Raras Wuri Miswandaru, M.Pd.Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
BAB
I
KONSEP
DASAR MSDM
A.
Pengantar
Sumber
daya manusia (SDM) merupakan sumber daya organisasi yang paling fital. Terlebih
di era globalisasi dengan perkembangan teknolologi yang tinggi dan persaingan
yang ketat dibutuhkan SDM yang terampil dan berkualitas. Sumber daya tersebut
penting bagi organisasi untuk dikelola dan diatur supaya lebih efektif dalam
mencapai tujuan organisasi. Di tengah suasana persaingan yang kian ketat, peran
SDM semakin terasa dalam menolong manajer-manajer lini organisasi.
Sumber
daya yang dimiliki organisasi/perusahaan
terdiri dari empat macam, yaitu: finansial, fisik, manusia, dan sisitem
teknologi. Dari keempat sumber daya yang paling penting sebagai aset organisasi
adalah SDM. Namun, bukan berarti finansial, fisik, dan teknologi bukan
merupakan aspek yang penting. Tanpa aspek-aspek tersebut, orang-orang tidak
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Orang-orang- karyawan bekerja dengan
difasilitasi aspek-aspek tersebut. Mereka menentukan tujuan, melakukan inovasi,
dan mencari cara untuk mencapai tujuan dengan memberdayakan aspek-aspek tersebut.
Mereka merancang dan merumuskan strategi untuk mencapai tujuan. Tanpa SDM,
aspek-aspek lain tidak dapat dimanfaatkan secara efektif. Untuk itu, diperlukan
orang-orang yang mampu melaksanakan tugas-tugas oragnisasi secara professional.
Tantangan
dan peluang dapat diwujudkan jika dilakukan oleh orang-orang yang profesional. Sebaliknya,
masalah yang berkaitan dengan menajemen disebabkan adanya keyakinan bahwa semua
manusia berkemampuan sama. Kenyataannya, tidaklah ada dua orang yang mempuanya
kemampuan sama. Setiap orang memiliki perbedaan, baik secara fisik maupun
psikis. Oleh karena itu, dalam manjemen organisasi perlu memperhatikan
keanekaragaman kemampuan yang dimiliki pada setiap individu organisasi.
B.
Filosofi
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan Paradigmanya
Manajemen adalah seni melakukan sesuatu melalui
orang-orang dengan memberdayakan bahan baku yang disediakan. Hal ini dilakukan
dengan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan evaluasi.
Melalui fungsi-fungsi manajemen dilakukan pendekatan sistem (sistem approach). Pendekataan sistem
adalah pendekatan yang mengintegrasikan seluruh sumber daya organisasi dalam
pencapaian tujuan. Dari mulai perencanaan sampai dengan evaluasi merupakan
rangkaian tahap yang harus dilalui dalam manajemen organisasi.
Manajemen
Sumber Daya Manusia (human resources
management) adalah pengeloaan sumber daya yang berupa kemampuan setiap
individu dalam oragnisasi. Pengeloaan dilakukan mulai dari rekruitmen,
pendayagunaan, penilaian, pemberian balas jasa, perlidungan, dan
pemberhentian/pension pada setiap individu dalam organisasi. Untuk itu, di
dalam MSDM juga dilakukan sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
diri karyawan, sistem karir, evaluasi kinerja dan kompensasi dari hasil
kinerja.
MSDM
adalah pengaturan aktivitas-aktivitas manusia dalam organisasi secara efektif
untuk mencapai tujuan. Konsekuensi yang dilakukan dengan mengatur
manajer-manajer di seluruh lapisan. Fokus pencapaian tujuan merupakan hal yang
utama harus diperhatiakan secara nyata(objective).
Jika tujuan tidak dapat dicapai secara berkesinambungan, maka keberadaan
organisasi akan berakhir. Artinya, SDM yang ada di dalam organisasi tidak
memiliki nilai kinerja baik.
Seberapa
baik SDM dikelola akan menjadi hal yang sangat vital bagi kesuksesan perusahaan
di masa mendatang. MSDM menjadi unsur yang sangat penting dalam pengembangan
perusahaan. Terlebih adanya perkembangan teknologi yang semakin meningkat, maka
orang-orang yang bekerja dalam organisasi makin penting bagi kesuksesan
organisasi. Kesulitan dalam mengelola orang-orang yang berkecimpung dalam
teknologi maju berperan pula dalam kompleksitas pengelolaan SDM serta
peningkatan produktivitasnya.
Empat
hal penting berkenaan dengan SDM:
1. Penekanan
terhadap pengintegrasian berbagai kebijakan SDM dengan perencanaan bisnis.
2.
Tanggung jawab pengelolaan SDM tidak
lagi terletak hanya pada manajer khusus, tetapi terletak pada manajemen lini
senior.
3.
Perubahan fokus dari hubungan serikat
pekerja-manajemen menjadi hubungan manajemen-karyawan; dari kolektivisme
menjadi individualism.
4.
Terdapat aksentuasi pada komitmen dan
melatih inisiatif bahwa manajer berperan sebagai penggerak dan fasilitator.
Selain
keempat hal di atas, selanjutnya perlu dijelaskan alasan MSDM sangat penting bagi organisasi:
1.
Kurangnya tenaga teknis khusus untuk
menunjang perluasan bisnis tertentu, misalnya insinyur pertambangan,
perminyakan, teknologi industry, dsb.
2.
Terbatasnya kuantitas manajer yang
teruji dan berpengalaman luas.
3.
Biaya pelaksanaan sangat mahal, mulai
dari rekruitmen, penempatan, penilaian, kompensasi, kesehatan, perlindungan,
dan pemberhentian.
4.
Tuntutan atas praktik manajemen atas
praktik diskriminasi dan ancaman biaya yang sangat mahal.
5.
Peningkatan produktivitas dan tenaga
profesional yang mengarah pada kompetitif dan keunggulan perusahaan.
6.
Penyediaan kesempatan karier dan
lingkungan kerja yang menarik, memotivasi, dan menahan tenaga kerja yang
diperlukan.
C.
Istilah
Manajemen Personalia dan MSDM
Istilah-istilah manajemen personlia (personnel management) dan MSDM (human resources management) mengacu pada
proses yang sama. MSDM merupakan nomenclature
modern yang mengemuka selama kurun waktu 1970-an dan diterima secara luas pada
tahun 1989. Kedua istilah tersebut mengacu kepada hal yang serupa. SDM
merupakan aset organisasi yang paling penting. Namun, bila ditinjau dari segi
keaktifan manusianya, kedua istilah tersebut terdapat perbedaan.
Istilah SDM berbeda dengan manajemen personalia. MSDM
lebih proaktif daripada reaktif; mencakup sistem yang lebih luas daripada
bagian per bagian; memperlakukan karyawan sebagai modal sosial daripada sebagai
biaya variabel; lebih berorientasi pada tujuan daripada hasil; lebih berorientasi
pada komitmen daripada hasil. Jadi, MSDM lebih baik daripada manajemen
personalia. Manajemen personalia lebih diarahkan kepada karyawan organisasi:
merekrut, mengorganisasikan, memberiakan kesejahteraan dan penghargaan,
pemberian perlindungan dan jaminan hari tua, dan pemberhentian. Adapun, MSDM
lebih menekankan pada strategic dan terintegrasi deangan semua kebijakan bisnis
perusahaan. MSDM memberdayakan semua personalia manajerial (khususnya manajer
umum). Terapat tiga hal penting yang membedakan MSDM dengan manajemen
personalia; maanjemen SDM diterapkan terhadap para manajer dan karyawan;
memperhatikan masalah pengelolaan manusia dan sumber daya lainnya; serta
menekankan pengelolaan kultur organisasional sebagai pusat aktivitas manajer
senior.
Terakhir memperlihatkan adanya beberapa
perusahaan yang telah menggunakan istilah departermen SDM (human resources department) dari istilah departemen personalia (personnel department). Perubahan
tersebut memiliki arti bahwa sekarang lebih bermakna menggunakan istilah MSDM
daripada manajemen personalia. Pergantian ini bukan sekedar hanya permasalahan
istilah tetapi lebih mengarah kepada hubungan perusahaan dengan karyawan
berkaitan dengan aktivitas rekrutmen, seleksi, pengembangan, dan pemeliharaan
karyawan yang kompeten dan produktif.
D.
Tujuan MSDM
MSDM dalam arti sempit bertujuan untuk merekrut atau
menarik (attract), mengembangkan (develop), memelihara (retain),
dan memotivasi (motivate) SDM
sehingga mampu: (1) mencapai tujuan secara efektif dan efisien, (2) membantu anggota dalam posisi yang memuaskan
menurut standar kinerja kelompok, (3) mengembangkan karir secara maksimal, dan (4)
menyeimbangkan dan mendamaikan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi. MSDM dalam arti luas bertujuan
untuk mampu bersaing di kancah internasional.
E.
Manfaat
MSDM
MSDM bermanfaat
bagi organisasi dan manajer SDM untuk (1) mendapatkan: informasi analisis
tugas, (2) mendisain sistem informasi SDM, (3) menganalisis organisasi dan
definisi tugas, (4) merencanakan SDM, (5) merekrut SDM, (6) menyeleksi dan
penempatan SDM, (7) mengklasifikasi tugas dan mengevaluasi kinerja SDM, (8)
membuat standar kinerja dan sistem ganjaran, (9) mendisain kurikulum diklat,
(10) merencanakan karir dan pengembangan SDM, (11) meerencanakan sukses, (12)
menganalisis kekuatan kerja, dan (13) mendisain manusia- sistem mesin.
Manfaat MSDM bagi pekerja: (1)
menimbulkan rasa aman, keadilan, dan kepuasan; (2) memperoleh penilaian kinerja
yang objektif; (3) memperoleh gaji yang relatif layak; (4) memperoleh iklim
kerja yang menyenangkan; dan (5) memusatkan perhatian pada prestasi kerja. Manfaat
MSDM bagi masyarakat: (1) eksistensi organisasi menyesuaikan hukum yang
berlaku, (2) meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat, (3) menjadikan
masyarakat sebagai mitra, (4) menghimpun diri dalam serikat pekerja seluruh Indonesia,
dan (5) menyiapkan diri dalam persaingan global.
F.
Model-Model
MSDM
Model-model
MSDM yang memungkinkan digunakan oleh manajemen anatara lain:
1.
Model Klerikal
2.
Model Hukum
3.
Model Finansial
4.
Model Manajerial
5.
Model Humanistik
6.
Model Ilmu Perilaku
1. Model Klerikal (Clerical model)
Model ini memfungsikan departemen SDM
dalam hal membuat dan menyimpan laporan, data, catatan, dan melaksanakan tugas
rutin. Fungsi departemen SDM menangani kertas kerja yang dibutuhkan dan
menangani tugas kepegawaian rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di
dalam model ini, peran departemen SDM cenderung pasif dan lemah. Model ini
masih beroperasi, namun tidak memungkinkan untuk berkembang karena adanya
tekanan yang semakin kuat untuk memanfaatkan SDM secara lebih efektif. Tekanan itu
menghendaki supaya departemen SDM memaksimalkan penggunaan SDM secara efektif
dan efisien. Implikasi model klarikal terhadap SDM adalah tidak adanya dorongan
terhadap peran departemen SDM dalam proses perencanaan strategik. Model
klerikal juga menyebabkan departemen SDM tidak disertakan dalam pembentukan
kultur organisasi.
2. Model Hukum (Legal Model)
Kiprah
departemen SDM memperoleh kekuatan dari keahlian di bidang hukum. Krisis
kepercayaan terhadap hukum memberikan perhatian kepada departemen SDM untuk
lebih professional. Pada perkembangan selanjutnya memungkinkan model hukum tidak
lagi memiliki kekuatan. Melemahnya model hukum akibat masyarakat yang mulai bosan
menyandarkan diri kepada pemerintah merupakan sebuah persoalan yang harus
segera dicari pemecahannya. Namun demikian, telah ada usaha dari departemen SDM
untuk bekerja sama mencegah masalah hukum yang mungkin muncul. Implikasi model hukum
terhadap departemen SDM adalah menempatkan departemen SDM sebagai pengamat dan penilai
aktif terhadap strategi dan masalah hukum serta aspek etis pemecahannya.
3. Model Finansial (Finansial Model)
Aspek finansial makin mendapat sorotan. MSDM
akan semakin kuat dan kualitas jika semua aspek berkaitan dengan
keberlangsungan SDM dipedulikan. Misalnya, biaya asuransi kesehatan, pensiun,
liburan, tambahan kesejahteraan, perlindungan, dsb. SDM yang profesional
penting dibutuhkan sehingga dampak aspek finansial sangat dirasakan. Perkembangan
selanjutnya, model financial makin menguat jika tidak ada pengendalian yang
cermat. Model ini dapat memberikan motivasi yang tinggi tetapi juga dapat
menurunkan SDM jika tidak diimbangi oleh kesadaran diri yang kuat. Departemen SDM
diharapkan mampu membuat program secara tepat dan dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Meningkatnya kompensasi tidak langsung akan terus berlanjut dan
menuntut perhatian manajemen. Model ini memberikan peran kepada departemen SDM
dalam menganalisis biaya dan manfaatnya bagi organisasi.
4. Model Manajerial (Managerial Model)
Model ini
memilki dua sifat. Yang pertama berorientasi pada produktivitas dan yang kedua
berorientasi pada fungsi. Sifat yang berorientasi pada produktivitas bekerja
pada lini bawah organisasi. Mereka memfokuskan pada tujuan, orientasi, nilai,
dan pengambilan keputusan yang tepat. Adapun, sifat yang berorientasi pada
fungsi lebih menekankan pada keahlian yang diperlukan untuk menangani fungsi
kunci manajemen mulai dari rekruitmen, penempatan, evaluasi kinerja, dan
pengembangan keprofesian berkelanjutan(Continuitas
Professional Dvelopment). Perkembangan selanjutnya, model ini akan
dijalankan secara efektif. Kenyataan, jika fungsi manajemen dalam departemen SDM
tidak dilaksanakan dengan baik maka organisasi mengalami kegagalan pencapaian
tujuan. Manajer lini harus menguasai sampai pada tingkat tertentu guna
mengelola tenaga kerja yang terdidik dengan baik dan sangat kompleks.
5. Model
Humanistik (Humanistic Model)
Model
ini menekankan bahwasanya SDM adalah individu karyawan yang membutuhkan
pengembangan diri dan peningkatan karir. SDM dibentuk dan dikembangkan nilai
dan potensinya untuk mengembangkan organisasi. Model humanistic ini menunjukkan
beberapa aktivitas SDM mulai dari pelatihan sampai dengan bimbingan karir. Perkembangan lebih lanjut model humanistik ini
mendapatkan tuntutan bahwa organisasi pengembangan manajer yang kompeten merupakan
suatu kebutuhan penting. Model ini memberikan harapan tinggi kepada para
karyawan muda untuk lebih memperhatikan kualitas. Model humanistik ini
menawarkan kepada departemen SDM untuk tanggung jawab atas pembentukan kultur
kondusif mengarah pada pertumbuhan dan kepuasan karyawan.
6. Model Ilmu Perilaku (Behavioral Science Model)
Ilmu
perilaku seperti psikologi dan perilaku organisasi merupakan basis aktivitas SDM.
Pendekatan sains terhadap perilaku manusia dapat diterapkan pada seluruh basis SDM.
Misalnya, penilaian kinerja, pelatihan,
pengembangan karier, desain program, pengembangan kompetensi berkelanjutan. Perkembangan
selanjutnya memungkinkan model perilaku ini akan mengembangkan teknik baru dan
maju dalam bidang-bidang rekruitmen pegawai, penilaian kinerja, pelatihan,
pengembangan karier, kompensasi, dan peningkatan produktivitas. Model perilku
menyiapkan departemen sumber daya tentang kemampuan, kekuatan, dan kelemahan personalia.
Pemilihan
model bagi departemen SDM merupakan keharusan mengingat perembangan nilai-nilai,
budaya, dan teknologi yang mempengaruhi pola piker dan kehidupan individu
manusia. Departemen SDM harus cermat menganalisis tantangan dan mengantisipasi
kegagalan yang mungkin akan dialami. Departemen SDM harus menyiapkan manajer
yang memiliki potensi dan peran penuh bagi fungsi mereka secara keseluruhan.
G.
Fungsi Departemen SDM
Sebelum
membicarakan fungsi departemen SDM maka perlu dipahami hubungan unit lini
dangan unit staf. Unit lini adalah unit yang terlibat dalam produksi barang dan
jasa. Unit staf adalah unit yang bekerja membantyu unit lini dan tidak terkait
dengan produksi dan pemasaran barang. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, departemen
SDM melakukan berbagai fungsi sebagai berikut.
1.
Fungsi perumus strategi,tujuan,
kebijakan, dan prosedur.
2.
Fungsi pemberi saran
3.
Fungsi pemberi jasa/layanan
4.
Fungsi pelaksana pengendalian
Fungsi
Perumus Strategi, Tujuan, Kebijakan, dan Prosedur
Contoh Keputusan Strategik yang
Berdampak Besar dan Kecil terhadap SDM
Contoh
Keputusan Strtegik yang Berdampak Langsung terhadap SDM -
Lokasi pabrik -
Penutupan pabrik -
Pemotongan gaji -
Restrukturisasi -
Perundingan kolektif -
Otomasi -
Desain/redesain pekerjaan -
Teknologi produksi -
Gaya kepenyeliaan -
Perubahan kultur organisasi -
Ekspansi/penciutan pasar Contoh Keputusan
Strtegik yang Tidak Berdampak
Langsung terhadap SDM -
Resrukturisasi pinjaman/portofolio -
Penerbitan saham -
Perubahan logo/ nama perusahaan -
Perubahan fitur produk -
Kampanye hubungan masyarakat -
Perubahan metode akuntansi
Strategi
(strategy) adalah seni yang
mengarahkan pilihan dan bentuk aktivitas menuju pencapaian tujuan. Tujuan adalah impian yang harus
diwujudkan melalui aktivitas SDM. Kebijakan
adalah formulasi sikap departemen SDM sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
aktivitas organisasi. Prosedur adalah
tahapan aturan yang mengarah pada tindakan spesifik.
Fungsi Pemberi Saran
Departemen
SDM membuka bentuk konsultasi dan saran kepada manajer lini. Sebagai konsultan
internal, departemen SDM mengumpulkan informasi, mendiagnosis masalah,
menentukan solusi, dan menawarkan bantuan dan bimbingan pemecahan masalah
organisasi.
Fungsi Pemberi Layanan
Aktivitas
fungsi layanan adlah memberkan layanan mulai dari rekruitmen, pelatihan dan
pengembangan, sera pemberian kompensasi. Layanan pembuatan keputusan dan teknik
inovasinya untuk menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam kualitas kerja
dan penggelembungan laba perusahaan.
Fungsi Pelaksana Kontrol
Departemen
SDM memantau kinerja lini dan staf dan memastikan apakah departemen lini dan
staf mematuhi kebijakan, prosedur, dan praktik yang telah ditentukan. Kendali
procedural terdapat pada manjemen lini. Kendali procedural (procedural control) berarti manajer dan
dan penyelia harus mengikuti prosedur yang telah dibakukan. Fungsi pengendalian
meliputi sebgaai berikut.
1. Menganalisis
data rekruitmen, penempatan, dan promosi.
2. Menganalisis
catatan penilaian kinerja
3. Menganalisis
statistik yang berkaitan dengan ketidakhadiran, keluhan, dan kecelakaan kerja.
Sebagai
fungsi pelaksana control MSDM berkewajiban merumuskan instrument da indikator
sebagai alat control. Alat control dibuat secara valid dan reliabel. Indikator kontrol
harus memuat semua aspek yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Instrumen
dirumuskan dengan memperhatikan ability
dan substansi berdasarkan kompetensi dan visi yang akan dicapai.
Gambar
berikut adalah hubungan antara strtegi, tujuan, kebijakan, dan peraturan.
Strategi Rencana yang mengintegrasikan tujuan utama
Tujuan Tujuan umum yang berupaya dicapai oleh organisasi Kebijakan Pedoman untuk pengambilan keputusan Prosedur Arah spesifik pengambilan keputusan
Gambar 1. Hubungan antara strtegi, tujuan,
kebijakan, dan peraturan
H.
AKTIVITAS MSDM
Aktivitas SDM(human
resources activities) adalah tindakan yang dilakukan untuk menyediakan
tenaga kerja efektif bagi organisasi. Aktivitas SDM berupa program yang
dirancang untuk merespon tujuan SDM. Di bawah ini ialah gambar yang menunjukkan hubungan Aktivitas SDM dengan Tujuan
MSDM. Untuk mencapai tujuan maka departemen SDM membantu para manajer merekrut,
melatih, mengembangkan, mengevaluasi, memelihara, dan mempertahankan jumlah dan
tipe karyawan yang tepat.
Tujuan SDM Aktivitas Penunjang 1. Tujuan
Sosial/kemasyarakatan a.
Kepatuhan hokum b. Jasa yang
dibutuhkan c.
Hubungan manajemen serikat pekerja 2. Tujuan
organisasional a.
Perencanaan SDM b.
Rekruitmen c.
Seleksi d.
Pelatihan dan Pengembangan e. Penilaian kinerja f.
Penempatan g.
Aktivitas 3. Tujuan Fungsional a.
Penilaian Kinerja b.
Penempatan d.
Aktivitas 4. Tujuan Pribadi a.
Pelatihan dan pengembangan b.
Penilaian Kinerja c.
Penempatan d.
Kompensasi e.
Aktivitas
Perencanaan SDM (human
resources planning) memfokuskan bagaimana organisasi akan mencapai tujuan
yang dikehendaki. Bagaimana perusahaan menerapkan prinsip efektif dan efisien. Perencanaan
SDM suatu aktivitas menentukan strategi dan kebijakan yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan. Melalui perencanaan SDM diharapkan gerak organisasi senantiasa
konsisten dengan visi yang ditetapkan.
Perencanaan Kepegawaian (employment planning), kegiatan menentukan kebutuhan orang-orang
yang dibutuhkan sesuai dengan keahliannya. Oleh karena itu, sebelum analisis
kebutuhan dilakukan pemetaan oleh perusahaan. Hasil pemetaan akan menunjukkan
kurang lebihnya karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan keahliannya. Jika surplus/kelebihan
karyawan maka diambil kebijakan pengurangan jumlah karyawan. Sebaliknaya,
apabila masih kekurangan karyawan maka dilekukan rekruitmen. Pelaksanaan rekruitmen
harus disesuiakan dengan hasil analisis kebutuhan.
Rekruitmen (recruitment)
merupakan aktivitas yang dirancang untuk memperoleh sejumlah pelamar kerja. Rekruitmen
yang efektif adalah penerimaan sejumlah pelamar kerja sesuai dengan kebutuhan.
Efektivitas sebuah organisasi tergantung pada efektivitas karyawan dalam
melakukan kerja. Efektivitas karyawan tergantung pada ketepatan perusahaan
dalam penempatan kerja sesuai dengan kemampuannya (the right man on the right place). Agar recruitment sesuai dengan
kebutuhan kerja maka departemen lainnya dapat membantu menyediakan deskripsi
pekerjaan yang akan dilakukan.
Seleksi adalah proses penyaringan jumlah pelamar
kerja yang dibutuhkan. Biasanya, proses seleksi dilakukan melaui dua tahap,
yaitu seleksi adminstrasi dan tes. Seleksi adminstrasi berkaitan dengan terpenuhinya
ketentuan persyaratan pelamar kerja. Adapun seleksi melaui tes antara lain tes
akademik, psikologi/ kepribadian, dan tes wawancara. Hasil seleksi
direkomendasikan kepada manajer/ supervisor untuk menentukan keputusan
penerimaan/ pengangkatan terakhir. Setelah itu, dilakukan pengumunan hasil
seleksi.
Penilaian kinerja merupakan aktivitas yang dilakukan
oleh supervisor dalam rangka pemantauan terhadap kinerja para karyawan. Kinerja
adalah unjuk kerja yang dilakukan para karyawan selam proses melaksanakan
pekerjaan. Penilaian kinerja dapat dilakukan melalui pengamatan proses dan
perolehan hasil kerja. Penilaian kinerja bertujuan untuk mengetahui ketepatan
kerja para karyawan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam pencapaian
tujuan organisasi. Dalam hal penilaian kinerja departemen SDM berkewajiban
menyusun prosedur dan instrumen penilaian kinerja. Departemen SDM bertanggung
jawab terhadap para penyelia/supervisor sehingga perlu dilakukan pelatihan
penilaian sebelum pelaksanaan. Agar penilaian dapat dilaksanakan secara efisien
maka dibuat standar kinerja.
Pelatihan dan pengembangan (training and development) diperlukan untuk meningkatkan kompetensi
para karyawan. Program pelatihan dn pengembangan diperuntukkan untuk melatihkan
pada keahlian baru dan memperbaiki keahlian yang telah dimiliki dan memotivasi
karyawan agar dapat melaksabakan kerja secara maksimal. Selain itu, program
pelatihan dan pengembangan juga mempersiapkan para karyawan pada pengembangan profesional
berkelanjutan (Continuitas Professional
Development). Pengembangan SDM membantu individu dan kelompok dalam
organisasi untuk berkembang lebih efektif. Selain itu, pengembangan SDM juga
mempersiapkan individu karyawan pada promosi jabatan dan pengembangan karier.
Pemberian kompensasi(compensation) merupakan pemberian gaji kepada karyawan atas kinerja mereka. Gaji
terdiri dari upah dan insentif. Pemberian kompensasi merupakan langkah yang
paling penting dalam pengelolaan SDM. Pemberian kompensasi dapat mempengaruhi
kinerja karyawan. Kompensasi yang diberikan tidak sesuai dengan standar akan
berkibat pada melemahnya motivasi SDM dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu, departemen SDM bertanggung jawab merumuskan standar pemberian
kompensasi dengan memperhatikan pada kualifikasi, pengalaman kerja, masa kerja,
dan kompetensi karyawan. Pemberian kompensasi juga dapat diberikan berupa bonus
atas prestasi kerja yang diraih mereka. Pemberian kompensasi dilakukan secara
adil, transaparan, dan akuntabel.
Pemeliharaan karyawan dalam departemen SDM
diharapkan menjadi perhatian. Setiap organisasi bertanggung jawab atas keselamatan
karyawan. Pemeliharaan karyawan dimaksudkan untuk menghindari kecelakaan kerja
dan meningkatkan keselamatan kerja. Di samping itu, program pemeliharaan
karyawan juga bermaksud untuk menjaga kesehatan karyawan. Untuk itu, organisasi
biasanya menyediakan pelayanan kesehatan berupa jaminan kesehatan atau
penyelenggaraan pos pelayanan di perusahaan atau lembaganya. Selain jaminan
kesehatan, untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja, perusahaan
menyediakan perumahan/asrama serta
Pemberhentian kerja dilakukan oleh departemen SDM
menjaga kualitas hasil. Pemberhentian kerja dengan istilah lain pemutusan
hubungan kerja disebabkan karena usia pelanggaran disiplin kerja, pengunduran
diri, meninggal, dan pengurangan karyawan. Urusan pemutusan hubungan kerja
departemen harus memperhatikan masalah gaji, masa kerja, kondisi karyawan, dan
masalah lain yang diperlukan. Untuk menjamin pemutusan hubungan kerja pada
umumnya organisasi menyelenggaraan tabungan pensiun. Tabungan ini diberikan
ketika karyawan dilakukan pemutusan hubungan kerja. Manajemen harus
memperhatikan pada serikat kerja yang ada. Pemutusan hubungan kerja mengacu
pada perjanjian kerja yang disepakati.
I.
Rangkuman
MSDM
adalah pengeloaan sumber daya yang berupa kemampuan setiap individu dalam
oragnisasi. Aktivitas manajemen sumber meliputi sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan diri karyawan, sistem karir, evaluasi kinerja dan
kompensasi dari hasil kinerja. Pendekatan yang efektif dalam MSDM ialah
pendekatan sistem (system approach).
Pendekataan sistem adalah pendekatan yang mengintegrasikan seluruh sumber daya
organisasi dalam pencapaian tujuan.
MSDM adalah
pengaturan aktivitas-aktivitas manusia dalam organisasi secara efektif untuk
mencapai tujuan. MSDM lebih baik daripada manajemen personalia. MSDM dalam arti sempit bertujuan untuk
merekrut atau menarik (attract), mengembangkan (develop),
memelihara (retain), dan memotivasi (motivate) SDM. MSDM bermanfaat bagi organisasi,
manajer, dan pekerja. Aktivitas SDM(human
resources activities) adalah tindakan yang dilakukan untuk menyediakan
tenaga kerja efektif bagi organisasi. Aktivitas SDM berupa program yang
dirancang untuk merespon tujuan SDM.
Model-model MSDM
yang memungkinkan digunakan oleh manajemen anatara lain: (1) model klerikal,
(2) hukum, (3) finansial, (4) manajerial, (5) humanistik, dan (6) model ilmu
perilaku. Departemen SDM melakukan berbagai fungsi sebagai berikut:(1) fungsi
perumus strategi,tujuan, kebijakan, dan prosedur, (2) pemberi saran, (3)
pemberi jasa/layanan, dan (4) pelaksana pengendalian.
Perencanaan Kepegawaian (employment planning), kegiatan menentukan kebutuhan orang-orang
yang dibutuhkan sesuai dengan keahliannya. Rekruitmen (recruitment) merupakan aktivitas yang dirancang untuk memperoleh
sejumlah pelamar kerja. Seleksi adalah proses penyaringan jumlah pelamar kerja
yang dibutuhkan. Penilaian kinerja merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
supervisor dalam rangka pemantauan terhadap kinerja para karyawan. Pelatihan
dan pengembangan (training and
development) diperlukan untuk meningkatkan kompetensi para karyawan.
Pemberian kompensasi(compensation)
merupakan pemberian gaji kepada karyawan
atas kinerja mereka. Pemeliharaan karyawan dalam departemen SDM diharapkan
menjadi perhatian. Pemberhentian kerja dilakukan oleh departemen SDM menjaga
kualitas hasil.
0 komentar:
Posting Komentar
Akan bijak bila memberi komentar bukan spam