Rabu, 29 April 2015

Kyai Muhammad Syechan Pendiri PP Shidiqiin Wara` dan Pembina Pemuda Pakarti

Ponpes Shidiqiin Wara` Purwojati. Kyai Muhammad Syechan Pendiri PP Shidiqiin Wara` dan Pembina Pemuda Pakarti

Mengenang Almarkhum Kyai Muhammad Syechan ketika sedang mengajarkan ilmu hakikat merupakan pengalaman yang tak dapat dilupakan. Pengajaran dengan sistem yang mudah diterima oleh santri, sehingga mudah dipahami. Kyai Muhammad Syechan sangat berperan dalam pendidikan di wilayah Purwojati. Banyumas

Jasa beliau adalah berdirinya Pondok Pesantren Shidiqiin Wara` serta mau mengarahkan pemuda ke jalan masa depan.Beliau membina Pemuda Pakarti agar menjadi pemuda yang siap dalam menghadapi masa depan harus siap tahan banting, tahan menderita. Karena penderitaan saat muda adalah untuk cambuk memperoleh masa depan yang lebih baik.

Dakwah beliau diterapkan langsung kedalam kehidupan nyata sehingga santri dibekali untuk siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Sebagai santri Kyai Muhammad Syechan maka anggota dan pengurus Pemuda Pakarti dan underbownya seperti SIR5 BandTBM Media Cerdik, Koperasi Pakarti Maju juga organisasi lainnya seperti FKGNI merupakan organisasi guru ngaji YGNI juga sangat menghormati perjuangan beliau

Jumat, 24 April 2015

Napak Tilas Konfrensi Asia Afrika ke 60 Tahun

Napak Tilas peserta Konfrensi Asia - Afrika ke 60 tahun digelar pada hari ini Jumat, 24 April 2015.Acara puncak yaitu napak tilas peserta Konfrensi Asia Afrika Savoy-Homan ke Merdeka. Acara disambut sangat meriah oleh warga bandung.

Konfrensi Asia Afrika yang terkenal menghasilkan 10 keputusan yang penting 60 tahun yang lalu. Kini dari negara-negara belahan utara katulistiwa banyak sekali yang mengalami kemiskinan, sedangkan bagian sebelah selatan banyak mengalami kemakmuran. Oleh karena itu negara-negara Asia Afrika harus mempunyai tekad bersama dalam meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.

Dalam peserta diikuti para pemimpin negara-negara peserta KAA. Dalam napak tilas kali Jokowi diapit oleh Preside Tionkok dan PM Malaysia. Setelah melakukan napak tilas Jokowi berpidato untuk mengedepankan kerjasama antar anggota KAA .setelah berpidato dilakukan penandatangan prasasti mengenang Konfrensi Asia Afrika.

Banyak warga yang mengeluh atas ditutupnya berbagai jalan sehingga kesulitan untuk melakukan aktivitas, Diamping itu juga dilain tempat timbul kemacetan yang sangat panjang, namun ada juga warga yang melakukan foto-foto di jalanan yang lengang.

GURU NGAJI YGNI: Kyai Muhammad Syechan Gurungaji YGNI yang Istiqoma...

GURU NGAJI YGNI: Kyai Muhammad Syechan Gurungaji YGNI yang Istiqoma...: Guru Ngaji YGNI . Kyai Muhammad Syechan Gurungaji YGNI yang Istiqomah Dakwah Kyai Muhammad Syechan lahir didaerah basis merah artinya masy...

Kamis, 23 April 2015

Selamat Hari Buku Sedunia

Raras Wuri Miswandaru. Selamat Hari Buku Sedunia

Buku adalah jendela ilmu, maka gemari baca buku maupun bacaan lainnya. Karena dengan membaca maka ilmu kita akan bertambah sehingga tujuan dunia dan akhirat akan dapat tercapai dengan baik. Kita harus genar membaca agar tidak ketinggalan dalam dunia yang penuh dengan kemajuan berbagai bidang.


Rabu, 22 April 2015

Teknik Pengambilan Sampel Dalam Penelitian

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

22DES
A. Pengertian Populasi dan Sampel
Dalam hubungan populasi dan sampel Prof.Sutrisno Hadi MA, menjelaskan bahwa sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Supaya lebih objektif istilah individu sebaiknya diganti istilah subjek dan atau objek. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki popolasi atau yang representatif artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walapun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.
Objek Penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data disebut Populasi. Namun dalam kegiatan penelitian untuk mengjangkau keseluruhan dari objek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya dipergunnakan teknik sampling yaitu prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada di dalam popilasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagaian saja. Dan baian dari populasi tersebut disebu sampel yang dianggap dapt mewakili populasinya.
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmian boleh dikatakan hampit selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapt dicapai kalau diperoleh sampel yang representastif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya
Jadi, berdasarkan Pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa Populasi adalah kumpulan subjek dan atau objek yang memiliki karakteristik yang  dapat diteliti oleh peneliti.  Dan Sampel merupakan Himpunan bagian dari populasi yang mencerminkan atau merupakan representatif dari karakteristik keseluruhan populasi sehingga mempermudah peneliti untuk mengadakan penelitian.
B. Petunjuk – Petunjuk untuk mengambil sampel
  1. Daerah generalisasi
Yang penting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagi daerah generalisasi, selanjutnya setelah itu barulah sampelnya sebagai daerah penelitiannya.
  1. Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populernya telah ditetapkan, haruslah segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting, bila menginginkan adanya validitas dan reliabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu hatusnya ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasinya, dan memberrikan batas-batas yang tegas, barulah kemudian menentapkan sampelnya.
  1. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya : sensus penduduk, dokumen-dokumen yangn disusun oleh instansi – instansi dan organisasi-organisasi.
  1. Besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti. Winarno Surachmad dalam “Dasar dan Teknik Research Pengatar metodologi Ilmiah”, memberikan pedoman sebgai berikut “Apabila populasi cukup homogen (serba sama), terhadap populasi di bawah 100 dapt dipergunakan sampel sebesar 50%, diatas 1.000 sebesar 15%. Memang seyogiyanya jumlah sampel itu harus lebih banyak daripada sedikit/kurang. (Over sampling is always better than under sampling).
  1. Menentapkan teknik sampling
Harus disadari bersama bahwa didalam masalh sampel ada yanng disebut: biased Sampel : yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan “sampel yang menyeleweng” sedang pengambilan sampel yang menghasilkan yang menyeleweng disebut : Biased Sampling. Biased Sampling adalah pengambilan sampel yagn tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.
C. Teori Pengambilan Sampel
Sampel pada dasarnya dapat diambil secara sembarang, namun dalam penelitian dikenal adanya beberapa macam teori dengan mengelompok-kelompokkan keinginan/pertimbangan pribadi, secara garis besar teori dapat dibagi 3 golongan besar :
1) Teori Kemungkinan (Probability)
2) Teori Terbatas (Non Probability)
3) Teori Gabungan
4) Teori kemungkinan (Probability)
Teori ini digunakan untuk pengambilan sampel apabila setiap elemen yang terdapat di dalam populasinya mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel, tanpa memperhatikan unsure-unsur dalam elemen tersebut.
Pemilihan sampel secara probabilitas ini, harus memperhatikan jumlah populasi dan sampelnya serta tanpa memperhatikan keadaan heterogenitas pada populasinya.
Jenis probalititas ini  oelh para pedahulu telah membagi bentuk-bentuk tertentu dengan membedakan ke dalam teknik pelaksanaan pengambilan sampelnya,antara lain dalan cara :
  1. Random
  2. Sistematik
Teori Terbatas (non Probability)
Secara teknis pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan teori terbatas, ada beberapa jenis antara lain :
  1. Snowball
Pengambilan sampel dengan bantuan key-informan, dan dari keinforman inilah akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya mengungkapkan criteria sebagai persyaratan untuk dapat dijadikan sampel.
Biasanya jenis ini digunakan, karena peneliti tidak mengetahui para calon respondennya, sehingga melalui bantuan key-informan jumlah responden yang dikehendaki dapat terpenuhi.
  1. Purposive
Sampel diambil dengan berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti, dimana persyaratan yang dibuat sebagai criteria harus dipebuhi sebagai sampel. Jadi dasar pertimbangannya ditentukan tersendiri oleh peneliti dan sampel yang diambil secara purposive ini peneliti harus :
  • Mempunyai pengetahun yang cukup tentang populasinya
  • Tepat alam menentukan persyaratan.
  • Menguasai benar-benar materi penelitian dengan segala permasalahannya.
  1. Incidental
Subjek sampel diambil secara sembarang, tanpa mempergunakan metode atau teknik sampling.
Teori Gabungan Pengambilan sampel dilakukan secara bertahan, yaitu diawali dari teori kemungkinan dengan salah satu jenisnya dan kemudian diikuti dengan teori terbatas dengan salah satu jenisnya atau sebaliknya.
D. Teknik – Teknik Sampling
  1. Teknik Random Sampling
Teknik random sampling adalah teknik pengamnilan sampel dimana semua dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Random sampling yang juga diberi istilah pengambilan sampel secara rambang atau acak yaitu pengambilan sampel yang tanpa pilih-pilih atau tanpa pandang bulu, didasarkan atas prinsip-prinsip matematika yang telah diuji dalam praktek. Karenanya dipandang sebagi teknik sampling paling baik dalam penelitian.
Dalam Praktek, prosedur sampling meliputi :
  1. Cara Undian
Pengambilan sampel secara undian ialah seperti layaknya orang melaksanakan undian. Adapun Langkah-langkahnya adalah :
a)     Membuat daftar yang berisi semua objek, objek, peristiwa atau kelompok-kelompok yang akan diselidiki.
b)     Memberi kode yang berupa angka-angka untuk semua yang akan diselidiki dalam nomor 1.
c)      Menulis kode tersebut masing-masing pada selembar kertas kecil.
d)     Menggulung setiap kertas kecil berkode tersebut.
e)      Memasukkan gulungan-gulungan kertas tersebut dalam kaleng atau tempat sejenis
f)        Mengocok baik-baik kaleng tersebut.
g)     Mengambil satu persatu gulunngan tersebut sejumlah kebutuhan.
  1. Cara ordinal
Cara ini dilakukan dengan memilih nomor-nomor genap atau ganjil atau kelipatan tertentu. Langkahnya :
a)     membuat daftar yang berisi semua subjek, objek peristiwa atau kelompok yang akan diselidiki lengkap dengan nomor urutnya.
b)     Mengambil nomor-nomor tertentu, misalnya nomor ganjil semua atau genap atau nomor-nomor kelipatan tertentu.
  1. Cara Randomisasi dari tabel bilangan random
Cara ini menuntun para peneliti untuk memilih anggota sampel dengan langkah :
a)    Membuat daftar nomor dan nama subjek
b)    Membuat tabel yang berisi nomor-nomor subjek
c)   Menjatuhkan pensil secara sembarangan pada petak-petak tabel yang berisi nomor-nomor sampai diperoleh sebanyak anggota sampai yang dibutuhkan.
  1. Teknik Non Random sampling
Teknik non random sampling adalah cara pengambilan sampai tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian –penelitian pendidikan, psikologi, ada kalanya menggunakan teknik ini, karena mempertimbangkan faktor-faktor tertentu misalnya : Umur, tingakt kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.
Macam-macam Teknik non random sampling
  1. Teknik Proportional Sampling
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap –tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut.
Cara ini dapat member landasan generalisasi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada apabila tanpa memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan tiap-tiap sub populasi
  1. Teknik Stratified Sampling
Teknik ini biada digunakan apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat-tingkat.
Penelitian pendidikan sering menggunakan teknik ini, misalnya apabila meneliti tingat-tingkat pendidikan tingkat kelas.
Langkah-langkahnya :
1)      Mencatat banyaknya tingkatan yang ada dalam populasi
2)      Menentukan jumlah tingkatan pada sampel berdasarkan 1) tersebut
3)      Memilih anggota sampel dari masing-masing tingkatan pada a) dengan teknik proposioal atau proposional random sampling.
  1. Teknik Purposive Sampling
Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan cirri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel.
  1. Teknik Quota Sampling
Teknik ini menghendaki pengambilan sampel dengan mendasarkan diri pada quotum (kotum). Peneliti harus terlebih dahulu menentapkan jumlah subjek yang akan diselidiki. Subjek-subjek populasi harus ditetapkan kriterianya untuk menetapkan criteria sampel.
Ciri pokok dalam quota sampling adalah bahwa jumlah subjek yang telah ditetapkan akan terpenuhi. Kelemahan utama teknik ini ialah para petugas pengambil sampel kurang terawasi apakah criteria-kriteria dalam populasi sudah tercermin dalam sampel. Karenanya teknik ini kurang disukai.
  1. Teknik Double Sampling
Yaitu pengmabilan sampel yang mengusahakan adanya sampel yang dimaksud sampel kembar yaitu sampel yang diperoleh misalnya secara angket. Dari cara ini, ada angket yang kembali dan ada angket yang tidak kembali. Masing-masing kelompok dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan interview. Jadi sampling kedua ini berfungsi mencek sampling pertama.
  1. Teknik Area Probability sampling
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada populasi dibagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.
  1. Teknik Cluster Sampling
Teknik menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada pada populasi. Jadi populasi sengaja dipandang berkelompok-kelompok, kemudian kelompik itu tercermin dalam sampel.
Seperti telah disebutkan tujuan berbagai teknik penetuan sampel itu ialah untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan populasinya, atau secara teknik disebut sampel yang paling representative. Dalam penelitian terhadap sampel, ciri representativeness sampel itu tidak pernah dapat dibuktikan, melainkan hanya dapat didekati secara metodologis melalui parameter-parameter yang diketahui dan diakui baik secara teoritis maupun secara eksperimental.
Ada empat parameter yang biasa dianggap menentukan Representativeness sesuatu sampel, yaitu
a)     Variabilitas Populasi
b)     Besar sampel
c)      Teknik penentuan sampel dan
d)     Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
E. Hal-hal yang perlu mendapatkan Perhatian dalam Penarikan sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian sangat bergantung pada populasinya, terbatasya waktu dan tenaga. Adanya 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian :
1) Derajat keseragaman (degree of homogeneity) dari populasi. Makin seregaman populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi seragam sempurna (completely homogeneous), maka satu satuan elemen saja dari sepuluh populasi itu sudah cukup representative untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu amat tidak sempurna (completely heterogeous), maka hanya elemen lengkaplah yang dapat memberikan gambaran representative.
2) Presisi (Precision) yang dikehendaki dari peneliti. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar sampel yang harus diambil.
3) Rencana Analisa. Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi.
4) Tenaga, biaya dan waktu. Kalau mengingat presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar, tetapi terbatasnya dana, tenaga dan waktu, maka tidak mungkin untuk mengambil sampel yang besar dan ini berarti presisi akan menurun.
Pada dasarnya sampel dalam penelitian akan memberikan keuntungan bagi peneliti dalam pencarian data yang detail dengan analisa sasaran dapat tercapai, terutama dapat lebih menfokuskan pada objek yang lebih kecil/sempit dan dengan harapan mewakili keadaan yang lebih luas.
Daftar Pustaka
Narbuko,C., Achmadi, A,H. 2004 . Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara
Suryabrata, S. 20 Su05.  Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Subagyo,J.2004. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek.Jakarta: PT. Rineka Cipta
sumber http://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/22/teknik-pengambilan-sampel-dalam-penelitian-pendidikan-matematika/

Rabu, 15 April 2015

Meode Penelitian Eksperimen

METODE PENELITAN EKSPERIMEN

27FEB
A.    Pengertian
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan  sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.  Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
B.     Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
  1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).
  2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
  3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
  4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
  5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
  6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
  1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
  2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
  3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
  4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
C. Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti beriku :
  1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
  2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
  3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
  4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a)   Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b)   Menentukan cara mengontrol.
c) ` Memilih rancangan penelitian yang tepat.
d)   Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
e)   Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f)   Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g)   Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
  1. Melaksanakan eksperimen.
  2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
  3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
  4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
  5. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
D. Beberapa Bentuk Desain Penelitian Eksperimen
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental designtrue experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a.      One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b.      One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c.       Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental designQuasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional
Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Solso, R. L MacLin, M. K, O. H. (2005). Cognitive Psychologi. New York. Pearson
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta
Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
sumberhttp://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/27/metode-penelitan-eksperimen/

PONPES SHIDIQIIN WARA` PURWOJATI

Sholawat_Badar-Puput_Novel-TOPGAN

Blogger templates

href="http://www.yayasangurungajiindonesia.com" ' rel='canonical'/>>

Adsendiri

Pasang Iklan Disini

adsend

Pasang Iklan Disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls