  • Mengintegrasikan berbagai variabel pendekatan sesuai dengan desain teori.
Teori elaborasi mengajukan tujuh komponen strategi yang utama, (1) urutan elaborasi (2) urutan prasyarat belajar (3) ringkasan (4) sintesis (5) analogi (6) strategi kognitif, dan (7) kontrol terhadap siswa. Komponen terpenting yang melandasi semua itu adalah perhatian.
Semua stratregi itu harus berlandaskan pada materi dalam bentuk konsep, prosedur, dan prinsip. Hal itu terkait erat dengan proses elaborasi yang berkelanjutan, melibatkan siswa dalam pengembangan ide atau keterampilan dalam aplikasi praktis. Strategi ini memungkinkan siswa untuk menambahkan sendiri ide dalam menguatkan pengetahuannya. Contoh yang tepat untuk ini adalah peserta didik yang memiliki daftar contoh konsep atau sifat yang dapat bermanfaat.
Eksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif.
Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat siswa temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini ialah “explorative learning”. Konsep ini mengingatkan kita pada pernyataan Lao Tsu, seorang filosof China yang menyatakan “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.”
Jaringan komputer pada saat ini telah dikembangkan menjadi media yang efektif sebagai penunjang efektifitas pelaksanaan pembelajaran eksploratif. Salah satu model yang dikembangkan oleh Heimo adalah Architecture of Integrated Information System sebagai model terintegrasi yang menggambarkan kompleksnya proses pembelajaran yang efektif dan interaktif.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar (Heimo H. Adelsberger, 2000).
Peta Konsep yang dikembangkan oleh Laurillard (2002) dalam tulisan Heimo menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memeperoleh pengalaman yang bermakna. Ada pun konsep tersebut dapat disajikan seperti diagram di bawah ini :
Pendekatan eksploratif berkembang sebagai pendekatan pembelajaran dalam bidang lingkungan atau sains. Sylvia Luretta dari Fakultas Pendidikan Queensland misalnya, mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar otentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar daripada pada materi pelajaran.
Dari pengalaman  menggunakan model kooperatif dan kolaboratif dalam praktek pembelajaran pengelolaan kelas ternyata mampu meningkatkan kinerja belajar siswa dalam melakukan langkah-langkah eksploratif.
Model pembelajaran ini dapat dikembangkan melalui bentuk pertanyaan. Seperti yang dikatakan oleh Socrates bahwa pertanyaan yang baik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan lebih mendalam.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog.
Di samping itu siswa menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan eksplorasi dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya siswa menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.
Melalui kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.
Konfirmasi
Kebenaran ilmu pengetahuan itu relatif. Sesuatu yang saat ini dianggap benar bisa berubah jika kemudian ditemukan fakta baru yang bertentangan dengan konsep tersebut. Oleh karena itu, sikap keilmuan selalu terbuka dalam memperbaiki pengetahuan sebelumnya berdasarkan penemuan terbaru. Sikap berpikir kritis dan terbuka seperti itu telah membangun sikap berpikir yang apriori, yaitu tidak meyakini sepenuhnya yang benar saat ini mutlak benar atau yang salah mutlak salah. Semua dapat berubah.
Cara berpikir seperti itu tercermin dalam istilah mental model yang mendeskripsikan sikap berpikir seseorang dan bagaimana pikirannya berproses dalam kehidupan nyata. Hal tersebut merepresentasikan proses perubahan sebagai bagian dari persepsi intuitif. Mental model itu membantu seseorang dalam mendefinisikan maupun menetapkan pendekatan untuk memecahkan masalah (wikipedia). Dengan sikap berpikir seperti itu siswa dapat mengembangkan, mengembangkan ulang, dan menggugurkan pengetahuannya jika telah menemukan kebenaran yang lain.
Mental model itu juga dapat melahirkan keraguan terhadap informasi yang diperolehnya. Untuk meningkatkan keyakinan akan kebenaran maka siswa dapat difasilitasi dalam mengembangkan model struktur sseperti pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi atau klarifikasi.
Model ini dapat dinyatakan dalam diagram seperti tertuang di bawah ini meliputi enggage, explore, explain, extend, dan berpusat pada pengembangan kemampuan mengevaluasi sebagaimana yang dikembangkan Anthony W. Lorsbach dari Universitas Illinois sebagai berikut
Dalam prakteknya guru meningkatkan kemampuan ini melalui pengembangan materi. Baik mengenai hal apa yang ingin diketahui siswa lebih jauh, seperti apa tingkat pemahaman dan penguasaan yang ingin dikembangkan dan keraguan apa yang melekat dalam pemahaman tersebut.
Sikap keraguan itu perlu dijawab dengan mengkonfirmasikan terhadap unsur-unsur yang dapat meningkatkan kejelasan atas kebenaran suatu informasi. Siswa melakukan uji kesahihan apakah informasi yang dijadikan landasan kesimpulan itu benar-benar kuat.
Penguatan itu sendiri diperoleh melalui kegiatan eksplorasi melalui perluasan pengalaman, elaborasi melalui sharing dan observation, proses dan genaralisasi dan akhirnya siswa menerapkan  pembelajaran yang berstandar dengan merujuk pada paradigma kognitifisme.
Model Rencana Pembelajaran
Di bawah ini sebuah model Rencana Pembelajaran yang menerapkan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi atau klarifikasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan mengadaptasi model rencana pembelajaran di bawah ini :
Support and Elaboration in Writing
By – Rebecca Columbo
Primary Subject – Language Arts
Grade Level – 6-10
http://info.waldenu.edu/
Objective:
The students will write paragraphs containing well-developed supports that clearly illustrate a character trait.
Materials:
  • index cards
  • visual reference — overhead projector, dry erase board or handout reference sheet
  • four stacks of laminated cards — 20 of each variety:
  • character traits,
  • silly character cards,
  • problem cards, and
  • setting cards; and
  • sample paragraphs from students’ previous writings.
Preparation:
Laminated cards:
  • The character trait cards should display the character trait to be discussed as well as a simple definition of the trait.
  • The character cards should each have a picture of a fictitious character: i.e., superman, Scooby-doo, etc.
  • The problem cards should have a picture of something that could be the source of an external conflict: i.e., quicksand, Tyrannosaurus rex, etc.
  • The setting cards should each depict a fun, exciting, or imaginative location.
Procedure:
  • Read two to three samples of student writing that clearly show inadequate elaboration. Brainstorm with the students the details that could have made the supports more complete.
  • List the words: “who,” “what,” “when,” “where,” “why,” and “how” on the board or projector as a visual reference. Instruct the students to use these words as a checklist to be sure that they have provided the necessary information to their readers.
  • Pick one card from each pile of cards. Create a silly story to model for the students; show your selected character trait in the chosen setting and in the given situation.
  • Divide the students into groups of two or three. Have each group choose a card from each pile. As a group, they should write a detailed paragraph on an index card that illustrates their character trait.
  • When the students are finished, collect the cards and read each as a story to the class. Have the class look for weaknesses such as missing information and inadequate support for the trait given.
  • Continue this process until the students are able to write well-developed supports for a given trait.
Suggestion for Assessment:
  • Have the students return to their own desk.
  • Write the following words across the board. Under each word, write five options.”Character Trait,”     “Character,”     “Problem,”     “Setting”
  • Instruct the students to work individually to write a well-developed paragraph on their index card that clearly supports their character trait. They can choose traits, characters, problems, and settings from those chosen on the board.
Di bawah ini model RPP hasil adaptasi dari model di atas :
Tujuan
Siswa menuliskan sebuah paragraf yang secara jelas menggambarkan suatu karakter.
Bahan :
  • Kartu indeks
  • Referensi visual, LCD, atau papan tulis atau handout
  • 4 jenis kartu dengan masing-masing 20 kartu per jenis
  1. Kartu sifat manusia
  2. Kartu karakter seseorang
  3. Kartu masalah
  4. Kartu latar seperti tempat, waktu, zaman
  • Contoh paragraf yang pernah ditulis oleh siswa
Persiapan
Kartu
  • Kartu indeks (daftar kata)
  • Kartu sifat manusia yang menampilkan sifat yang akan didiskusikan dan mencantumkan definisi sederhana dari sifat tersebut
  • Pada kartu karakter harus mencantumkan satu gambar tokoh fiksi seperti superman atau scooby-doo, doraemon dll.
  • Kartu masalah harus mencantumkan suatu gambar yang bisa menjadi sumber konflik eksternal seperti Giant pada Doraemon, Joker pada Batman, Tom pada Jerry.
  • Kartu latar/setting harus dapat menggambarkan suatu lokasi, waktu, kondisi,atau suasana yang menyenangkan, menggembirakan, menyedihkan, serta dapat dibayangkan.
Prosedur
  • Baca dua hingga tiga contoh paragraf yang siswa hasilkan sebelumnya, jabarkan kandungannya dan elaborasi secara memadai sehingga siswa memahami kekuatan dan kelemahannya.
  • Lakukan dialog dengan siswa mengenai detil-detil mana saja yang bisa membuat paragraf menjadi lebih lengkap dan baik.
  • Mintalah siswa untuk mengeksplorasi paragraf dari sumber lain sebagai pembanding.
  • Buatlah daftar kata tanya : “siapa”, “apa”, “kapan”, “dimana”, “mengapa” dan “bagaimana” pada papan tulis atau pada layar monitor sebagai referensi visual.
  • Perintahkan siswa untuk menggunakan kata-kata tersebut sebagai sebagai penanda analisis paragraf, mereka harus menjamin bahwa kandungan paragraf tersebut memberikan informasi yang cukup untuk para pembaca
  • Bagilah siswa menjadi 3 sampai 4 kelompok. Setiap kelompok mengambil setiap jenis kartu yang telah tersedia. Sebagai kelompok, mereka harus merancang, menuliskan, dan menyempurnakan paragraf secara detil pada suatu kartu indeks yang menggambarkan suatu sifat serta sifat yang bertentangan sebagai sumber konflik.
  • Saat siswa telah menyelesaikan tulisannya, kumpulkan kartu dan bacakan setiap tulisannya sebagai suatu cerita di depan kelas. Minta siswa untuk melihat mengelaborasi kelemahan seperti informasi yang kurang atau hilang, dukungan yang kurang memadai terhadap sifat yang mereka ingin gambarkan, konflik yang kurang kuat, serta seting yang kurang jelas.
  • Lakukan hal ini terus hingga siswa mampu untuk menulis suatu sifat dengan dukungan yang baik dengan dukungan konflik atau masalah dan seting yang menarik.
Saran untuk penilaian
  • Minta siswa untuk kembali ke bangkunya semula
  • Tuliskan kata-kata berikut di papan tulis. Di bawah setiap kata, tulis lima pilihan
  • “ sifat”, “karakter”, “masalah”, “setting”
  • Perintahkan siswa untuk bekerja secara individual untuk menulis paragraf yang baik pada kartu indeks yang secara jelas mendukung sifat yang ingin mereka gambarkan. Mereka dapat memilih sifat, karakter, masalah dan seting dari setiap kata pada papan tulis.
Referensi:
Heimo H. Adelsberger, 2000. http://www.informs sim.org/wsc00papers/232.PDF
http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm
http://www.interconnections.co.uk/Market/PCFG/learning.htm
Sylvia Lauretta Edwards, 2000. Jason Watson, Supporting Explorative Learning By Providing Collaborative Onlie Problem Solving (COPS), Faculty of Information Technology, Robyn Nash Faculty of Health Ann Farrell Faculty of Education Queensland University of Technology, AUSTRALIA
Rebecca Columbo, Support and Elaboration in Writing, Primary Subject – Language Arts Grade Level – 6-10, http://info.waldenu.edu/
Rigeluth (http://tip.psychology.org/reigelut.html), 9 April 2009


PONPES SHIDIQIIN WARA` PURWOJATI

Sholawat_Badar-Puput_Novel-TOPGAN

Blogger templates

href="http://www.yayasangurungajiindonesia.com" ' rel='canonical'/>>

Adsendiri

Pasang Iklan Disini

adsend

Pasang Iklan Disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls