IDENTIFIKASI,PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH SERTA TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang senangtiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada seluruh mahluknya terutama manusia,atas rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul :”Identifikasi,Pembatasan Dan Rumusan Masalah Serta Tujuan Dan Manfaat Penelitian “
Ucapan terima kasihpun penulis hanturkan untuk dosen pembimbing mata kuliah”Metodologi Penelitian Pendidikan” beserta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu dengan senang hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat,khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya .Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Makassar, 07 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
BAB II Pembahasan ................................................................................. 3
A. Identifikasi masalah ............................................................... 3
B. Pembatasan masalah ............................................................. 4
C. Perumusan masalah ............................................................... 6
D. Tujuan penelitian..................................................................... 7
E. Manfaat penelitian ................................................................. 9
BAB III Penutup ....................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................. 10
B. Saran .......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi di era globalisasi ini memacu kita untuk selalu meningkatkan kualitas dan sumber daya manusianya hal ini sangat penting untuk kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.tiap manusia bersaing untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya namun dalam jengjang untuk merai potensi tersebut terkadang kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang kita sendiri tidak menyadari adanya masalah tersebut perlu kita ketahui bahwa“Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan,masalah kadang kala hanya terlintas apa yang ada dalam fikiran kita dan itu kita anggap sebagai masalah serius yang perlu dan harus dipecahkan tapi terkadang kita tidak memikirkan bagaimana metodologi pemecahannya.hal yang seperti ini yang memancing kita untuk melakukan yang namanya penelitian dengan mencari fakta – fakta dan bukti – bukti yang jelas dan teraarah sehingga alat dan instrument pengumpilan data sesuai dengan penggunaan metode kita perlu mencurahkan lebih banyak waktu untuk menentukan masalah penelitia tersebut baik dari mengidentifikasi ,pembatasan sampai pada perumusan masalah yang memiliki tujuan dan manfaat (setyosari,2012:62)
B. Rumusaan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai :
1. Bagaimana identifikasi masalah
2. Bagaimana pembatasan masalah
3. Bagaimana perumusan masalah
4. Apa tujuan penelitian
5. Apa manfaat penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi masalah
“ Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor – faktor yang berupa permasalahan.mengidentifikasi masalah – masalah penelitian bukan sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikansi untuk dipecahkan” (Setyosari,2012:64)
“Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan. Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah :
1.Bacaan
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak
2.PertemuanIlmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3.Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan non formal
4.Observasi(Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar
.
5.Wawancara dan Angket
5.Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat
faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumbersaja.
Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian” (amel : 2010)
Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian” (amel : 2010)
Identifikasi masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan ruang lingkup masalah tertentu dalam ruang lingkup masalah tersebut misalnya ditentukan bahwa masalah tersebut dalam bidang pendidikan,kemudian dipilih sala satu masalah sesuai dengan kemampuan peneliti baik dari segi pelaksanaan ataupun kurikulumnya (tahir,2011:19)
B. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah diidentifikasikan .Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus ,lebih sederhana dan gejalanya akan lebih muda kita amati karna dengan pembatasan masalah maka seorang peneliti akan lebih focus dan terarah sehingga tau kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya . (tahir ,2011:19)
”Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari hasil karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1) membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh : Jadi, jika masalahnya berupa “prestasi kerja karyawan yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan pengelolaan fasilitas.” (amel,2010)
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari hasil karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1) membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh : Jadi, jika masalahnya berupa “prestasi kerja karyawan yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan pengelolaan fasilitas.” (amel,2010)
“Contoh
Buatlah pembatasan masalah dari judul di bawah ini.
Judul :
Pelaksanaan Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam UpayaPembentukan Wawasan Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Delanggu Tahun Pelajaran 2007/2008
Pembatasan masalah :
Suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh haruslahditentukan pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah pelaksanaan pengajaran pendidikan kewarganegaraan dalam upaya pembentukan wawasan kebangsaan pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Delanggu Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Delanggu Tahun Pelajaran 2007/2008.” (admin,2009)
C. Perumusan masalah
“Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian.Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah” (Tahir,2012:20)
“Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti. Masalah yang dipilih harus “researchable” dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang jelas, peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang jelas, akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya Berdasarkan pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah :
1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna
Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat pernyataan
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat pernyataan
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya.
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional”(amel,2010)
D. Tujuan penelitian
Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang kadang sulit dan melelahkan tapi dibalik semua itu penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti ada beberapa tujuan yang hebdak dicapai dapat dilihat diantaranya :
1. Memperoleh informasi baru
Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek sipeneliti walaupun mungkin sala satu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu yang lama namun apabila data tersebut baru diungkap atau disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data tersebut adalah data baru .
2. Mengembangkan dan menjelaskan data penelitian
Ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia – sia .Mereka perlu menggali dari variasi sumber – sumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya permasalahan yang hendak dicapai dengan melakukan pengembangan dan usaha penjelasan melalui teori yang didukung oleh fakta – fakta penunjang yang ada peneliti akan dapat sampai kepada pemberian pernyataan sementara atau hipotesis penelitian (darmadi,2011:24-25)
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian .Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian dengan kata lain rumusan tujuan penelitian sejajar dengan rumusan masalah penelitian perbedaanya hanya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tjuan khusus.Tujuan umum menggambarkan secara singkat melalui satu kalimat yang ingin dicapai dalam penelitian .Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir – butir misalnya (1,2,3) yang mengacu pada rumusan masalah yang lebih spesifik.(Tahir,2012:20-21)
“Rumusan tujuan penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah. Berapa banyak masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Untuk itu, perlu ditetapkan suatu tujuan penelitian berdasarkan persoalan yang dipilih. Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk perancangan proyek penilitian, untuk pemilihan metode yang paling tepat dan untuk pengolahan proyek setelah dimulai serta memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Menurut Sugiono (1999) Tujuan penelitian hendakanya harus dirumuskan secara spesifik dan jelas yaitu mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya dan bagaiamana. Kaburnya tujuan penelitian akan berakibat kaburnya hasil penelitian yang akan diperoleh. Dengan menentukan tujuan penelitian secara singkat dan jelas, researcher dapat menyaring data apa saja yang benar-benar diperlukan artinya yang relevan terhadap persoalan, sehingga dengan demikian akan mempermudah pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan dipergunakan untuk memperoleh data tersebut”.(dudeja,2011)
E. Manfaat penelitian
“Manfaat penelitian menunjukkan pada pentingnya penelitian dilakukan ,baik untuk pengembangan ilmu dan rferensi penelitian lebih lanjut dengan kata lain manfaat penelitian berisi uraian yang menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti”(Tahir,2011:21)
“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara teoretis.
ManfaatPraktis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
ManfaatPraktis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sastra lisan, serta untuk memperoleh pengalaman menganalisis Struktur puisi lisan, konteks penuturan, proses penciptaan dan fungsi umpasa pernikahan Simalungun.
- Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai sastra lisan yang ada di Batak Simalungun tepatnya mengenai umpasapernikahan Simalungun.
ManfaatTeoretis
Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi study/kajian sastra lisan.
- Bagi kajian kesusastraan, manfaat penelitian ini yaitu memberikan sumbangsih maupun rujukan referensi bagi para peneliti sastra lisan, khususnya umpasaSimalungun.”(saragih,2011)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam pembuatan suatu penelitian diperlukan pengidentifikasian masalah terlebih dahulu yaitu pencarian dan pencatatan masalah kemudian setelah itu barulah diadakan pembatasan masalah yaitu pemilihan masalah dari berbagai masalah yang ada agar pembahasan lebih focus dilakukan setelah memperoleh batasan masalah barulah mulai perumusan masalah,masalah yang dirumuskan harus jelas karena dengan perumusan yang jelas diharapkan dapat mengetahui variabel apa yang akan diukur untuk mencapai tujuan penelitian. Sehingga hasil yang kita peroleh bisa membawa manfaat baik bagi peneliti ataupun bagi masyarakat
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan agar terus menggali dan menggembangkan pengetahuan mengenai metode penelitian pendidikan ,penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Setyosari Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan pengembangan . Jakarta: Kencana.
Amel, 2010, http://callmeamel.blogspot.com/2010/07/identifikasi-rumusan-dan-batasan.html, 7 November 2012
Tahir Muh.2011.”Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan”.Universitas Muhammadiyah Makassar
Admin ,2009,http://gurupembaharu.com/home/pembatasan-masalah/, 7November 2012
Darmadi Hamid.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta
Dudeja Anshul,2011,http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/makalah-pengertian-identifikasi-masalah.html ,7 November 2012
Saragih Ferdinaen,2011, http://sigodangpos.blogspot.com/2011/11/manfaat-penelitian.html 2010, 7 November 2012
sumberhttp://kaptenunismuh.blogspot.com/2012/11/tugas-3-identifikasipembatasan-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar
Akan bijak bila memberi komentar bukan spam