Pengelolaan Perpustakaan
PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Studi tentang Urgensi Pengelolaan Perpustakaan dalam Pelaksanaan Pendidikan
di Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum Sumberjati Bungbaruh Kadur Pamekasan
Oleh : Syaiful Rahman, SE *
Latar Belakang
Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di semua jenjangnya, mulai dari yang paling rendah (Taman Kanak-kanak) sampai yang paling tinggi (Perguruan Tinggi), tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan sarana perpustakaan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran tidak bisa dilepaskan dengan buku sebagai sumber informasi, demikian pula sumber informasi yang lain seperti peta, globe, dan sebagainya, yang biasanya tersedia di perpustakaan.
Pada zaman dahulu perpustakaan lahir sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat sebelum lahirnya lembaga pendidkan formal. Peran perpustakaan yang sangat dominan tersebut, tidak saja dirasakan hanya pada awal pertumbuhan Islam dan ilmu pengetahuan, akan tetapi jauh sebelum Islam lahir perpustakaan telah menghiasi dunia pendidikan pada zaman klasik.
Pada masa kejayaan Islam, perpustakaan benar-benar tampil sebagai pusat kajian ilmu dengan segala disiplin ilmu di dalamnya. Pada masa kekhalifahan Abbasyiyah perpustakaan tersebar di beberapa kawasan timur tengah seperti Sharaz, Mosul, Basrah, Kairo, Kordova, Fez, Tunis, dan Maroko. Demikian pula pada era setelahnya, yakni pada masa kemaharajaan Seljuk, perdana menteri Nidzamul Muluk mendirikan perpustakaan untuk madrasah Nidzamiyah yang memuat tidak kurang dari 6000 judul buku dalam semua disiplin ilmu, baik agama maupun umum (profan).
Ahmad Syalabi mengatakan, bahwa tersebarnya Islam dengan cepat keseluruh penjuru dunia, tidak lepas dari peran ilmu pengetahuan yang pada saat itu berpusat di perpustakaan. Para Khalifah dan Sultan akan membangun perpustakaan sebagai preoritas ketimbang bangunan lainnya. Dengan demikian muncullah perpustakaan-perpustakaan yang diakui dunia sebagai perpustakaan terbesar yang pernah ada saat itu, seperti perpustakaan Bait al-Hikmah, Bait al-Ilm, Dar al-Hikmah, Dar al-Ilm dan sebagainya.
Keberadaan perpustakaan terus dibutuhkan hingga dewasa ini. Beberapa pusat pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika dan Australia, demikian pula dunia Arab, terus mengembangkan perpustakaannya seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Demikian pula halnya dengan Indonesia yang mencoba mengejar ketinggalannya dari negara-negara lain.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kesadaran terhadap inportensi perpustakaan dalam sistem pendidikan juga telah dimiliki para pengelola pendidikan. Namun demikian pengadaan, pengelolaan, dan perawatan serta kesinambungan bahan pustaka sering menjadi masalah yang serius dalam kebanyakan lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan dasar dan menengah, dan terutama lagi lembaga pendidikan yang berlokasi di daerah pedalaman dan jauh dari jaringan informasi dan komunikasi.
Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum yang berlokasi di Dusun Sumberjati Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan, juga menyadari pentingnya perpustakaan dalam penyelenggaraan pendidikannya. Oleh karena itu para pengelola lembaga pendidikan tersebut berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut, meskipun pada kenyataannya apa yang telah didapat belum memenuhi harapan. Faktor utama dari kegagalan pencapaian harapan tersebut adalah lemahnya sistem pengelolaan perpustakaan itu sendiri, rendahnya minat baca pengunjung, terbatasnya koleksi bahan pustaka, serta faktor lain yang menyertai perjalanan perpustakaan MA Miftahul Ulum.
Berangkat dari landasan pemikiran tersebut tulisan ini akan mencoba menganalisis keberadaan perpustakaan di MA Miftahul Ulum, yang meliputi problematika dan alternatif solusi seputar tata cara pengadaan, pengelolaan dan kesinambungan perpustakaan.
Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Keberadaan perpustakaan sebagai sarana pendidikan dan sumber belajar di MA Miftahul Ulum belum berjalan sesuai yang diharapkan para pengelola lembaga pendidikan tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah lemahnya kesadaran tentang pentingnya perpustakaan dan lemahnya sistem pengelolaan perpustakaan itu sendiri, rendahnya minat baca pengunjung, terbatasnya koleksi bahan pustaka.
Untuk menfokuskan penulisan ini, sebaiknya penulis berangkat dari rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana sebenarnya pengertian perpustakaan itu sendiri?
2. Apa manfaat dan kegunaan perpustakaan dalam sistem pendidikan
3. Bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengelolaan perpustakaan?
Berangkat dari rumusan masalah tersebut, penulis akan menjelaskan teknik pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar dalam satuan pendidikan.
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan (library) adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap penggunanya.
Pengertian perpustakaan tersebut, sekaligus memberikan ciri-ciri terhadap perpustakaan itu sendiri. Selama ini apabila disebut kata perpustakaan, pikiran akan terlintas pada sejumlah tumpukan buku-buku belaka. Mengacu pada pengertian di atas, maka tidak semua tumpukan buku dapat dinamakan perpustakaan, meskipun buku adalah merupakan komponen utama dalam sebuah perpustakaan. Suatu satuan unit kerja dapat dikatakan perpustakaan, apabila telah memilki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Merupakan suatu unit kerja dari sebuah institusi. Sebagai contoh, perpustakaan MA. Miftahul Ulum merupakan unit kerja Mifathul Ulum
2. Mengelola sejumlah bahan pustaka. Di perpustakaan harus tersedia bahan pustaka yang berupa buku dan non buku seperti majalah, surat kabar, brosur, mikro film, peta, globe, dan gambar-gambar
3. Digunakan oleh pemakai. Perpustakaan diadakan dengan tujuan diantaranya untuk merangsang minat pengunjung untuk mempergunakan perpustakaan tersebut sebagai sumber belajar, tempat penelitian dan sebagainya
4. Sebagai sumber informasi. Di samping fungsi utama adalah sebagai sumber belajar, maka perpustakaan juga di gunakan sebagai sumber informasi lainnya.
Jenis-Jenis Perpustakaan
Ditinjau dari skala kegiatan dan jangkauan penggunanya, serta jenis koleksi yang ada didalamnya, perpustakaan dibedakan jenisnya sebagi berikut ;
1. Perpustakaan Nasional.
Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang dikelola pemerintah pada tingkat nasional dan berfungsi sebagai perpustakaan nasional
2. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik sebagian atau seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum
3. Perpustakaan Sekolah, Anak dan Remaja
Perpustakaan dalam jenis ini adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan. Dalam pengertian ini, sekolah mencakup semua tingkatan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya
5. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat referal dan penelitian serta sarana memperlancar pelaksanaan tugas suatu instansi atau lembaga tertentu, seperti perpustakan yang berada di bawah naungan perusahaan, departemen dan lembaga negara, lembaga penelitian, pusat informasi dan dokumen, lembaga-lembga swasta, dan sebagainya
Manfaat Perpustakaan
Sebagai salah satu sumber belajar, perpustakaan memiliki manfaat yang tidak kecil dalam mencapai tujuan belajar secara umum. Manfaat perpustakaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut ;
1. Perpustakaan dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap kegiatan membaca dan memperdalam pengetahuan, baik yang telah dipelajarinya di dalam kelas, ataupun yang belum pernah dipelajari sebelumnya
2. Perpustakaan dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri oleh peserta didik tanpa bimbingan guru secara langsung
3. Perpustakaan dapat mempercepat penguasaan teknik membaca
4. Perpustakaan dapat melatih peserta belajar pada arah tanggung jawab ilmiah
5. Perpustakaan dapat melatih perkembangan kemampuan bahasa peserta didik
6. Perpustakaan dapat membantu peserta didik dalam kelancaran tugas-tugas belajarnya
7. Perpustakaan dapat membantu guru dalam menemukan sumber-sumber pengajaran
8. Perpustakaan dapat membantu seluruh elemen pendidikan (civitas akademika) dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Fungsi Perpustakaaan
Di samping manfaat yang telah disebutkan di atas, perpustakaan memiliki fungsi sebagai berikut;
1. Fungsi edukatif. Perpustakaan akan menyediakan buku-buku dan sarana belajar yang disesuaikan dengan tingkat kurikulum unit lembaga yang menaungi perpustakaan tersebut. Dengan demikian perpustakaan secara tidak langsung akan menjadi sarana pendukung suksesnya tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh unit lembaga pendidikan tersebut
2. Fungsi informatif. Perpustakaan yang maju, tidak hanya menyediakan buku-buku sebagai koleksinya, akan tetapi lebih dari itu perpustakaan akan menyiapkan sumber informasi yang lain, seperti; majalah, surat kabar, pamflet, guntingan artikel, peta, over head projector (OHP), slide projector, filmstrip projector, televisi, prabola, video tape projectoe, jaringan internet dan sebagainya, yang semuanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan
3. Fungsi tanggung jawab administratif. Proses pelayanan perpustakaan dikelola dengan pola administratif yang baik, dengan mementingkan disiplin yang tinggi, yang mengikat pada pustakawan, pengguna, pengelola dan penyelenggara unit pendidikan itu sendiri. Pola interaksi yang diterapkan adalah dengan menggunakan tata adminstrasi yang baik, seperti proses peminjaman, pengembalian dan sebagainya
4. Fungsi riset. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sumber pengajaran, perpustakaan dapat juga digunakan sebagai tempat penelitian ilmiah
5. Fungsi rekreatif. Fungsi rekreatif yang dimaksudkan di sini, bukanlah rekreasi secara fisik, akan tetapi lebih mengarah pada psikologis. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang merasa jenuh atau stres kemudian ia mengunjungi perpustakan dan membaca tentang tempat-tempat yang indah, bertemu dengan referensi yang selama ini dibutuhkan, atau bertemu dengan seseorang yang selama ini dicarinya, maka ia akan menemukan kembalai semangatnya.
Dasar-Dasar Pengelolaan Perpustakaan
Setelah menyadari pentingnya peran perpustakaan, baik sebagai sarana pelengkap pendidikan, maupun sebagai sumber belajar, maka di rasa perlu untuk mengetahui dasar-dasar pengelolaan perpustakaan. Pada prinsipnya pengelolaan perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan bahan-bahan pustaka
Bahan-bahan pustaka adalah buku-buku, surat kabar, majalah, peta, globe, radio, tape recorder, kaset, disk, film slide projector, film strip projector dan sebagainya pengadaan bahan-bahan pustaka bisa diperoleh dengan cara pembelian , hadiah dari perseorangan atau badan usaha atau instansi terkait, pinjaman dari perseorangan atau lembaga terkait, tukar menukar dengan perpustakaan lain, dan cara lain yang dibenarkan dalam etika ilmu pengetahuan. Semakin banyak koleksi bahan pustaka, akan semakin tinggi kualitas perpustakaan itu sendiri. Bahan pustaka yang telah menjadi milik sebuah perpustakaan harus diinventarisir kemudian distempel dengan stempel perpustakaan tersebut, kemudian diberi kode atau nomor inventaris. Seluruh aset pustaka memerlukan perawatan yang teratur, bersistem, dan bersinambungan.
2. Kalasifikasi
Klasifikasi dalam hal ini adalah proses memiliih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkan secara bersama-sama di suatu tempat. klasifikasi sangat penting untuk mempermudah pengguna, pustakawan, dan guru dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. Pengklasifikasian bisa berdasarkan: abjad nama pengarang, subjek, abjad judul buku, kegunaan buku, nama penerbit, bentuk fisik, subjek isi buku, dan bahasa. Pengklasifikasian yang paling sering digunakan dalam perpustakaan lembaga pendidikan adalah dengan sestem subyek.
3. Katalogisasi
Katalogisasi adalah suatu proses mengkatalog bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap (komprehensif) dari masing-masing koleksi perpustakaan. Keterangan yang tertera dalam katalog adalah judul buku, nama pengarang, edisi atau jilid (kalau ada), kota penerbitan, nama penerbit, tahun terbit, jumlah eksemplar, dan sebagainya. Daftar katalog tersimpan dalam almari khusu katalog , atau kalau memungkinkan dengan menggunakan sistem katalog komputer dengan memakian sistem perangkat lunak DBMS (Data Base Management System) dan sebagainya. .
4. Pengaturan dan Pemeliharaan Bahan Pustaka
Pengaturan berarti penyusunan dan penyimpanan bahan pustaka, sehingga memudahkan pengambilan dan pengembaliannya. Untuk mempermudah pengaturan, maka setiap bahan pustaka harus dilengkapi dengan label atau nomor seri, kartu katalog beserta kantongnya, dan slip tanggal.
Pemeliharan berarti menjaga keberadaan koleksi bahan pustaka agar tetap utuh, tidak rusak, tidak kotor, tidak hilang, tersusun rapi di tempatnya masing-masing, serta diusahakan untuk selalu bertambah. Perbaikan juga berarti memperbaiki koleksi bahan pustaka yang rusak, mengganti yang hilang serta meperbanyak jumlah eksemplarnya. .
5. Pelayanan pengguna perpustakaan
Pelayanan merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengunjung perpustakaan dalam menggunakan bahan-bahan pustaka. pelayanan pengguna perpustakaan meliputi :
a. pelayanan sirkulasi yaitu kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan, serta pembuatan statestik pengunjung . Daftar koleksi yang di pinjam dan dikembalikan dicatat oleh pustakawan bagian sirkulasi dalam buku tertentu atau dalam sistem komputerisasi .
b. Pelayanan referensi. Pelayanan referensi mengacu pada pelayanan informasi dan pemberian bimbingan belajar. Pelayanan informasi meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan yang tidak terjangkau dalam tata kerja pegawai sirkulasi. sedangkan pelayanan pemberian bimbingan belajar adalah kegiatan membimbing pengguna perpustakan dalam memahami referensi yang digunakan. Layanan bimbingan belajar biasanya dibutuhkan dalam perpustakaan untuk lembaga pendidikan dasar dan menengah.
Kegiatan pokok pelayanan referensi adalah;
(1) Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan itu sendiri, maupun mengenai Unit pelayanan referensi
(2) Memberikan informasi yang bersifat khusus yang memerlukan koleksi referensi atau tentang jaringan kerjasama perpustakaan tersebut dengan perpustakaan lain
(3) Memberikan bantuan ditemukannya informasi yang dibutuhkan pengunjung
(4) Memberikan bantuan pengarahan pada pengunjung yang membutuhkan
(5) Memberikan bimbingan belajar kalau dibutuhkan
Pelayanan perpustkaan bisa bersifat terbuka, yakni pengunjung bebas masuk pada ruang koleksi dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan (tata pajan), atau dengan sistem tetutup, artinya pengunjung tidak diperkenankan masuk dan hanya menyebutkan buku yang diinginkan, sedangkan yang mengambil adalah petugas perpustakaan.
c. Tata tertib perpustakaan. Untuk kelancaran pelayanan sirkulasi dan referensi, perpustakaan hendaknya menerbitkan tata tertib yang dapat dijadikan pedoman oleh setiap penggunanya. Tata tertib yang baik biasanya meliputi; sifat dan status perpustakaan, keanggotaan perpustakaan, bahan-bahan pustaka yang ada, sanksi bagi pelanggar tata tertib, iuran anggota (kalau ada), sistem penyelenggaraan, dan jadwa (waktu) pelayanan.
6. Penyediaan perlengkapan perpustakaan
Dalam penyelenggaraannya, perpustakaan memerlukan ruang khusu beserta segala perlengkapan yang dibutuhkan. Perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan tersebut antara lain adalah ;
a. Ruang Perpustakaan. Ruang perpustakaan boleh di-design seperti ruang kelas atau bentuk lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah luas ruang perpustakaan harus disesuaikan dengan jumlah pelanggan perpustakaan itu sendiri. Ukuran ruang perpustakaan untuk SD adalah 1 m2 : 7 murid, SLTP 1 m2 : 4 siswa, SLTA dan umum 1 m2 : 3. Ukuran-ukuran tersebut adalah ukuran maksimal. Penyediaan ruang perpustakaan sebaiknya harus memperhatikan beberapa hal :
(1) Gedung perpustakaan berdekatan dengan ruang-ruang belajar, atau kalu mungkin di pusat kampus atau lembaga yang menaunginya
(2) Berdekatan dengan lokasi parkir, jauh dari kebisingan, mudah dicapai oleh kendaraan pengangkut buku, aman dari kebakaran dan banjir serta pencurian, dan mudah diperluas sewaktu-waktu.
(3) Terletak pada arus lalu lintas manusia agar faktor aksibilitas dapat dicapai setinggi-tingginya, teapi hindarkanlah menjadi lalu lintas manusia
b. Peralatan perpustakaan. Peralatan tersebut meliputi peralatan habis pakai seperti potlot, potlot warna, buku catatan, blangko surat, kartu anggota, catatan sirkulasi buku, dan sebagainya, demikian juga perlatan yang sifatnya tahan lama seperti mesin ketik, komputer, jam dinding, dan sebaginya.
c. Perlengkapan perpustakaan. Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain adalah rak buku, rak surat kabar, rak majalah, gambar-gambar besar, meja kursi, lemari katalog, kereta buku, papan displayn (tempat memamerkan buku-buku baru), dan lain-lain.
7. Pengangkatan petugas perpustakaan.
Untuk kelancaran penyelenggaraan perpustakaan, maka perlu ditunjuk petugas perpustakaan yang terdiri dari;
a. Kepala perpustakaan, yang bertugas mengorganisir kegiatan perpustakaan
b. Staf perpustakaan, yang bertugas melaksanakan program kerja yang telah disusun oleh kepala perpustakaan. Staf perpustaklaan setidaknya terdiri dari petugas pelayanan teknis atau processing, petugas pelayanan pembaca, petugas tata usaha, dan satuan pengamanan (Sat-Pam). seluruh petugas perpustakaan harus memenuhi kreteria; memiliki pengetahuan bidang perpustakaan, memiliki pengetahuan bidang pendidikan, memiliki minat terhadap pengembangan perpustakaan, suka bekerja keras, tekun, dan teliti, serta terampil dalam mengelola perpustakaan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka lembaga penyelenggara perpustakaan senatiasa mengadakan pembinaan kemampuan dan pembinaan moral kerja petugas perpustakaan.
Analisis Pelaksanaan Kegiatan Perpustakaan di MA. Miftahul Ulum Sumberjati
Sejak tahun pelajaran 2001-2002, MA Miftahul Ulum telah berhasil memberikan layanan perpustakaan pada segenap stakeholders-nya. Hal ini merupakan langkah maju, mengingat di usianya yang sangat dini, MA Miftahul Ulum telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru dalam bidang pengembangan sumber belajar yaitu perpustakaan.
Pengadaan bahan pustaka, pada awal pendirianya dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM). Namun sejak tahun pelajaran 2003-2004 pengelolaan perpustakaan diserahkan kepada bagian khusus yang diangkat oleh kepala madrasah melalui persetujuan ketua yayasan. Berdasarkan aturan yang baru tersebut pengelolaan perpustakaan bersifat independen. Meskipun demikian kepala perpustakaan diwajibkan memberikan laporan tahunan kepada kepala madrasah dengan tembusan disampaikan kepada ketua yayasan.
Sikap independen tersebut sengaja diberikan untuk memberikan ruang gerak yang lebar pada pengelola perpustakaan dalam melaknakan kegiatanya, meskipun tentu saja dalam perencanaan kerjanya para pengelola perpustakaan harus melakukan kordinasi dengan kepala madrasah dan fihak yayasan, serta diwajibkan memberikan laporan tertulis kepada kepala madrasah sedikitnya setiap tahun pelajaran untuk dievaluasi efektifitas dan efisiensi kerjanya.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, perpustakaan dipmnpin oleh kepala perpustakaan dan dibantu oleh beberapa staf dengan rincian tugas-tugas pokok sebagai berikut:
1. Membuat analisis kebutuhan bahan pustaka yang relevan
2. Menginventarisir bahan-bahan pustaka yang dimiliki
3. Membuat katalog bahan pustaka
4. Merancang tata cara pemanfaatan bahan pustaka
5. Melayani guru, siswa dalam peminjaman bahan pustaka
6. Mengelola keuangan perpustakaan
7. Melayani pengunjung setiap berkunjung ke perpustakaan
8. Merawat dan menjaga keamanan bahan pustaka dalam perpustakaan yang menjadi koleksi perpustakaan
9. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain
10. Membuat laporan
Pada dasarnya pengelolaan perpustakaan MA. Miftahul Ulum sudah berjalan dengan baik, namun demikian ada beberapa hal yang masih perlu pengembangan di waktu yang akan datang. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam rangka pengembangan tersebut anatara lain adalah:
1. Pengadaan sumber daya manusia (pengelola perpustakaan) yang memiliki kualifikasi keilmuan yang relevan dengan bidang kepustakaan. Hal ini bis ditempuh dengan beberapa cara antara lain:
a. Merekrut karyawan baru yang memiliki kualifikasi tersebut di atas
b. Mengembangkan skill karyawan yang ada dengan tugas belajar, magang dan pencangkokan
c. Mengadakan pelatihan kepustakaan pada karyawan dengan tutor yang ahli di bidang perpustakaan
d. Melakukan studi banding ke perpustakaan lain yang sudah maju
2. Pengadaan bahan pustaka yang lebih variatif. Hal ini bisa ditempuh dengan cara:
a. Membuat anggaran tetap penambhan bahan pustaka
b. Bekerja sama dengan beberpa instansi untuk mendapatkan tambahan koleksi bahan pustaka
c. Membuat jaringan kerja dengan beberpa penerbit untuk mendapatkan informasi buku-buku terbaru
3. Peningkatan kesejahteraan karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja
Penutup
Perpustakaan yang dikonotasikan sebagai sarana pendidikan yang erat kaitannya dengan buku-buku dan sumber pembelajaran, terasa amat penting keberadaannya. Oleh karena itu sebuah institusi pendidikan akan merasa sangat sulit dalam memacu semangat belajaar peserta didiknya, tanpa dukungan dari keberadaan perpustakaan yang memadai.
Bagi sebagian (mungkin kebanyakan) lembaga pendidikan, pengadaan sarana perpustakaan, bukanlah merupakan hal yang mudah. Hal itu dikarenakan pengadaan perpustakaan memerlukan dana yang tidak sedikit serta sumber daya manusia yang handal sebagai pengelolanya. Oleh karena iti, menjadi tugas kita semua untuk memikirkan keberlangsungan kegiatan kependidikan yang disertai dengan pemenuhan sarananya, termasuk didalamnya adalah perpustakaan.
Madrasah Aliyah Miftahul Ulum adalah termasuk lembaga pendidikan menengah yang menyadari pentingnya perpustakaan dalam sistem pendidikannya. Oleh karena itu sejak tahun pelajaran 2001 lembaga tersebut telah membuka layanan perpustakaan untuk mengembangkan keilmuan para stakeholders-nya.
Tulisan ini adalah diskripsi singkat tentang langkah-langkah dasar pengelolan perpustakaan. Dengan demikian penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat dalm khzanah keilmuan, seta dapat menjadi kontribusi bagi pengelola perpustakaan MA. Miftahul Ulum Sumberjati dalam pengambilan kebijakan ke depan.
Sumber : http://mamusumberjati.blogspot.com/2010/05/perpustakaan-sebagai-sumber-belajar.html
Studi tentang Urgensi Pengelolaan Perpustakaan dalam Pelaksanaan Pendidikan
di Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum Sumberjati Bungbaruh Kadur Pamekasan
Oleh : Syaiful Rahman, SE *
Latar Belakang
Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di semua jenjangnya, mulai dari yang paling rendah (Taman Kanak-kanak) sampai yang paling tinggi (Perguruan Tinggi), tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan sarana perpustakaan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran tidak bisa dilepaskan dengan buku sebagai sumber informasi, demikian pula sumber informasi yang lain seperti peta, globe, dan sebagainya, yang biasanya tersedia di perpustakaan.
Pada zaman dahulu perpustakaan lahir sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat sebelum lahirnya lembaga pendidkan formal. Peran perpustakaan yang sangat dominan tersebut, tidak saja dirasakan hanya pada awal pertumbuhan Islam dan ilmu pengetahuan, akan tetapi jauh sebelum Islam lahir perpustakaan telah menghiasi dunia pendidikan pada zaman klasik.
Pada masa kejayaan Islam, perpustakaan benar-benar tampil sebagai pusat kajian ilmu dengan segala disiplin ilmu di dalamnya. Pada masa kekhalifahan Abbasyiyah perpustakaan tersebar di beberapa kawasan timur tengah seperti Sharaz, Mosul, Basrah, Kairo, Kordova, Fez, Tunis, dan Maroko. Demikian pula pada era setelahnya, yakni pada masa kemaharajaan Seljuk, perdana menteri Nidzamul Muluk mendirikan perpustakaan untuk madrasah Nidzamiyah yang memuat tidak kurang dari 6000 judul buku dalam semua disiplin ilmu, baik agama maupun umum (profan).
Ahmad Syalabi mengatakan, bahwa tersebarnya Islam dengan cepat keseluruh penjuru dunia, tidak lepas dari peran ilmu pengetahuan yang pada saat itu berpusat di perpustakaan. Para Khalifah dan Sultan akan membangun perpustakaan sebagai preoritas ketimbang bangunan lainnya. Dengan demikian muncullah perpustakaan-perpustakaan yang diakui dunia sebagai perpustakaan terbesar yang pernah ada saat itu, seperti perpustakaan Bait al-Hikmah, Bait al-Ilm, Dar al-Hikmah, Dar al-Ilm dan sebagainya.
Keberadaan perpustakaan terus dibutuhkan hingga dewasa ini. Beberapa pusat pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika dan Australia, demikian pula dunia Arab, terus mengembangkan perpustakaannya seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Demikian pula halnya dengan Indonesia yang mencoba mengejar ketinggalannya dari negara-negara lain.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kesadaran terhadap inportensi perpustakaan dalam sistem pendidikan juga telah dimiliki para pengelola pendidikan. Namun demikian pengadaan, pengelolaan, dan perawatan serta kesinambungan bahan pustaka sering menjadi masalah yang serius dalam kebanyakan lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan dasar dan menengah, dan terutama lagi lembaga pendidikan yang berlokasi di daerah pedalaman dan jauh dari jaringan informasi dan komunikasi.
Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum yang berlokasi di Dusun Sumberjati Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan, juga menyadari pentingnya perpustakaan dalam penyelenggaraan pendidikannya. Oleh karena itu para pengelola lembaga pendidikan tersebut berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut, meskipun pada kenyataannya apa yang telah didapat belum memenuhi harapan. Faktor utama dari kegagalan pencapaian harapan tersebut adalah lemahnya sistem pengelolaan perpustakaan itu sendiri, rendahnya minat baca pengunjung, terbatasnya koleksi bahan pustaka, serta faktor lain yang menyertai perjalanan perpustakaan MA Miftahul Ulum.
Berangkat dari landasan pemikiran tersebut tulisan ini akan mencoba menganalisis keberadaan perpustakaan di MA Miftahul Ulum, yang meliputi problematika dan alternatif solusi seputar tata cara pengadaan, pengelolaan dan kesinambungan perpustakaan.
Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Keberadaan perpustakaan sebagai sarana pendidikan dan sumber belajar di MA Miftahul Ulum belum berjalan sesuai yang diharapkan para pengelola lembaga pendidikan tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah lemahnya kesadaran tentang pentingnya perpustakaan dan lemahnya sistem pengelolaan perpustakaan itu sendiri, rendahnya minat baca pengunjung, terbatasnya koleksi bahan pustaka.
Untuk menfokuskan penulisan ini, sebaiknya penulis berangkat dari rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana sebenarnya pengertian perpustakaan itu sendiri?
2. Apa manfaat dan kegunaan perpustakaan dalam sistem pendidikan
3. Bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengelolaan perpustakaan?
Berangkat dari rumusan masalah tersebut, penulis akan menjelaskan teknik pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar dalam satuan pendidikan.
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan (library) adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap penggunanya.
Pengertian perpustakaan tersebut, sekaligus memberikan ciri-ciri terhadap perpustakaan itu sendiri. Selama ini apabila disebut kata perpustakaan, pikiran akan terlintas pada sejumlah tumpukan buku-buku belaka. Mengacu pada pengertian di atas, maka tidak semua tumpukan buku dapat dinamakan perpustakaan, meskipun buku adalah merupakan komponen utama dalam sebuah perpustakaan. Suatu satuan unit kerja dapat dikatakan perpustakaan, apabila telah memilki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Merupakan suatu unit kerja dari sebuah institusi. Sebagai contoh, perpustakaan MA. Miftahul Ulum merupakan unit kerja Mifathul Ulum
2. Mengelola sejumlah bahan pustaka. Di perpustakaan harus tersedia bahan pustaka yang berupa buku dan non buku seperti majalah, surat kabar, brosur, mikro film, peta, globe, dan gambar-gambar
3. Digunakan oleh pemakai. Perpustakaan diadakan dengan tujuan diantaranya untuk merangsang minat pengunjung untuk mempergunakan perpustakaan tersebut sebagai sumber belajar, tempat penelitian dan sebagainya
4. Sebagai sumber informasi. Di samping fungsi utama adalah sebagai sumber belajar, maka perpustakaan juga di gunakan sebagai sumber informasi lainnya.
Jenis-Jenis Perpustakaan
Ditinjau dari skala kegiatan dan jangkauan penggunanya, serta jenis koleksi yang ada didalamnya, perpustakaan dibedakan jenisnya sebagi berikut ;
1. Perpustakaan Nasional.
Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang dikelola pemerintah pada tingkat nasional dan berfungsi sebagai perpustakaan nasional
2. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik sebagian atau seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum
3. Perpustakaan Sekolah, Anak dan Remaja
Perpustakaan dalam jenis ini adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan. Dalam pengertian ini, sekolah mencakup semua tingkatan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya
5. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat referal dan penelitian serta sarana memperlancar pelaksanaan tugas suatu instansi atau lembaga tertentu, seperti perpustakan yang berada di bawah naungan perusahaan, departemen dan lembaga negara, lembaga penelitian, pusat informasi dan dokumen, lembaga-lembga swasta, dan sebagainya
Manfaat Perpustakaan
Sebagai salah satu sumber belajar, perpustakaan memiliki manfaat yang tidak kecil dalam mencapai tujuan belajar secara umum. Manfaat perpustakaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut ;
1. Perpustakaan dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap kegiatan membaca dan memperdalam pengetahuan, baik yang telah dipelajarinya di dalam kelas, ataupun yang belum pernah dipelajari sebelumnya
2. Perpustakaan dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri oleh peserta didik tanpa bimbingan guru secara langsung
3. Perpustakaan dapat mempercepat penguasaan teknik membaca
4. Perpustakaan dapat melatih peserta belajar pada arah tanggung jawab ilmiah
5. Perpustakaan dapat melatih perkembangan kemampuan bahasa peserta didik
6. Perpustakaan dapat membantu peserta didik dalam kelancaran tugas-tugas belajarnya
7. Perpustakaan dapat membantu guru dalam menemukan sumber-sumber pengajaran
8. Perpustakaan dapat membantu seluruh elemen pendidikan (civitas akademika) dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Fungsi Perpustakaaan
Di samping manfaat yang telah disebutkan di atas, perpustakaan memiliki fungsi sebagai berikut;
1. Fungsi edukatif. Perpustakaan akan menyediakan buku-buku dan sarana belajar yang disesuaikan dengan tingkat kurikulum unit lembaga yang menaungi perpustakaan tersebut. Dengan demikian perpustakaan secara tidak langsung akan menjadi sarana pendukung suksesnya tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh unit lembaga pendidikan tersebut
2. Fungsi informatif. Perpustakaan yang maju, tidak hanya menyediakan buku-buku sebagai koleksinya, akan tetapi lebih dari itu perpustakaan akan menyiapkan sumber informasi yang lain, seperti; majalah, surat kabar, pamflet, guntingan artikel, peta, over head projector (OHP), slide projector, filmstrip projector, televisi, prabola, video tape projectoe, jaringan internet dan sebagainya, yang semuanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan
3. Fungsi tanggung jawab administratif. Proses pelayanan perpustakaan dikelola dengan pola administratif yang baik, dengan mementingkan disiplin yang tinggi, yang mengikat pada pustakawan, pengguna, pengelola dan penyelenggara unit pendidikan itu sendiri. Pola interaksi yang diterapkan adalah dengan menggunakan tata adminstrasi yang baik, seperti proses peminjaman, pengembalian dan sebagainya
4. Fungsi riset. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sumber pengajaran, perpustakaan dapat juga digunakan sebagai tempat penelitian ilmiah
5. Fungsi rekreatif. Fungsi rekreatif yang dimaksudkan di sini, bukanlah rekreasi secara fisik, akan tetapi lebih mengarah pada psikologis. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang merasa jenuh atau stres kemudian ia mengunjungi perpustakan dan membaca tentang tempat-tempat yang indah, bertemu dengan referensi yang selama ini dibutuhkan, atau bertemu dengan seseorang yang selama ini dicarinya, maka ia akan menemukan kembalai semangatnya.
Dasar-Dasar Pengelolaan Perpustakaan
Setelah menyadari pentingnya peran perpustakaan, baik sebagai sarana pelengkap pendidikan, maupun sebagai sumber belajar, maka di rasa perlu untuk mengetahui dasar-dasar pengelolaan perpustakaan. Pada prinsipnya pengelolaan perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan bahan-bahan pustaka
Bahan-bahan pustaka adalah buku-buku, surat kabar, majalah, peta, globe, radio, tape recorder, kaset, disk, film slide projector, film strip projector dan sebagainya pengadaan bahan-bahan pustaka bisa diperoleh dengan cara pembelian , hadiah dari perseorangan atau badan usaha atau instansi terkait, pinjaman dari perseorangan atau lembaga terkait, tukar menukar dengan perpustakaan lain, dan cara lain yang dibenarkan dalam etika ilmu pengetahuan. Semakin banyak koleksi bahan pustaka, akan semakin tinggi kualitas perpustakaan itu sendiri. Bahan pustaka yang telah menjadi milik sebuah perpustakaan harus diinventarisir kemudian distempel dengan stempel perpustakaan tersebut, kemudian diberi kode atau nomor inventaris. Seluruh aset pustaka memerlukan perawatan yang teratur, bersistem, dan bersinambungan.
2. Kalasifikasi
Klasifikasi dalam hal ini adalah proses memiliih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkan secara bersama-sama di suatu tempat. klasifikasi sangat penting untuk mempermudah pengguna, pustakawan, dan guru dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. Pengklasifikasian bisa berdasarkan: abjad nama pengarang, subjek, abjad judul buku, kegunaan buku, nama penerbit, bentuk fisik, subjek isi buku, dan bahasa. Pengklasifikasian yang paling sering digunakan dalam perpustakaan lembaga pendidikan adalah dengan sestem subyek.
3. Katalogisasi
Katalogisasi adalah suatu proses mengkatalog bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap (komprehensif) dari masing-masing koleksi perpustakaan. Keterangan yang tertera dalam katalog adalah judul buku, nama pengarang, edisi atau jilid (kalau ada), kota penerbitan, nama penerbit, tahun terbit, jumlah eksemplar, dan sebagainya. Daftar katalog tersimpan dalam almari khusu katalog , atau kalau memungkinkan dengan menggunakan sistem katalog komputer dengan memakian sistem perangkat lunak DBMS (Data Base Management System) dan sebagainya. .
4. Pengaturan dan Pemeliharaan Bahan Pustaka
Pengaturan berarti penyusunan dan penyimpanan bahan pustaka, sehingga memudahkan pengambilan dan pengembaliannya. Untuk mempermudah pengaturan, maka setiap bahan pustaka harus dilengkapi dengan label atau nomor seri, kartu katalog beserta kantongnya, dan slip tanggal.
Pemeliharan berarti menjaga keberadaan koleksi bahan pustaka agar tetap utuh, tidak rusak, tidak kotor, tidak hilang, tersusun rapi di tempatnya masing-masing, serta diusahakan untuk selalu bertambah. Perbaikan juga berarti memperbaiki koleksi bahan pustaka yang rusak, mengganti yang hilang serta meperbanyak jumlah eksemplarnya. .
5. Pelayanan pengguna perpustakaan
Pelayanan merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengunjung perpustakaan dalam menggunakan bahan-bahan pustaka. pelayanan pengguna perpustakaan meliputi :
a. pelayanan sirkulasi yaitu kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan, serta pembuatan statestik pengunjung . Daftar koleksi yang di pinjam dan dikembalikan dicatat oleh pustakawan bagian sirkulasi dalam buku tertentu atau dalam sistem komputerisasi .
b. Pelayanan referensi. Pelayanan referensi mengacu pada pelayanan informasi dan pemberian bimbingan belajar. Pelayanan informasi meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan yang tidak terjangkau dalam tata kerja pegawai sirkulasi. sedangkan pelayanan pemberian bimbingan belajar adalah kegiatan membimbing pengguna perpustakan dalam memahami referensi yang digunakan. Layanan bimbingan belajar biasanya dibutuhkan dalam perpustakaan untuk lembaga pendidikan dasar dan menengah.
Kegiatan pokok pelayanan referensi adalah;
(1) Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan itu sendiri, maupun mengenai Unit pelayanan referensi
(2) Memberikan informasi yang bersifat khusus yang memerlukan koleksi referensi atau tentang jaringan kerjasama perpustakaan tersebut dengan perpustakaan lain
(3) Memberikan bantuan ditemukannya informasi yang dibutuhkan pengunjung
(4) Memberikan bantuan pengarahan pada pengunjung yang membutuhkan
(5) Memberikan bimbingan belajar kalau dibutuhkan
Pelayanan perpustkaan bisa bersifat terbuka, yakni pengunjung bebas masuk pada ruang koleksi dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan (tata pajan), atau dengan sistem tetutup, artinya pengunjung tidak diperkenankan masuk dan hanya menyebutkan buku yang diinginkan, sedangkan yang mengambil adalah petugas perpustakaan.
c. Tata tertib perpustakaan. Untuk kelancaran pelayanan sirkulasi dan referensi, perpustakaan hendaknya menerbitkan tata tertib yang dapat dijadikan pedoman oleh setiap penggunanya. Tata tertib yang baik biasanya meliputi; sifat dan status perpustakaan, keanggotaan perpustakaan, bahan-bahan pustaka yang ada, sanksi bagi pelanggar tata tertib, iuran anggota (kalau ada), sistem penyelenggaraan, dan jadwa (waktu) pelayanan.
6. Penyediaan perlengkapan perpustakaan
Dalam penyelenggaraannya, perpustakaan memerlukan ruang khusu beserta segala perlengkapan yang dibutuhkan. Perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan tersebut antara lain adalah ;
a. Ruang Perpustakaan. Ruang perpustakaan boleh di-design seperti ruang kelas atau bentuk lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah luas ruang perpustakaan harus disesuaikan dengan jumlah pelanggan perpustakaan itu sendiri. Ukuran ruang perpustakaan untuk SD adalah 1 m2 : 7 murid, SLTP 1 m2 : 4 siswa, SLTA dan umum 1 m2 : 3. Ukuran-ukuran tersebut adalah ukuran maksimal. Penyediaan ruang perpustakaan sebaiknya harus memperhatikan beberapa hal :
(1) Gedung perpustakaan berdekatan dengan ruang-ruang belajar, atau kalu mungkin di pusat kampus atau lembaga yang menaunginya
(2) Berdekatan dengan lokasi parkir, jauh dari kebisingan, mudah dicapai oleh kendaraan pengangkut buku, aman dari kebakaran dan banjir serta pencurian, dan mudah diperluas sewaktu-waktu.
(3) Terletak pada arus lalu lintas manusia agar faktor aksibilitas dapat dicapai setinggi-tingginya, teapi hindarkanlah menjadi lalu lintas manusia
b. Peralatan perpustakaan. Peralatan tersebut meliputi peralatan habis pakai seperti potlot, potlot warna, buku catatan, blangko surat, kartu anggota, catatan sirkulasi buku, dan sebagainya, demikian juga perlatan yang sifatnya tahan lama seperti mesin ketik, komputer, jam dinding, dan sebaginya.
c. Perlengkapan perpustakaan. Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain adalah rak buku, rak surat kabar, rak majalah, gambar-gambar besar, meja kursi, lemari katalog, kereta buku, papan displayn (tempat memamerkan buku-buku baru), dan lain-lain.
7. Pengangkatan petugas perpustakaan.
Untuk kelancaran penyelenggaraan perpustakaan, maka perlu ditunjuk petugas perpustakaan yang terdiri dari;
a. Kepala perpustakaan, yang bertugas mengorganisir kegiatan perpustakaan
b. Staf perpustakaan, yang bertugas melaksanakan program kerja yang telah disusun oleh kepala perpustakaan. Staf perpustaklaan setidaknya terdiri dari petugas pelayanan teknis atau processing, petugas pelayanan pembaca, petugas tata usaha, dan satuan pengamanan (Sat-Pam). seluruh petugas perpustakaan harus memenuhi kreteria; memiliki pengetahuan bidang perpustakaan, memiliki pengetahuan bidang pendidikan, memiliki minat terhadap pengembangan perpustakaan, suka bekerja keras, tekun, dan teliti, serta terampil dalam mengelola perpustakaan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka lembaga penyelenggara perpustakaan senatiasa mengadakan pembinaan kemampuan dan pembinaan moral kerja petugas perpustakaan.
Analisis Pelaksanaan Kegiatan Perpustakaan di MA. Miftahul Ulum Sumberjati
Sejak tahun pelajaran 2001-2002, MA Miftahul Ulum telah berhasil memberikan layanan perpustakaan pada segenap stakeholders-nya. Hal ini merupakan langkah maju, mengingat di usianya yang sangat dini, MA Miftahul Ulum telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru dalam bidang pengembangan sumber belajar yaitu perpustakaan.
Pengadaan bahan pustaka, pada awal pendirianya dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM). Namun sejak tahun pelajaran 2003-2004 pengelolaan perpustakaan diserahkan kepada bagian khusus yang diangkat oleh kepala madrasah melalui persetujuan ketua yayasan. Berdasarkan aturan yang baru tersebut pengelolaan perpustakaan bersifat independen. Meskipun demikian kepala perpustakaan diwajibkan memberikan laporan tahunan kepada kepala madrasah dengan tembusan disampaikan kepada ketua yayasan.
Sikap independen tersebut sengaja diberikan untuk memberikan ruang gerak yang lebar pada pengelola perpustakaan dalam melaknakan kegiatanya, meskipun tentu saja dalam perencanaan kerjanya para pengelola perpustakaan harus melakukan kordinasi dengan kepala madrasah dan fihak yayasan, serta diwajibkan memberikan laporan tertulis kepada kepala madrasah sedikitnya setiap tahun pelajaran untuk dievaluasi efektifitas dan efisiensi kerjanya.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, perpustakaan dipmnpin oleh kepala perpustakaan dan dibantu oleh beberapa staf dengan rincian tugas-tugas pokok sebagai berikut:
1. Membuat analisis kebutuhan bahan pustaka yang relevan
2. Menginventarisir bahan-bahan pustaka yang dimiliki
3. Membuat katalog bahan pustaka
4. Merancang tata cara pemanfaatan bahan pustaka
5. Melayani guru, siswa dalam peminjaman bahan pustaka
6. Mengelola keuangan perpustakaan
7. Melayani pengunjung setiap berkunjung ke perpustakaan
8. Merawat dan menjaga keamanan bahan pustaka dalam perpustakaan yang menjadi koleksi perpustakaan
9. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain
10. Membuat laporan
Pada dasarnya pengelolaan perpustakaan MA. Miftahul Ulum sudah berjalan dengan baik, namun demikian ada beberapa hal yang masih perlu pengembangan di waktu yang akan datang. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam rangka pengembangan tersebut anatara lain adalah:
1. Pengadaan sumber daya manusia (pengelola perpustakaan) yang memiliki kualifikasi keilmuan yang relevan dengan bidang kepustakaan. Hal ini bis ditempuh dengan beberapa cara antara lain:
a. Merekrut karyawan baru yang memiliki kualifikasi tersebut di atas
b. Mengembangkan skill karyawan yang ada dengan tugas belajar, magang dan pencangkokan
c. Mengadakan pelatihan kepustakaan pada karyawan dengan tutor yang ahli di bidang perpustakaan
d. Melakukan studi banding ke perpustakaan lain yang sudah maju
2. Pengadaan bahan pustaka yang lebih variatif. Hal ini bisa ditempuh dengan cara:
a. Membuat anggaran tetap penambhan bahan pustaka
b. Bekerja sama dengan beberpa instansi untuk mendapatkan tambahan koleksi bahan pustaka
c. Membuat jaringan kerja dengan beberpa penerbit untuk mendapatkan informasi buku-buku terbaru
3. Peningkatan kesejahteraan karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja
Penutup
Perpustakaan yang dikonotasikan sebagai sarana pendidikan yang erat kaitannya dengan buku-buku dan sumber pembelajaran, terasa amat penting keberadaannya. Oleh karena itu sebuah institusi pendidikan akan merasa sangat sulit dalam memacu semangat belajaar peserta didiknya, tanpa dukungan dari keberadaan perpustakaan yang memadai.
Bagi sebagian (mungkin kebanyakan) lembaga pendidikan, pengadaan sarana perpustakaan, bukanlah merupakan hal yang mudah. Hal itu dikarenakan pengadaan perpustakaan memerlukan dana yang tidak sedikit serta sumber daya manusia yang handal sebagai pengelolanya. Oleh karena iti, menjadi tugas kita semua untuk memikirkan keberlangsungan kegiatan kependidikan yang disertai dengan pemenuhan sarananya, termasuk didalamnya adalah perpustakaan.
Madrasah Aliyah Miftahul Ulum adalah termasuk lembaga pendidikan menengah yang menyadari pentingnya perpustakaan dalam sistem pendidikannya. Oleh karena itu sejak tahun pelajaran 2001 lembaga tersebut telah membuka layanan perpustakaan untuk mengembangkan keilmuan para stakeholders-nya.
Tulisan ini adalah diskripsi singkat tentang langkah-langkah dasar pengelolan perpustakaan. Dengan demikian penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat dalm khzanah keilmuan, seta dapat menjadi kontribusi bagi pengelola perpustakaan MA. Miftahul Ulum Sumberjati dalam pengambilan kebijakan ke depan.
Sumber : http://mamusumberjati.blogspot.com/2010/05/perpustakaan-sebagai-sumber-belajar.html
0 komentar:
Posting Komentar
Akan bijak bila memberi komentar bukan spam