Minggu, 24 April 2016

Uji Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif

Kualitatif sebagai salah satu metode penelitian memiliki standarisasi tersendiri dalam menentukan tingkat kepercayaan sebuah data yang ditemukan di lapangan. Pandangan umum mengenai data penelitian yang diperoleh dalam penelitian kualitatif yang cenderung individualistik dan dipengaruhi oleh subjektivitas peneliti menjadikan data penelitian ini cukup dipertanyakan objektivitasnya. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari istrumen penelitian dan validasi peneliti sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Data yang dihasilkan berdasarkan temuan peneliti dideskripsikan sesuai dengan pandangan subjektif peneliti mengenai apa yang diperoleh selama melakukan penelitian. Penentuan sudut pandang dan penafsiran peneliti terhadap temuan di lapangan sangat dipengaruhi oleh kemapanan intelektual peneliti dalam mengelaborasi sebuah data. Sehingga gagasan subjektivitas yang disampaikan tetap mengacu pada konsep rasionalis yang menjadikan rasio sebagai pisau bedah dalam mengurai data yang diperoleh. Selain itu, data yang dilaporkan oleh peneliti harus berekuivalen dengan realitas yang ada di lapangan.

Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data tidak serta merta menjadikan hasil temuan peneliti sebagai data yang akurat dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu melewati pengujian data terlebih dahulu sesuai dengan prosedural yang telah ditetapkan sebagai seleksi akhir dalam menghasilkan atau memproduksi temuan baru. Oleh karena itu, sebelum melakukan publikasi hasil penelitian, peneliti terlebih dahulu harus melihat tingkat kesahihan data tersebut dengan melakukan pengecekan data melalui pengujian keabsahan data yang meliputi uji validitas dan reliabilitas.
Di dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan validityas interbal (credibility) pada aspek nilai kebenaran, pada penerapannya ditinjau dari validitas eksternal (transferability), dan realibilitas (dependability) pada aspek konsistensi, serta obyektivitas (confirmability) pada aspek naturalis (Sugiyono, 2014). Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data yang diperoleh. Melihat hal tersebut maka kepercayaan data hasil penelitian dapat dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan sebuah penelitian.
Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas (validityas interbal) terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif. Adapun macam-macam pengujian kredibilitas menurut Sugiyono (2014) antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.
1. Perpanjangan Pengamatan
Hal ini dilakukan untuk menghapus jarak antara peneliti dan narasumber sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan oleh narasumber karena telah memercayai peneliti. Selain itu, perpanjangan pengamatan dan mendalam dilakukan untuk mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh. Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila pengecekan kembali data di lapangan telah kredibel.
2. Meningkatkan Ketekunan
Pengamatan yang cermat dan berkesinambungan merupakan wujud dari peningkatan ketekunan yang dilakukan oleh peneliti. Ini dimaksudkan guna meningkatkan kredibilitas data yang diperoleh. Dengan demikian, peneliti dapat mendeskripsikan data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
3. Triangulasi
Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada.
  • Triangulasi Sumber, Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan data yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.
  • Triangulasi Teknik, Pengujian ini dilakukan dengan cara mngecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan melakukan observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang berbeda maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna memperoleh data yang dianggap benar.
  • Triangulasi Waktu, Narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar ditemukan kepastian data yang lebih kredibel.
4. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Dengan demikian temuan penelitian menjadi lebih kredibel (Sugiyono, 2014).
5. Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Bahan yang dimaksud dapat berupa alat perekam suara, kamera, handycam dan lain sebagainya yang dapat digunakan oleh peneliti selama melakukan penelitian. Bahan referensi yang dimaksud ini sangat mendukung kredibilitas data.
6. Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data atau informan. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan (Sugiyono, 2014).
Pemaparan mengenai uji kredibilitas telah dijelaskan secara gamblang. Pengujian kredibilitas yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap perolehan data yang ditemukan di lapangan dapat mengikuti langkah-langkah yang telah diuraikan sebelumnya. Peneliti dapat mengambil cara pengujian kredibilitas baik secara keseluruhan maupun hanya menggunakan beberapa tahap pengujian yang telah dipaparkan.
Nilai yang diperoleh dalam temuan penelitian kualitatif tidak bersifat universal tetapi dapat diterapkan apabila memiliki konteks dan situasi yang mirip dengan objek penelitian. Untuk mengetahui hal tersebut, maka pengujian transferability perlu dilakukan guna memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis, dan dapat dipercaya oleh pembaca mengenai hasil penelitian. Dengan demikian, generalisasi dapat dihindari oleh pembaca karena telah memahami seluk beluk data yang diperoleh dalam penelitian. Pembaca akan bijak untuk menerapkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan konteks dan situasi yang identik dengan penelitian yang dimaksud.
Lebih lanjut, untuk mengetahui seluruh rangkaian penelitian maka diperlukan pula pengujian depenability. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh pengaudit independen untuk memperoleh gambaran objektif mengenai proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti, baik pada saat menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, uji keabsahan data, hingga menemukan hasil dalam penelitian. Depenability penelitian tidak akan diragukan apabila peneliti dapat bertanggung jawab dan menjabarkan secara sistematis keseluruhan rangkaian penelitian yang telah dilakukan.
Sebuah proses dalam penelitian kualitatif juga memiliki peran yang signifikan dalam menentukan hasil penelitian. Proses yang dimaksud menjadi penentu arah dan gerak penelitian yang dilaksanakan. Hal ini juga terkait dengan pengujian konfirmability yang perlu dilakukan dalam penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2014), menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

*Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-20. Bandung: Alfabeta.sumberhttp://penalaran-unm.org/artikel/penelitian/409-uji-keabsahan-data-dalam-penelitian-kualitatif.html

Jumat, 01 April 2016

Bertambah Usia Tanda Kematangan Visi-Misi Hidup

Raras Wuri Miswandaru. Bertambah Usia Tanda Kematangan Visi-Misi Hidup

Setiap hari orang akan bertambah usia, sehingga kalau kita mempunyai jatah batas waktu untuk hidup maka jatah hidup kita semakin berkurang. Dengan bertambahnya umur seseorang maka sudah seharusnya untuk mematangkan diri dalam bertindak dan berbicara. Kematangan seseorang akan dapat dilihat dari kualitas hidup seseorang.

Ulang tahun yang sering dirayakan merupakan perayaan pengurangan jatah umur kita, Semakin kita bertambah umur maka semakin dekat dengan kematian kita. Sehingga bagi orang-orang yang senang dengan keduniaan, apakah berkurangnya jatah hidup kita merupakan kebahagiaan bagi kita?

Kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil oleh sang Pencipta, sehingga merayakan Milad / HUT apakah harus dengan berhura-hura lebih-lebih dengan melakukan kemungkaran? tentu tidak. Kita sebagai umat Islam yang meyakini akan hari akhir, semua amal kita akan dipertanggungjawabkan kepada Allah. Apakah kita sudah siap menyiapkan bekal karena jatah umur kita semakin berkurang. Dengan bertambahnya usia tanda kematangan Visi misi Hidup kita, mari berlomba-lomba dalam kebajikan (fastabiqul khoirot).

Bagi anak muda yang senang dengan pesta ulang tahun, kalau mau dirayakan maka rayakanlah dengan hal-hal yang positif dengan orang lain. Sehingga berkuranga umur kita akan membawa kebaikan di dunia maupun akhirat. Jangan sekali-kali kita rayakan dengan hal-hal kemungkaran yyang hanya akan membawa kesengsaran di dunia dan akhirat

Saa Raras Wuri Miswandaru, Hari ini telah bertambah usia saya setahun April 2016 semoga akan membawa kematanga visida misi hidup saya. Visi sayya agar menjadi manusia yang kamil secara ilmu dan amal, disamping itu juga memiliki iman yang lurus dan kuat serta tetap punyya motivasi yang tinggi dalam berkihad kepada Allah. Serta membentuk keluarga dan keturunan yang kuat iman, lurus akidahnya (alghurobaa`), menjadi teladan, banak bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan negara.

Kyai Muhammad Syechan dan Nai Rukiyah selalu berpesan kepada saya untuk selalu menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, walau orang lain itu tidak memberikan manfaat kepadamu. Oleh karena pesan itu selalu kupegang sehingga saya akan tetap teguh hati, bersabar, memberikan manfaat dengan tetap menjalankan Ponpes Shidiqiin Wara` Purwojati,Insya Allah.

Asuhan Ibu Hamil dengan Preeklamsia Berat

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSIA BERAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
AKI menurun sangat lambat dekade terakhir, sedangkan target MDG’s yang ditegaskan dalam Keppres No. 5 tahun 2010 adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan negara – negara ASEAN AKI di Indonesia menempati peringkat teratas. (Depkes RI, 1999 ).
Angka  Kematian Ibu (AKI) dinegara berkembang karena kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah yang komplek dan berkepanjangan. Bahkan sampai saat ini masalah tersebut belum teratasi. Dinegara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitas (Saefudin: 2006:3).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Healht Organization (WHO) menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menduduki  pringkat  ke-6  dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
AKI di Indonesia pada tahun 2007 AKI adalah 248/100.000 kelahiran hidupSedangkan pada tahun 2011 AKI adalah 228 /100.000AKI mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai 20011 (Depkes RI, 2008).
AKI di Jawa Barat mengalami penurunan dari tahun 2003 sampai tahun 2007, yaitu pada tahun 2003 sebesar 321.15/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2007 AKI sebesar 81/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2007)
AKI di kabupaten Cirebon pada tahun 2011 berjumlah 49 orang (Laporan Tahunan Dinkes KabupatenCirebon. 20011).
 Penyebab kematian ibu di kabupaten Cirebon tahun 2011 adalah pre-eklampsia dan eklampsia (28 %), perdarahan (24%), dan infeksi (11%). Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu tertinggi pertama di Cirebon.
Laporan bulanan KIA puskesmas Sendang 2011 dari tahun 2007-2011 tidak ada AKI  tetapi angka komplikasi masih tinggi cakupan kumulatif K1 pada tahun 2012 dengan rentang waktu dari Januai-Mei komplikasi kebidanan   40,15 % dan cakupan k4 yaitu 33%.
Mengingat semakin meningkatnya kasus Eklampsia terutama di Negara-negara berkembang, maka penulis mengangkat tema Pre-Eklampsia berat   dari hasil temuan saat melakukan Praktek Klinik Kebidanan I di PKM Sendang kabupaten Sumber dari 18 keseluruhan di temukan 1 kasus PEB dalam waktu 1 minggu dari tanggal 18-24, maka penulis tertarik mengangkat tema Pre-Eklampsia berat   sebagai bahan membuat laporan kasus pada Ny. S hamil trimester II ini, guna menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi Eklampsia sehingga kematian ibu dan perinatalnya dapat dicegah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan preeklamsi berat?
1.2.2 Apa etiologi preeklamsia berat?
1.2.3 Apa saja gejala dan tanda preeklamsia berat?
1.2.4 Bagaimana cara pencegahan preeklamsia berat?
1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan preeklamsia berat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian preeklamsia berat.
1..3.2 Untuk mengetahui etiologi preeklamsia berat.
1.3.3 Untuk mengetahui gejala dan tanda preeklamsia berat.
1.3.4 Untuk mengetahui cara pencegahan preeklamsia berat.
1.3.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan preeklamsia berat.


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian preeklamsia berat
            Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul akibat kelainan neurologi (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3).
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
              Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan (Ilmu Kebidanan : 2005).
             Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan Patologi Kebidanan : 2009).
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan IV:2010)
             Preeklampsia dibagi dalam 2 golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah ini :
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih.
2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif;
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5. Edema paru dan sianosis.
(Ilmu Kebidanan : 2005)

2.2 Etiologi preeklamsia berat
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori – teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :
- Spasmus arteriola
- Retensi Na dan air
- Koagulasi intravaskuler
Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklampsia (Obstetri Patologi : 1984)
            Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang sebab mana yang akibat (Ilmu Kebidanan : 2005).
2.3 Gejala dan tanda preeklamsia berat
Gejala dan tanda preeklamsi berat : tekanan darah sistolik>160mmHg; peningkatan kadar enzim hati atau /ikterus; trombosit<100.000mm3; oliguria<400 ml/24jam;proteinuria>3gr/liter; nyeri epigastrium; skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat; pendarahan berat; pendarahan retina; odem pulmonum.
Penyulit lain juga bias terjadi,yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati,  gangguan pembekuan darah,sindroma HELLP, bahkan dapat  terjadi kematian janin,ibu, atau preeklamsi  tak segera diatasi dengan segera diatasi.
Di tinjau dari umur selama kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsia berat selama perawatan di bagi menjadi : (1)perawatan aktif yaitu kehamilan segera di akhiri atau di terminasi ditambah pengobatan medicinal; (2)perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap di pertahankan di tambah pengobatan medicinal.
2.4 Patofisiologis Preeklamsia Berat
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
           Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia (Cunniangham,2003).
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet.  Penumpukan trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).
Perubahan pada organ :
1. Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklamsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik / kristaloid intravena, dan aktifasi endotel disertai ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru (Cunningham,2003).
2. Metablisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui penyebabnya . jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak mununjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo,2005).
3. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adaanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina (Rustam,1998).
4. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan (Trijatmo,2005).
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjad partus prematur.
6. Paru2
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena aspirasi pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).
2.4 Pencegahan Preeklamsia Berat
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya preeklampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun timbulnya preeklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasannya yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan. Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat antihipertensif, memang merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik. 
2.5 Penatalaksanaan Preeklamsia Berat
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi : 
a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisinal. 
1. Perawatan aktif 
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG). Indikasi : 
a. Ibu 
• Usia kehamilan 37 minggu atau lebih 
• Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan) 
b. Janin 
• Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) 
• Adanya tanda IUGR (janin terhambat) 
c. Laboratorium 
• Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia) 
2. Pengobatan mediastinal 
Pengobatan mediastinal pasien preeklampsia berat adalah : 
a. Segera masuk rumah sakit. 
b. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam. 
c. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc. 
d. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. 
e. Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4). 
1. Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM. 
2. Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari. 
3. Syarat-syarat pemberian MgSO4 
• Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam 3 menit. 
• Refleks patella positif kuat. 
• Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit. 
• Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam) 4. MgSO4 dihentikan bila : 
• Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan > 15 mEq/liter terjadi kematian jantung.
• Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :
- Hentikan pemberian MgSO4
- Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit
- Berikan oksigen
- Lakukan pernapasan buatan
• MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sedah terjadi perbaikan (normotensi).
f. Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM.
g. Anti hipertensi diberikan bila :
1. Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.
2. Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
3. Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
4. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (syakib bakri,1997)
b. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medisinal.
1. Indikasi : bila kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda inpending eklampsia dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV, cukup intramuskular saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram pada pantat kanan.
3. Pengobatan obstetri :
a. Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.
b. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam.
c. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal gagal dan harus diterminasi.
d. Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dulu MgSO4 20% 2 gr IV.
4. Penderita dipulangkan bila :
a. Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda preeklampsia ringan dan telah dirawat selama 3 hari.
b. Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklamsia ringan : penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai preeklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).




BAB III
TINJAUAN KASUS
                                                                                        
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS
Ny.Y G1P0A0Ah0UMUR KEHAMILAN 28 MINGGU UMUR 23 TAHUN
DI BPS CINTA KASIH, SLEMAN, YOGYAKARTA
No.Register                                                      : 0808
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul   : 25-09-2012/12.00 WIB
Dirawat di ruang                                               : periksa
I.PENGKAJIAN, Tanggal/Pukul :25-09-2012/12.00 WIB        Oleh : bidan M
A. Biodata
1.Nama Klien
:
Ny.Y
Nama Suami
:
Tn. T
2.Umur
:
23 tahun
Umur
:
28 tahun
3.Suku/ Kebangsaan
:
Jawa/indonesia
Suku/ Kebangsaan
:
Jawa/Indonesia
4.Agama
:
Islam
Agama
:
Islam
5.Pendidikan
:
SMA
Pendidikan
:
SMA
6.Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan
:
Wiraswasta
7.Alamat
:
lumbungrejo
Alamat
:
Lumbunggrejo






B. Data Subyektif
1.      Alasan  datang / di rawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas.


3.       Riwayat menstruasi
Menarche                : 13tahun                                 Siklus               : 28 hari
Lama                      : 6 hari                                      Teratur             : ya
Sifat darah              : cair                                        Keluhan            : tidak ada
4.      Riwayat perkawinan
Status perkawinan          : sah                                 Menikah ke      : 1
Lama                              :1 tahun                            usia menikah pertama kali : 22

5.      Riwayat obstetrik  :G1P0A0Ah0
Hamil
ke
Persalinan
nifas
Tanggal
Umur
kehamilan
Jenis
persalinan
Komplikasi
JK
BB
lahir
laktasi
komplikasi
Hamil ini
-
-
-
-
-
-
-
-










6.      Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No

Jenis
Kontrasepsi
Pasang
lepas
tanggal
Oleh
Tempat
keluhan
tanggal
Oleh
tempat
alasan
1.
Belum penah memakai kontrasepsi
-
-
-
-
-
-
-
-
7.      Riwayat kehamilan sekarang
a.       HPM   : 12 maret 2012
b.      ANC pertama umur kehamilan  :   6  minggu
c.       Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi     : 2x
Keluhan       : mual,pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi          : pamol + antasida 1x1
Trimester II
Frekuensi   : 1x
Keluhan         :pusing
Komlikasi      : tidak ada
Terapi           : tablet Fe, kalsium laktat,pamol
Trimester III
Frekuensi    :         -
Keluhan         :        -
Komplikasi  :          -
Terapi           :        -



d.      Imunisasi TT :   1  kali
TT 1 : 25 februari 2012
TT 2 : 26 maret 2012
TT 3 :         -
TT 4 :         -
TT 5 :         -
e.       Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya > 10 kali sehari.
8.      Riwayat kesehatan
a.       Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan menahun)
-         Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-         Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi,
-         Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
b.      Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun)
-         Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-         Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM dan Hipertensi
-         Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru


c.       Riwayat keturunan kembar
-         Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
d.      Riwayat operasi
-         Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
e.       Riwayat alergi obat
-         Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun
9.      Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil                                                                    saat hamil
a.       Nutrisi
Makan
Frekuensi         : 3 x sehari                                            3 x sehari         
Jenis                 : nasi,lauk,sayur                                    nasi,lauk, sayur
Porsi                : 1 piring                                               1 piring
Keluhan            : tidak ada                                            tidak ada
Pantangan         : tidak ada                                            tidak ada
Minum
Frekuensi         : 5 kali sehari                                        7 kali sehari
Jenis                 : air putih,teh                                         air putih,teh, susu
Porsi                : 1 gelas                                                1 gelas
Keluhan            : tidak ada                                            cepat haus
Pantangan         : tidak ada                                            tidak ada
b.      Eliminasi
BAB
Frekuensi         2 xsehari                                               1xsehari
Warna              : kuning                                     kuning
Konsistensi       : lembek                                               lembek
Keluhan            : tidak ada                                            tidak ada

BAK
Frekuensi         : 6xsehari                                              8-9 xsehari
Warna              : kuning                                     kuning,jernih
Konsistensi       : cair                                                     cair
Keluhan            :tidak ada                                             tidak ada
c.       Istirahat
Tidur siang       
Lama                : 1-2 jam                                              lama                 : ½  jam
Keluhan            : tidak ada                                            keluhan : tidak ada                   
Tidur malam
Lama                : 8  jam                                                 7 jam               
Keluhan            : tidak ada                                            tidak ada
d.      Personal hygiene                                                          
Mandi              : 2        x/hari                                        2          x/hari                           
Ganti pakaian   : 3        x/hari                                        3          x/hari
Gosok gigi        : 3        x/hari                                        3          x/hari
Keramas          : 3        x/minggu                                   3          x/minggu

e.       Pola seksualitas
Frekuensi: 3      x/ minggu                                              2          x/ minggu
Keluhan: tidak ada                                                        tidak ada
f.        Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dan tidak melukukan aktifitas lain seperti berolahraga.
10.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol.
11.  Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran,dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga.
-         Ibu mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima dan menginginkan kehamilan ini
-         Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
-         Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
-         Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
-         Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan ibadah
-         Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
-         Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari
12.  Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dari kunjungan sebelumnya, tetapi ibu belum mengetahui tentang persalinan dan nifas.
13.  Lingkungan yang berpengaruh(sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-         Ibu mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi, aman dan nyaman
-         Ibu mengatakan baik dirinya dan tetangga tidak memelihara unggas, seperti ayam, bebek.

C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
            Keadaan umum            : baik
Kesadaran                    : composmentis
Status emosional           : stabil
Tanda vital
Tekanan darah              :160/110 mmHg                       Nadi                 :80 x/menit
Pernafasan                    :20 x/menit                                Suhu                 :37 oC
BB                               :50 kg                                       TB                   :155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
            Kepala             :mesochepal,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyeri tekan,
Wajah              :terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka
Mata                :tidak ada secret,sclera putih,kunjungtiva merah muda
Hidung              :hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut                :bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gigi
Telinga  :simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik
Leher               :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,dan vena     jugularis
Dada                : datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing
Payudara          :simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi,tidak ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran kolostrum.
Abdomen         : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I         : pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II        :pada perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tahanan lemah(ekstremitas)
                        Pada perut ibu bagian kanan teraba panjang, keras, tahanan kuat(punggung)
            Leopold III       : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, melenting(kepala)
Leopold IV       : kedua tangan bertemu/ konvergen
Osborn test       : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU                 : 25      cm                                            TBJ      : (25-12)x 155= 2015 gram
Auskultasi
Djj                    :145     x/menit
Ekstremitas Atas           : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat odema. LILA :26 cm
Ekstremitas Bawah       : simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar               : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul    :tidak dilakukan
(bila perlu)
3. Pemeriksaan Penunjang                     Tanggal:25-09-2012                 pukul:   12.10   WIB
     Test Proteinurin +2
4. Data Penunjang
Tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
A.     Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny.Y G1P0A0Ahhamil 28 minggu umur 23 tahun janin tunggal  hidup intra uteri preskep,puka dengan preeklamsia berat.
Ds:
-         Ibu mengatakan usianya 23 tahun
-         Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah abortus
-         Ibu mengatakan dirinya pusing dan nyeri perut bagian atas


Do:
Keadaan umum            : baik
Kesadaran                    : composmentis
Status emosional           : stabil
Tanda vital
Tekanan darah              :160/110 mmHg                       Nadi                 :80 x/menit
Pernafasan                    :20 x/menit                                Suhu                 :37 oC
BB                               :50 kg                                       TB                   :155 cm
Protein urin +2                                                 

B.     Masalah
Tidak dapat mengatasi sakit kepala dan nyeri perut
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan kepalanya pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas
Do: ibu tampak kesakitan dan cemas
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
       Eklamsia


IV. TINDAKAN SEGERA
A.     Mandiri
Pantau keadaan umum ibu setiap minggu
B.     Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan dokter specialis obstetric ginekologi
C.     Merujuk
Malakukan rujukan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas lengkap
V. PERENCANAAN              Tanggal:25-09-2012                 pukul:   12.15   WIB
1. Beri tahu ibu dan keluarga kondisi kehamilan ibu berdasarkan hasil pemeriksaan
2. Beri kie tentang tentang keluhan yang ibu rasakan
3. Anjurkan ibu untuk diit
4. Beri kie tentang aktivitas dan pola istirahat
5. Lakukan rujukan

VI. PELAKSANAAN             Tanggal:25-09-2012                 pukul:   12.20   WIB
1.      Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu TD: 160/110 mmHg, N: 80 x/menit, R:20 x/menit, S: 37oc, BB: 50 kg,LILA:26 cm, protein urin +2.
2.      Memberi kie pada ibu tentang keluhan  yang dirasakan yaitu ibu merasa pusing ibu dapat mengatasinya dengan bangun secara perlahan dari posisi istirahat, ambil posisi miring kiri saat berbaring. Ibu juga merasa sakit nyeri bagian atas ibu dapat mengatasinya dengan tidak makan makanan yang kecut, pedas.
3.      Menganjurkan ibu untuk melakukan diit, ibu dapat mengkonsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat.
4.      Memberi kie pada ibu tentang pola aktifitas dan istirahat yaitu ibu dapat mengurangi aktifitas yang memberatkan dan ibu dapat memperbanyak istirahat, supaya ketidaknyamanan yang ibu rasakan bisa sedikit teratasi.
5.      Melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap dan di dalam perjalanan di pasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit dan siapkan tongue spatel untuk persiapan apabila ibu kejang, supaya ibu tidak menggigit lidahnya.
VII. EVALUASI                      Tanggal:25-09-2012                 pukul:12.30      WIB
1.       Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya.
2.      Ibu sudah paham dan dapat menjelaskan kembali tentang cara mengatasi keluhan yang dirasakan ibu.
3.      Ibu telah mengerti dan akan melakukan diit rendah karbohidrat.
4.      Ibu sudah mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang pola aktifitas dan istirahat.
5.      Akan dilakukan rujukan ke RSUD Sleman yang mempunyai fasilitas lengkap dan telah dipasang infus RL 20 tetes per menit.









BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
      Preeklamsia berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah >160 mmHg, nyeri perut bagian atas, nyeri kepala bagian frontal, pandangan kabur, terdapat protein urine +2.
4.2 Saran
Apabila terdapat hal-hal tersebut bidan dapat berkolaborasi dengan dokter SPOG atau langsung merujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap. Ibu juga dapat melakukan diit rendah karbohidrat.





DAFTAR PUSTAKA
http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/pre eklamsia berat.html. (tanggal akses : 11 maret 2012)
http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/gejala preeklamsia berat/ (tanggal akses : 11 maret 2012)
Ochtar, Rustam. 1998.Sinopsis ObstetriObstetriFisiologi Dan ObstetriPatologi. Jilid 1. Jakarta: EGC. Hlm: 198-208.
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rukiyah,Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).Jakarta:          
Trans Info Media.
Sumberhttp://hamidahsity.blogspot.com/2013/05/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan.html

PONPES SHIDIQIIN WARA` PURWOJATI

Sholawat_Badar-Puput_Novel-TOPGAN

Blogger templates

href="http://www.yayasangurungajiindonesia.com" ' rel='canonical'/>>

Adsendiri

Pasang Iklan Disini

adsend

Pasang Iklan Disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls