PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan cermin sebuah organisasi, merupakan indikator kemajuan sebuah bangsa, dan gambaran citra seorang individu. Untuk melihat performa atau budaya kerja sebuah bangsa, organisasi, atau individu, lihatlah bagaimana perlakuannya terhadap perpustakaan.
Haruslah kita sadari benar-benar bahwa perpustakaan mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan sepanjang masa. Dalam hal ini dapat kita rasakan bahwa mutu pendidikan disuatu sekolah maupun perguruan tinggi bergantung pada kualitas/ kuantitas dari koleksi perpustakaan tersebut yang mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Perpustakaan?
2. Apa Tujuan Perpustakaan?
3. Apa fungsi perpustakaan?
4. Bagaimana cara mendirikan perpustakaan sekolah?
5. Bagaimana cara mengelola perpustakaan sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan library. Istilah ini berasal dari kata librer atau libri,yang artinya buku.
Dari kata lain tersebut terbentuklah istilah librarius, tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya perpustakaan disebut bibliotheca(Belanda), yang juga berasal dari bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku, kitab. Dengan demikian, batasan istilah perpustakaan menurut basuki yang dikutip oleh Wiji adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tatanan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual[1]. Atau suatu unit kerja yang substansinya merupakan sumber informasi yang setiap waktu dapat digunakan oleh pengguna jasa lainnya. Selain buku didalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti majalah, laporan, pamflet, manuskrip atau naskah, lembaran musik, dan berbagai karya media audiovisual seperti film, slide, kaset, piringan hitam, serta bentuk mikro seperti mikrofilm dan lain sebagainya.
Definisi ini mengisyaratkan bahwa perpustakaan memiliki spesifikasi tersendiri mengenai fungsi dan peranannya. Ini dapat dilihat dari pengertiannya yang memiliki beberapa poin penting yang perlu digarisbawahi, yaitu:
· Perpustakaan sebagai unit kerja
· Perpustakaan sebagai tempat pengumpul, penyimpan, dan pemelihara berbagai koleksi bahan pustaka
· Bahan pustaka itu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu
· Bahan pustaka digunakan oleh pengguna secara kontinu
· Perpustakaan sebagai sumber informasi
Sedangkan Wafford (1969:1) menerjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum.[2]
Lebih luas lagi pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.
Sedangkan perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat penyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan, yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik di sekolah tersebut.[3]
B. Tujuan Perpustakaan
Tujuan diadakannya perpustakaan adalah agar para pembaca atau masyarakat dapat: [4]
1. Dapat mengikuti peristiwa dan perkembangan dunia terakhir. Dengan membaca berita-berita yang dimuat dalam surat-surat kabar atau buku-buku ilmu pengetahuan yang mutakhir orang tidak mau ketinggalan informasi, tetapi dapat terus mengikuti perkembangan situasi dunia dan situasi ilmu pengetahuan. Umpamanya dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, serta berbagai ragam cabang ilmu pengetahuan.
2. Secara tidak langsung mendapatkan pengajaran dan pendidikan. Bagi orang yang tidak lagi duduk di bangku sekolah, atau bangku kuliah, membaca adalah cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan penunjang yang dapat meningkatkan dan memperkembangkan ilmu yang telah dimilikinya dan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru. Maka dengan membaca, seseorang seakan-akan mendapakan pendidikan dan pelajaran lagi, meski secara tidak langsung. Banyak sekali orang besar yang menjadi pandai hanya karena rajin mengunjungi perpustakaan atau memiliki sendiri perpustakaan pribadi.
3. Mendapatkan hiburan sehat dan kreatif. Bacaan-bacaan ringan dan segar akan memberikan hiburan yang tersendiri bagi para pembacanya. Sedangkan dari berbagai hal yang baru, orang diajak untuk menjadi kreatif.
Dari kaitan antara hasil kegiatan membaca buku serta koleksi pustaka lainnya dan perpustakaan sendiri, dapat disimpulkan tujuan perpustakaan. Tujuan perpustakaan adalah bersama-sama dengan lembaga dan sarana yang lain berusaha menciptakan masyarakat yang terdidik dan terpelajar, agar senantiasa tanggap terhadap perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan rasa percaya diri dan senang untuk terus-menerus untuk meningkatkan pendidikannya.
C. Fungsi Perpustakaan
Fungsi perpustakaan sekolah, yaitu:
1. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatkannya di dalam kelas. Perpustakaan memperkaya pelajaran dengan menyediakan bahan-bahan puataka dalam segala bentuknya, yang menunjang pelajaran.
2. Memupuk daya kritis para siswa. Dari sumber pengetahuan yang lebih bernuansa dan beraneka warna, siswa dapat mengetahui bahwa berbagai informasi ilmu pengetahuan dapat diberikan dengan cara yang berbeda-beda. Bahkan bila menemukan sumber informasi yang saling bertentangan tentang hal yang sama, siswa dapat belajar menilai dan menentukan sikap kritis terhadap berbagai pandapat/pandangan yang ditemukannya.
3. Membantu mengembangkan kegemaran dan hobi siswa. Buku-buku tentang kerajinan tangan yang meningkatkan daya kreatif siswa, seperti bagaimana merakit radio, tentang alat-alat listrik sederhana, membuat hiasan dinding, cara memelihara ternak unggas, ikan hias, tanaman dan bunga-bungaan, dan lain-lain, sangat membantu siswa memperkembangkan kegemaran dan hobi.
4. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Koleksi-koleksi karya sastra dan budaya dari masa ke masa banyak tersimpan di perpustakaan sekolah. Para siswa dapat menengok dan mengerti serta menghayati kebudayaan dan kekayaan adat istiadat masa lampau. Dengan demikian perpustakaan ikut melestarikan kesinambungan kebudayaan.
5. Sebagai pusat penerangan. Majalah, surat kabar yang memuat tulisan-tulisan yang berisikan penerangan tentang berbagai hal serta tentang perkembangan zaman menjadi sumber informasi bagi siswa untuk tetap berpijak pada zamannya.
6. Menjadi pusat dokumentasi. Clipping, laporan kerja siswa, album-album dapat disimpan diperpustakaan sekolah. Semuanya merupakan dokumen sekolah yang sangat berharga untuk dikenang dan diketahui oleh para siswa tahun-tahun berikutnya, bahkan bisa menjadi pendorong untuk lebih maju lagi.
7. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita lucu, cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masuk perpustakaan, dan membaca bacaan segar, merupakan rekreasi yang sehat dan tetap mendidik. Mengisi jam pelajaran yang kosong, dengan membaca di perpustakaan sangat bermanfaat bagi siswa. Suasana perpustakaan yang menyenangkan mendukung hal itu.[5]
D. Mendirikan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah mempunyai manfaat dan fungsi yag bermacam-macam, seperti fungsi educatif, informatif, administratif, riset, dan fungsi rekreatif. Seharusnyalah para tenaga kependidikan, khususnya yang secara langsung berhubungan dengan tugas-tugas pengembangan kurikulum di sekolah berusah untuk menyelenggarakan perpustakaan sekolah. Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan yang secara langsung bertugas dalam bidang pengembangan kurikulum antara lain adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, wali kelas.
Melihat kondisi sekolah- sekolah yang masih belum menyelenggarakan perpustakaan sekolah dikarenakan biaya yang kurang memadai. Sebenarnya biaya atau anggaran itu merupakan salah satu faktor saja yang memang berpengaruh terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Namun faktor lain yang justru sangat menentukan adalah faktor tekad yang ulat dalam arti kegigihan untuk berusaha membangun perpustakaan sekolah.
Ada beberapa langkah untuk mendirikan perpustakaan sekolah:[6]
1. Pembentukan panitia perpustakaan sekolah
Gagasan untuk merintis pembangunan perpustakaan sekolah harus muncul dari pihat sekolah, yaitu kepala sekolah dan guru-guru. Susunan pembentukan panitia perpustakaan sekolah harus mencakup:
Ketua : Kepala sekolah
Wakil ketua : salah seorang penjabat pemerintah atau pemuka masyarakat setempat
Sekretaris : Kepala perpustakaan/guru pustakawan
Bendaharawan : Ketua BP3 (wakil orang tua murid)
Anggota : -Bebeorang guru
-Bebeorang pemuka masyarakat
-Bebeorang wakil orang tua murid
Perlu kiranya dikemukakan dalam memilih panitia perpustakaan sekolah harus mempertimbangkan keahlian dan kecakapan yang sekiranya mendukung terhadap pelaksanaan tugasnnya. Selain itu minat dan niatnya untuk mengabdi, apabila mereka berminat, mau mengabdi, serta ditambah dengan keahlian dan kecakapannya dibidang penyelenggaraan perpustakaan sekolah mereka akan mengerjakan tugas-tugas yang baik.
2. Mengusahakan sarana dan prasarana sekolah
Sarana disini berarti perlengkapan dan peralatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Perlengkapan dan peralatan tersebut harus memenuhi syarat baik kualitasnya (mutu) maupun kuantitasnnya (mengacu pada perbandingan antara jumlah perlengkapan dan peralatan dengan jumlah pemakai).
Peralatan yang perlu diusahakan ada dua macam. Pertama, peralatan-peralatan habis pakai seperti spidol, benang, isi staples, perekat. Kedua, peralatan yang tidak habis pakai seperti gunting, silet, pisau, sapu, serbet, dan lain-lain yang biasanya dimasukkan sebagai barang-barang inventaris perpustakaan sekolah.
3. Mengusahakan dan mengatur bahan-bahan pustaka
Ada beberapa cara yang bisa diusahakan, pertama-tama buku-buku yang telah dimiliki oleh sekolah dikumpulkan jadi satu, buku ini bisa berupa paket atau buku bacaan yang dimasukkan kedalam perpustakaan sekolah. Kedua, panitia perpustakaan sekolah mengusahakan dengan cara lain seperti membeli, meminta sumbangan pada pemuka masyarakat, penerbit, toko buku, atau bisa dengan meminjam dari perpustakaan sekolah lainnya, menfotocopy.
Bahan pustaka yang tersedia harus dikelola dengan baik sehingga meskipun sedikit tapi bisa dimanfaatkan. Langkah-langkahnya :
a. Buku-buku yang telah tersedia distempel sekolah dan stempel inventaris perpustakaan sekolah
b. Mendaftar buku-buku yang telah tersedia pada buku inventaris
c. Mengklasifikasi buku-buku menurut klasifikasi tertentu
d. Mengkatalog buku-buku yang tersedia
e. Melengkapi buku-buku dengan kantong buku, slip tanggal dan call member
f. Menyusun buku-buku dilemari atau rak buku
4. Menunjuk tenaga pengelola perpustakaan sekolah
Untuk menyelenggarakan perpustakaan sekolah perlu tenaga khusus seperti halnya SMP dan SMA karena buku-buku yang dikelola dan jumlah pengunjungnya sangat banyak. Tenaga-tenaga tersebut terdiri dari:
a. Kepala perpustakaan atau guru pustakawan, sebaiknya dipegang oleh seorang guru sehingga penyelenggaraan perpustakaan sekolah benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar disekolah. Tentunya harus mempunyai keahlian dan keterampilan dibidang perpustakaan sekolah.
b. Petugas perpustakaan sekolah antara lain, petugas pelayanan teknis, petugas pelayanan pembaca, dan petugas tata usaha.
5. Pembuatan tata tertib perpustakaan sekolah
Pembuatan tata tertib hendaknya melibatkan semua anggota panitia dan tenaga pengelola operasionalnya, hal-hal yang perlu dicantumkan dalam tata tertib adalah:
a. Sifat dan status perpustakaan sekolah
b. Keanggotaan perpustakaan sekolah
c. Bahan pustaka yang tersedia
d. Sanksi-sanksi atau hukuman
e. Iuran bagi semua anggota
f. Waktu pelayanan atau jam buku
g. Sitem penyelenggaraan
h. Lamanya peminjaman serta jumlahnya
E. Pengelolaan Perpustakaan
Pengelolaan perpustakaan yang dilaksanakan meliputi semua kegiatan, dari penerimaan buku baru sampai buku itu siap disusun dalam rak untuk dipergunakan/dipinjam. Keadaan siap pakai ini terjadi setelah mengalami proses pengolahan buku, yaitu klasifikasi, penentuan nomor pustaka, pemberian alat-alat pembantu seperti label, kartu buku, kantong kartu buku, lembar wajib kembali. Kemudian disusun dalam rak buku menurut urutan nomor pustaka dan dibuatkan kartu-kartu katalog. Kartu-kartu katalog itu disusun dalam kotak katalog sesuai dengan susunan buku-buku di dalam rak-rak buku.[7]
1. Pengadaan bahan-bahan pustaka
Pengadaan bahan-bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah dan menmbah bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki tetapi jumlahnya masih kurang. Dalam pengadaan bahan-bahan pustaka, guru pustakawan hendaknya meminta saran-saran baik pada kepala sekolah, guru-guru, maupun kepada murid-murid, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu hendaknya juga mempertimbangkan kurikulum sekolah, kemampuan membaca murid-murid, kemampuan bahasa murid-murid, bakat dan minat. keputusan terakhir pengadaan bahan pustaka teletak pada guru pustakawan karena harus mengetahui jenis bahan pustaka yan harus dimiliki, perencanaan bahan-bahan pustaka dan cara penadaan bahan-bahan pustaka.
2. Klasifikasi
Klasifikasi berararti mengolongkan dan menempatkan benda-benda yan sama disuatu tempat. Kegiatan mengkalisifikasi itu untuk memudahkan pelayanan kepada pengunjung dalam pengambilan dan pengembaliannya. Menurut richardson klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan dan menempatkan barang-barang. Kegiatan mental yang muncul pertama adalah memilih barang
Dasar yang dipergunakan adalah kesamaan dan ketidaksamaan. Berdasarkan pemilihan tersebut, barang-barang yang memiliki kesamaan dikelompokkan untuk ditempatkan disuatu tempat. Klasifikasi buku adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkan secara bersama-sama disuatu tempat, klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah bertujuan:
a. Untuk mempermudah peserta didik dalam mencari buku yang sedang diperlukan
b. Mempermudah guru pustakawan didalam mencari buku-buku yang dipesan peserta didik
c. Untuk mempermudah guru pustakawan dalam mengembalikan buku-buku pada tempatnya
d. Untuk mempermudah guru pustakawan mengetahui primbangan bahan pustaka
e. Akhirnya buku-buku perpustakaan sekolah diklasifikasikan dengan sebaik-baiknya untuk mempermudah dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi
Prinsip-prinsip pengklasifikasian
a. Pertama-tama berdasarkan subjeknya, kemudian berdasarkan bentuk penyajiannya atau bentuk karyanya
b. Khususnya buku-buku karya umum dan kesusastraan hendaknya lebih diutamakan pada bentuknya
c. Memperhatikan pengarangnya
d. Bersifat spesifik
e. Pengklasifikasian buku berdasarkan subjek yang dominan
Sistem Klasifikasi
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh guru pustakawan adalah jenis sistem klasifikasi dan kemampuan menentukan sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi bisa berdasarkan ciri-ciri buku sehingga bisa dikelompokkan menjadi satu. Ada beberapa sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah antara lain:
1. Sistem abjad nama pengarang
Buku-buku perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar abjad nama pengarangnya. Buku-buku yang huruf pertama dari pengarangnya sama dikelompokkan menjadi satu.
2. sistem abjad judul buku
Buku-buku perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar abjad judul bukunya. Buku-buku yang huruf pertama dari judul sama dikelompokkan menjadi satu.
3. Sistem kegunaan, dikelompokkan atas dasar kegunaannya.
4. Sistem penerbit, dikelompokkan berdasarkan penerbit buku
5. Sistem bentuk fisik, dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik
6. Sistem bahasa, dikelompokkan berdasarkan bahasa yang digunakan
7. Sistem subyek, dikelompokkan berdasarkan subyek atau isi yang tekandung di dalam buku yang bersangkutan.
Demikian beberapa sistem klasifikasi, guru pustaka harus memilih salah satu sistem klasifikasi untuk digunakan secara konsisten di dalam mengklasifikasikan buku-buku perpustakaan sekolahnya. Sebelum memilih salah satu sistem tersebut harus sudah mempertimbangkan kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurang setiap sistem tersebut. Kemudian pilihlah yang banyak mengandung kelebihan.
Sistem subyek paling banyak digunakan karena kelebihannya yakni buku-buku yang subyek isinya sama atau hampir sama letaknya berdekatan, sehingga guru pustakawan dapat dengan mudah mengetahui subyek-subyek mana dalam koleksi perpustakaan sekolah yang masih kurang, cukup atau berlebihan Hal ini dapat dijadikan pertimbangan di dalam mebuat perencanaan pengadaan buku-buku perpustakaan sekolah.
Cara Mengklasifikasi Buku
a. Menentukan sistem klasifikasi
b. Menyiapkan bagan klasifikasi
c. Menyiapakan buku, buku sudah selesai diinventarisasikan dalam buku inventaris dan telah distempel dengan stempel sekolah sebagai tanda pengenal dan stempel inventaris.
d. Menentukan subyek buku, dengan cara menganalisis bagian-bagian buku misal judul dan sub judul, Daftar isi, kata pengantar, Isi sebagian dan keseluruhan.
e. Menentukan nomor klasifikasi dengan berpedoman pada bagan klasifikasi.
f. Selanjutnya setelah nomor klasifikasi ditemukan maka nomor tersebut dituliskan pada label buku atau “call number”.
3. Katalogisasi
Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap (komperhensif) dari suatu buku-buku koleksi, dokumen-dokumen. Atau bahan-bahan pustaka lainnya. Jadi yang perlu dikatalog bukan hanya buku tetapi seluruh bahan pustaka.
Ada lima kelompok keterangan yang harus tertera pada katalog, yakni:
a. Tajuk entri yang berupa nama keluarga pengarang atau nama utama pengarang.
b. Judul buku, baik judul utama buku maupun sub judul
c. Keterangan tentang kota terbit, nama penerbit dan tahun terbit.
d. Keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi, indeks, tabel, bibliografi, dan ependik.
e. Keterangan singkat mengenai seri penerbitan, judul asli, dan pengarang aslinya.
Fungsi katalog ada dua yakni:
a. Sebagai “an instrument of communication” (alat komunikasi) yang menginformasikan buku-buku perpustakaan sekolah. Oleh karena katalog itu merupakan alat komunikasi sudah barang tentu katalog itu berisi bahan-bahan informasi yang akan dikomunikasikan dalam hal ini berupa ciri-ciri buku seperti judul buku, pengarang, edisi dan sebagainya.
b. Katalog itu berfungsi sebagai wakil buku. Fungsiini merupakan konsekuensi dari poin pertama, oleh karena itu katalog memberikan keterangan yang lengkap tentang ciri-ciri buku, dengan membaca katalog dapat secara langsung memperoleh gambaran mengenai bukunya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan yang sangat menunjang dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Mbulu yang dikutip Darmono, bahwa perpustakaan merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah yang dapat menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran, perpustakaan merupakan salah satu komponen system pengajaran, serta perpustakaan sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berfikir, dan berkomunikasi.
Jika dikaitkan dengan sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Mengacu dari pembagian sumber belajar, baik yang secara disengaja dirancang untuk proses pembelajaran ataupun yang tidak sengaja dirancang untuk proses pembelajaran maka perpustakaan dapat digolongkan ke dalam kategori yang pertama. Yakni perpustakaan sengaja dirancang untuk membantu memudahkan proses pembelajaran. Selain itu, perpustakaan sekolah juga bertujuan menyerap, menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu mengembangkan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan, sebuah pendekatan praktis, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2007.
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Grasindo. 2001.
Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita. MembinaPerpustakaan sekolah. Yogyakarta: Kanisius 1986
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 2005.
[1] Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan, Sebuah Pendekatan Praktis, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2007. Hal. 11
[2] Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2001), hal. 2
[3] Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hal. 54
[4] Ibid., hal. 19-20
[5] Ibid., hal 61-62
[6] Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) hal. 16-24
[7]Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, Membina Perpustakaan Sekolah, hal. 118