Raras Wuri Miswandaru.
REVIEW TESIS : Pengaruh pendekatan
Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari
Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun
Pelajaran 2008/2009
( Studi Penelitian SMP Negeri di
kecamatan Ngrambe ).
PROGRAM
PASCASARJANA
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
IAINU
KEBUMEN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
1. Definisi Teknologi Pendidikan Menurut
AECT fourth edition 1994
Teknologi
Pendidikan telah mengalami perkembangan. Perspektif perkembangannya meliputi
perkembangan definisi, perkembangan pengetahuan terapan, perkembangan
pengkajian ilmiah, perkembangan pendidikan keahlian, perkembagan aplikasi dan
praktek dan perkembangan jabatan dan organisasi.
Dalam
definisi menurut AECT fourth edition, Teknologi Pembelajaran disefinisikan
sebagai teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan
dan penilaian proses dan sumber untuk belajar (Barbara B.seels, Rita
C. Richey, 1994:10). Pada
definisi tersebut tidak lagi dibedakan antara teknoligi pendidikan dan
teknologi pembelajaran.
a. Desain
Desain
didefinisikan sebagai proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan dari desain adalah menciptakan strategi
dan poduk untuk tingkat makro, seperti program dan kurikulum. Sedangkan pada
tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain paling tidak
mencakup 4 cakupan utama dari teori dan praktek.. Kawasan
desain meliputi studi mengenai desain system pembelajaran, desain pesan,
strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.
Desain
Sistem Pembelajaran (DSI) adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi
langkah-langkah penganalisaan, rancangan, pengembangan, pengaplikasian, dan
penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana penganalisaan ialah proses
perumusan apa yang dipelajari. Perancangan ialah proses penjabaran bagaimana
caranya hal tersebut akan dipelajari, Pengembangan adalah proses penentuan
ketepatan pembelajaran.
b. Pengembangan
Kawasan
pengembangan dapat diorganisasikan dalam 4 kategori yaitu : teknologi cetak,
(yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), kategori audio visual,
teknologi berasaskan computer dan teknologi terpadu. Kawasan pengembangan
mencakup fungsi-fungsi desain, produksi dan jenis teknologi.
c. Pemanfaatan
Pemanfaatan
menggunakan bahan-bahan audio visual secara teratur mendahului meluasnya
perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran yang sistematik..
Fungsi pemanfaatan penting karena membicarakan kaitan pembelajaran dengan bahan
/ sitem pembelajaran, sehingga fungsi ini sangat kritis karena pemanfaatan oleh
pembelajar merupakan satu-satunya raison d’etre dari bahan pembelajaran.
Keempat kategori dalam kawasan pemanfaatan ialah pemanfaatan media,
inovasi dan difusi, implementasi dan instritusionalisasi (pelembagaan) serta
kebijakan dan regulasi.
Difinisi
dari masing – masing kategori tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar dengan
demikian pemanfaatan media didefinisikan sebagai penggunaan yang sistematis
melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Implementasi didefinisikan penggunaan bahan dan
strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan
tersimulasikan). Sedangkan pelembagaan merupakan penggunaan rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur organisasi.
Kebijakan dan regulasi didefinisikan sebagai aturan dan tindakan dari
masyarakat yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi
pembelajaran.
d. Pengelolaan
Konsep pengelolaan
merupakan bagian integral dalam bidang teknologi pembelajaran. Kawasan
pengelolaan semula berasal dari administrasi pusat media, program media, dan
pelayanan media. Kawasan ini meliputi Pengelolaan Proyek, Pengelolaan Sumber,
Pengelolaan Sistem penyampaian dan Pengelolaan Informasi.
e. Penilaian
Kawasan ini meliputi
Analisis Masalah, Pengukuran Acuan Patokan, Evaluasi Formatif dan
Evaluasi Sumatif. Konsekuensi tahap penilaian kebutuhan menjadi semakin penting
dan banyak merekomendasikan agar tahap penilaian kebutuhan tugasnya diperluas,
tidak hanya berkonsentrasi pada isi melainkan ditambah dengan penekanan baru
pada analisis pebelajar, lingkungan dan organisasi.
2. Definisi Teknologi Pendidikan edisi kelima
tahun 2004 dan disahkan serta dipublikasikan pada tahun 2008,
Dalam edisi kelima tahun
2004 dan disahkan serta dipublikasikan pada tahun 2008, Teknologi Pendidikan
didefinisikan sebagai berikut :
“Educational technologi is the study and ethical
practice of facilitating learning and improving performance by creating, using
and managing appropriate technological process and resources.”
Artinya adalah : studi dan praktek etis
dalam memfasilitasi belajar dan peningkatan kinerja dengan menciptakan,
menggunakan, dan mengelola teknologi proses dan sumber-sumber.
Dalam definisi yang dipublikasikan tahun 2008
ini, Teknologi Pendidikan terdiri dari tiga kawasan yaitu creating
(menciptakan), using (menggunakan) dan managing (mengelola). Perubahan dari
lima kawasan yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian
menjadi tiga kawasan tersebut bukan berarti penyempitan kawasan. Karena kawasan
desain, pengembangan dan penilaian, dalam definisi terbaru masuk dalam kawasan
penciptaan.
a. Penciptaan (Creating)
Proses-proses penciptaan yang ada di dalam teknologi pendidikan
telah mengalami perkembangan pesat sepanjang waktu seiring dengan terjadinya
perubahan teknologi, dan teori-teori yang mendasarinya juga ikut mengalami
perubahan. didasarkan pada teori behavioris, yang menghasilkan
pemahaman-pemahaman yang bisa memperbaiki presentasi AV dan memberikan
kontribusi bagi pembelajaran ketrampilan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prosedur evaluasi juga ikut memberikan kontribusi bagi perbaikan bagi
program-program pendidikan.
Yang termasuk kedalam kawasan penciptaan
(creating) adalah : Desain yang mencakup 4 cakupan utama dari teori dan
praktek, yaitu studi mengenai desain system pembelajaran, desain pesan,
strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar. Pengembangan yang meliputi 4
kategori yaitu : teknologi cetak, kategori audio visual, teknologi berasaskan
computer dan teknologi terpadu. Serta evaluasi yang meliputi Analisis Masalah,
Pengukuran Acuan Patokan,Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif.
b. Penggunaan (Using)
Penggunaan dimulai
dengan pemilihan proses dan sumber
yang sesuai, metode dan materi oleh
pembelajar atau pengajar. Pemilihan yang bijaksana berdasar-kan pada materi,
untuk menentukan sumber yang sesuai pembelajar dan untuk tujuan khusus. Kemudian temuan pembelajar ( peserta didik) dengan
sumber pengetahuan di lingkungan di bawah petunjuk pengajar (guru), perencanaan
dan pengadaannya dise-suaikan dengan sumber baru ke dalam rencana pembelajaran
untuk suatu pengga-bungan.
Kawasan ini meliputi empat kategori yaitu
: penggunaan media, inovasi dan difusi, implementasi dan
instritusionalisasi (pelembagaan) serta kebijakan dan regulasi.
c. Pengelolaan
(Managing)
Kawasan Pengelolaan meliputi pengendalian
Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan supervisi. Menurut Elly (1963) manajemen (pengelolaan) adalah sebuah
kebutuhan untuk mengontrol produk dan proses yang digunakan di lapangan. Pada
tahun 1972 juga berpendapat bahwa ide pengelolaan meliputi pengawasan personal
(staf) dan pengoperasian organisasi tersebut.
Assosiasi untuk pendidikan
komunikasi dan teknologi (1977) dan Heimich (1970) mengemukan bahwa sistem
pendekatan pengelolaan menjadi paradigma yang dominan karena pemikiran tentang
proses pengelolaan dalam perkembangan instruksional dan teknologi berdasarkan
sistem pembelajaran. Sedangkan
menurut Seels & Richey, pengelolaan adalah perencanaan, koordinasi,
pengorganisasian, dan pengawasan sumber, informasi dan sistem pengiriman dalam
konteks pengelolaan rancangan instruksional.
Dari uraian di atas,
penulis melakukan review tesis untuk menentukan hubungan antara permasalahan
yang diteliti dalam tesis dengan tiga kawasan dasar Teknologi Pendidikan. Tesis
tersebut berjudul : Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository
terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi
Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ).
B. Rumusan Masalah
Apakah tesis yang berjudul Pengaruh pendekatan
Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari
Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun
Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ), masuk
dalan kawasan Teknologi Pendidikan ?
C. Tujuan
Review tesis ini
bertujuan untuk :
1.
Melakukan analisis
terhadap setiap variabel penelitian, dengan teori pendukungnya menyangkut
kawasan teknologi pendidikan.
2.
Menentukan kawasan (bidang garapan)
teknologi pendidikan masing-masing kata kunci atau variabel tersebut.
D. Manfaat
Review tesis ini diharapkan bermanfaat bagi penulis
untuk memberikan bekal yang memadai melalui latihan nyata dalam rangka
menguasai konsep, kaidah dalam kawasan teknologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Judul
Pengaruh
pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau
dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun
Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ).
Tujuan penelitian
dalam tesis ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh
pendekatan Quantum Learning dan Ekpository terhadap prestasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh
pendekatan Quantum Learning dan Ekpository terhadap prestasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan.
3. Untuk mengetahui interaksi pengaruh
antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar terhadap pretasi belajar
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penelitian
ini merupakan penelitian Ekperimental berupa studi Ekperimen pada kelas X di
kecaatan Ngrambe dengan pendekatan kuantitatif, sehingga untuk menetukan
hubungan antara permasalahan yang diteliti dalam tesis dengan tiga kawasan
dasar teknologi pendidikan, penulis menggunakan variabel yang digunakan dalam
tesis ini.
B. Variabel
Variabel
dalam tesis ”Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap
prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP
Negeri di kecamatan Ngrambe )” tersebut terdiri dari :
1. Pendekatan
Pembelajaran Quantum Learning
Charlotte
Shelton (1998, 1) menjelaskan pengertian tentang Quantum sebagai berikut :
”Kata
quantum berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik berarti studi tentang
gerakan. Jadi mekanika quantum adalah ilmu yang mempelajari tentang
partikel-partikel sub atom yang bergerak. Namun demikian kekeliruan berfikir
tentang partikel-partikel sub atom ini merupakan banyaknya benda. Partikel sub
atom bukan merupakan kecenderungan energi dengan potensial. Energi sebagai
implikasi dalam istilah mekanika tidak pernah statis. Energi selalu bergerak
terus menerus, tidak pernah berhenti berubah dari gelombang menjadi partikel
dan dari partikel menjadi gelombang, membentuk atom-atom dan molekul yang
seterusnya membentuk dunia materi. Ini benar-benar yang menakjubkan yang
terlihat stabil dan statis, apabila kita cermati ternyata dunia tersusun
energi.”
Quantum
Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP),
yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengukur informasi. Program ini
meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku, dan dapat digunakan untuk
menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan
pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa positif untuk
meningkatkan tindakan-tindakan positif, merupakan faktor penting untuk
merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan
dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan
pegangan dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Melaksanakan
model Quantum Learning tentunya menggunakan pendekatan Quantum Teaching. Quantum
Teaching memodelkan filosofi pengajaran dan strateginya dengan kerangka
rancangan belajar yang dikenal dengan istilah TANDUR. TANDUR adalah sebuah
makna dari kerangka rancanagan belajar Quantum Teaching yaitu Tumbuhkan, Alami,
Namai, Ulangi, dan Rayakan ( DePoter, 2005).
Pendekatan
pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran yang berorientasi pada kepentingan
siswa atau student center. Karena orang belajar melibatkan seluruh tubuh dan
pikiran pada saat bersamaan. Oleh karena itulah belajar dengan melakukan, akan
jauh lebih baik dan lebih cepat daripada mempelajari hal-hal yang
setahap-setahap diluan kontek. Dengan pembelajaran yang menyenagkan siswa kan
mengalami langsung apa yang menjadi pokok pembahasan yang disampaikan oleh
guru.
Pendekatan Pembelajaran
Quantum termasuk dalam kawasan :
a. Kawasan
Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.
Karena
sebelum pelaksanaan, dilakukan desain baik dalam pengembangan silabus dan lebih
khusus lagi Desain Rancangan Pembelajaran Quantum. Dalam rancangan ini ada
prosedur terorganisasi (sintak) yang harus diperhatikan meliputi
langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan
penilaian pembelajaran.
b. Kawasan
Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Pesan.
Karena dalam Pendekatan Pembelajaran Quantum
memanfaatkan berbagai lembar kerja dan sumber belajar yang relevan. Hal ini
menunjukkan adanya perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan, yang
mencakup prinsip perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi komunikasi
antara pengirim dan penerima pesan.
c. Kawasan Penciptaan,
Sub Kawasan : Desain Strategi Pembelajaran
Karena dalam Pendekatan Quantum direncanakan
strategi yang dapat digunakan untuk mencakup materi yang banyak dengan waktu
yang relative lebih cepat, dengan menggabungkan berbagai konsep pengajaran
dalam usaha memahamkan siswa tentang materi yang diajarkan.
d. Kawasan Penciptaan, Sub
Kawasan Desain yaitu tentang karakteristik pebelajar.
Karena dalam Pendekatan Quantum diperlukan peran
aktif pebelajar sehingga perlu diketahui bagaimana menumbuhkan kreativitas dan
keaktivan peserta didik.
e. Kawasan Penggunaan
(Using), Sub Kawasan : Difusi inovasi.
Karena dalam penelitian ini ada upaya percobaan dan adopsi metode
atau strategi belajar baru di tempat tersebut, yaitu Pendekatan Quantum dengan
segala seluk beluknya.
f. Kawasan Pengelolaan
(Managing), Sub Kawasan : Manajemen Sumber.
Karena dalam Pendekatan Quantum diperlukan perencanaan dan
pemantauan tentang bagaimana sumber pembelajaran dikelola sebagai system
pendukung.
2. Pendekatan
Pembelajaran Ekspositori
Pendekatan pembelajaran ekspositori atau orang
sering menyebut metode ceramah berfariasi adalah pendekatan pembelajaran
yang digunakan guru dengan memberikan keterangan atau penjelasan terlebih
dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajrannya, serta memberikan
contoh-contoh latihan pemecahan ,asalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi,
tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang diterapkan oleh guru
secara cermat. Penggunaan pendekatan ekspositori merupakan metode
pembelajaran mengarah kepada tersampainya isi pelajaran kepada siswa secara
langsung.
Prosedur penyajian materi
menurut Muhibbin Syah (2002, 246), adalah sebagai berikut :
a.
Persiapan (preparation)
b.
Apersepsi (aperception)
Yakni
guru bertanya atau menguraikan materi untuk mengarahkan perhatian para siswa
terhadap materi yang hendak disajikan.
c. Penyajian (presentation)
Yakni guru
menyajikan bahan pengajaran secara lisan atau menyuruh siswa membaca bahan yang
berkenaan dengan buku teks, diklat atau tulisan di papan tulis.
d. Penyebutan kembali (recitation)
Yakni guru
menyuruh siswa menyatakan kembali kandungan materi pelajaran yang telah
disajikan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Dalam
pembelajaran ini, peranan guru sangat besar diantaranya dalam menyampaikan
bahan pelajaran perlu :
a. Menyusun
program pembelajaran baik program semester (promes) maupun program tahunan
(prota).
b. Memberikan
informasi kepada siswa dengan benar.
c. Memfasilitasi
siswa dalam belajar.
d. Membimbing
siswa dan
e. Mengadakan
penilaian.
Metode Ekpositori termasuk kedalam kawasan :
C. Kawasan
Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.
Karena
sebelum pelaksanaan, dilakukan desain baik dalam pengembangan silabus dan lebih
khusus lagi Desain Rancangan Pembelajaran Ekpositori. Dalam rancangan ini ada
prosedur terorganisasi yang harus diperhatikan meliputi langkah-langkah
penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian
pembelajaran.
b. Kawasan
Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Strategi Pembelajaran
Karena
Metode Ekspositori juga merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran.
c. Kawasan Penciptaan, Sub
Kawasan Desain yaitu tentang karakteristik pebelajar.
Karena
dalam Metode Ekpositori juga diperlukan analisis karakteristik peserta didik.
d. Kawasan Pengelolaan (Managing),
Sub Kawasan : Manajemen Sumber.
Karena
dalam Metode Ekspositori juga diperlukan perencanaan dan pemantauan tentang
bagaimana sumber pembelajaran dikelola sebagai system pendukung.
3. Prestasi
Belajar Siswa
Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985, 40) menyatakan bahwa
prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek yaitu :
a. Kemampuan
intelektual
b. Strategi
kognitif
c. Informasi
verbal
d. Sikap
e. Ketrampilan.
Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunta
(1998,110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang
dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut,
prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam
proses pembelajaran.
Prestasi Belajar Siswa
termasuk dalam kawasan :
a. Kawasan Penciptaan (Creating),
Sub Kawasan : Penilaian, yaitu tentang Pengukuran Acuan Patokan.
Karena
digunakan tes sebagai teknik untuk menentukan kemampuan penelajar dalam
menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Hasilnya dapat
memberitahukan seberapa jauh pebelajar dapat mencapai standar yang ditentukan.
D. Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan
Penilaian Formatif.
Karena prestasi belajar yang diukur berkaitan dengan pengumpulan
informasi sebagai dasar penggunaan selanjutnya, serta bersifat intern, artinya
dilakukan oleh guru.
4. Motivasi
Belajar Siswa
Motivasi
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan minat belajar siswa dan keaktifan
siswa selama proses pembelajaran. Elliot dkk. Dalam bukunya Learning
Principalmengatakan bahwa motivasi mempengaruhi pembelajaran dan prestasi
siswa (1996:20).
Terdapat berbagai macam motivasi. Menurut Biggs dan Watkins
terdapat empat kategori dari motivasi, yaitu :
a. Motivasi ekstrinsik yaitu
motivasi yang berasal dari faktor luar manusia itu sendiri. Sebagai contoh,
seorang siswa belajar karena keinginan mendapat hadiah atau menghindari
hukuman.
b. Motivasi
instrinsik yaitu motivasi yang berasal dari faktor dalam manusia itu sendiri.
Sebagai contoh, seorang siswa karena mereka tertarik pada tugas dan
mngerjakannya atas kemauan diri sendiri dan melaksanakannya itu memberikan
kepuasaan bagi dia.
c. Motivasi
berprestasi yantu motivasi untuk merprestasi, berkompetensi untuk mengalahkan
yang lain, dan kemenangan memberikan kepuasan.
d. Motivasi
sosial yaitu motivasi untuk memberikan kepuasan pada sesuatu dalam lingkungan
sosial dia.
Hal yang perlu diingat
adalah motivasi instrinsik bertahan lebih baik dan memberikan konstrbusi lebih
daripada motivasi eksternal itu sendiri. Namun demikian, dalam memotivasi siswa
untuk belajar, dorongan eksternal juga perlu digunakan. Dorongan luar itu
diperlukan untuk memancing siswa agar merasa terikat dengan proses
pembelajaran. Diharapkan, dengan munculnya motivasi tersebut dapat memberikan
kepercayaan diri siswa sehingga motivasi instrinsik siswa akan muncul dengan
sendirinya.
Elliot (2000:345)
menerangkan terdapat enam faktor yang mempengaruhi motivasi. Yang pertama
adalah kecemasan. Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang
biasanya menyebabkan kelelahan, kesulitan dan gejala yang lainnya. Yang kedua
adalah ketertarikan. Yang ketiga adalah pengendalian diri. Yang keempat adalah
kegagalan belajar. Yang kelima adalah efesiensi diri, dan yang terakhir adalah
lingkungan belajar.
Selain mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, guru juga perlu mengetahui ciri-ciri
dari siswa yang termotivasi, yaitu :
a. Berorientasi positif
pada tugas
b. Mempunyai ego
c. Berkeinganan untuk
berprestasi
d. Beraspirasi pada tujuan
e. Ketekunan
f. Bertoleransi pada
kegagalan
Siswa yang termotivasi
adalah siswa yang mempunyai pikiran positif. Dia menemukan betapa pentingnya
belajar itu. Dia tidak menyerah bila menemui kegagalan. Dia percaya bahwa lama
kelamaan dia akan bisa. Terdapat beberapa penelitian bahwa motivasi berbanding
lurus terdapat hasil belajar siswa. Maksudnya adalah murid yang termotivasi
dalam pembelajaran mempunyai hasil belajar yang cenderung meningkat dari waktu
ke waktu.
Motivasi Belajar Siswa
termasuk dalam kawasan :
Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan Desain, yaitu tentang
karakteristik pebelajar. Karena masing-masing pebelajar memiliki modal
motivasi, baik itu motivasi belajar yang rendah maupun yang tinggi. Harapannya
dengan Pendekatan Quantum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tesis
dengan judul : ”Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap
prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP
Negeri di kecamatan Ngrambe )” termasuk dalam kawasan Teknologi Pendidikan,
dengan rincian sebagai berikut :
1. Variabel Pendekatan Pembelajaran Quantum
termasuk dalam kawasan :
a. Kawasan
Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.
b. Kawasan
Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Pesan.
c. Kawasan
Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Strategi Pembelajaran
d. Kawasan
Penciptaan, Sub Kawasan Desain yaitu tentang karakteristik pebelajar.
e. Kawasan
Penggunaan (Using), Sub Kawasan : Difusi inovasi.
f. Kawasan
Pengelolaan (Managing), Sub Kawasan : Manajemen Sumber.
2. Variabel Metode Ekpositori termasuk
kedalam kawasan :
a. Kawasan
Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.
b. Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan : Desain
Strategi Pembelajaran
c. Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan Desain
yaitu tentang karakteristik pebelajar.
e. Kawasan
Pengelolaan (Managing), Sub Kawasan : Manajemen Sumber.
3. Variabel Prestasi Belajar Siswa termasuk
dalam kawasan :
a. Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan :
Penilaian, yaitu tentang Pengukuran Acuan Patokan.
b. Kawasan Penciptaan, Sub
Kawasan Penilaian Formatif.
4. Variabel Motivasi Belajar Siswa termasuk
dalam kawasan : Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan Desain, yaitu
tentang karakteristik pebelajar.
B. Penutup
Demikian Review Tesis ini, semoga dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan hasil dari review ini.
.
DAFTAR PUSTAKA.
Barbara B Seel dan Rita C. Richey,
1994, Teknologi Pembelajaran Definisi dan
Kawasannya, terjemahan oleh Dewi S prawiradilaga, Rapael Raharjo, dan Yusuf
Hadi Miarso, LPTK Gedung C. Kampus UNJ Rawamanagun, Jakarta, UNJ Pres.
DePorter Bobbi & Mike Hernackki,
2005, Quantum Leraning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan (Edisi terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman). Bandung : PT Mizan Pustaka.
Elliot, dkk. 1996. Learning Principal. Singapore:
McMillan
Gagne, Robert M dan Bringgs, Leslie J. 1985 The Condition
of Learning, Third Edition, New York. Holt. Penehart and Wistone.
Muhibbin Syah, 2002, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan baru, edisi revisi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka
Shelton Charlotte, 1998, Quantum Leaps : 7
Skill for Workplace Recreation. Boston : Butterworth-Heineman.
Suharsimi Arikunto 1998, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta
: Rhineka Cipta.
Suyono, 2009, Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan
Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi
Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ).
0 komentar:
Posting Komentar
Akan bijak bila memberi komentar bukan spam