Kamis, 08 Oktober 2015

Penggunaan Teori Untuk Menyusun Hipotesis

PENGGUNAAN TEORI BIDANG ILMU UNTUK MENYUSUN HIPOTESIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penggunaan teori bidang ilmu digunakan untuk menyusun sebuah hipotesis. Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara atau proposisi tentative tentang hunbungan dua variabel atau lebih. Hipotesisi akan dibuat ketika peneliti telah mengumpulkan data dan mengolahnya sebelum melakukan analisis lanjutan terhadap data tersebut.
Kajian teori akan memudahkan peneliti untuk dapat menentukan bagaimana dia akan mengolah data dan membuat suatu hipotesis. Kajian teori telah ada berdasarkan pemikiran para ahli dibidangnya masing-masing.Kajian teori ini akan dijadikan landasan atau pendekatan bagi para peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.
Peneliti memerlukan berbagai aktifitas penelitian sebelum dapat menyimpulkan atau memecahkan masalah yang sedang ditelitinya. 
Misalnya pada penelitian mengapa tawuran belajar bisa terjadi tentunya peneliti akan mengumpulkan data-data yang terkait dengan permasalahan tersebut, peniliti akan menggunakan kajian teori tertentu sebagai landasan atau pendekatannya, kemudian peneliti akan menentukan hipotesis untuk melakukan analisa data lanjutan sebelum akhirnya akan lahir sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1.      Apa itu kajian teori ?
2.      Apa pengertian dari teori ?
3.      Apa pengertian dari konsep dan konstruk ?
4.      Apa pengertian asumsi ?
5.      Apa pengertian postulat ?
6.      Apa pengertian variabel ?
7.      Apa pengertian proposisi ?
8.      Apa pengertian hipotesis ?
9.      Apa pengertian dari hipotesis statistik ?

 

 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kajian Teori

Teori merupakan dasar dari lahirnya ilmu. Sedangkan ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan yang sistematis.(Komara,2011:66 dalam Musfiqon, 2012, 99)
            Menurut  Komara, 2011, 68 dalam Musfiqon,2012, 100 “Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berhubungan satu sama lain, yang menunjukkan fenomena secara sistematis dan berusaha untuk menjelaskan, memprediksi,dan mengontrol fenomena”.
                                    Peneliti perlu mengetahui teknik literasi dalam  penulisan kajian teori penelitian. Literature adalah sumber informasi yang berhubungan tentang keilmuan yang dapat berupa buku, jurnal, makalah, dokumen, laporan penelitian, dan karya ilmiah sejenisnya.
                                    Peneliti perlu menelusuri yang terkait dan relevan dengan masalah penelitian yang akan dilakukan. Keberadaan literatur juga dapat dijadikan sebagai pertimbangan yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Jika literature yang dibutuhkan tidak tersedia maka akan sulit dilakukan penelitian, terutama pada penelitian kuantitatif, yang menjadikan teori sebagai acuan utama dalam mendesain suatu penelitian.
Posisi teori dalam penelitian merupakan rujukan dan acuan dari kegiatan penelitian. Peneliti diperbolehkan untuk mengutip pemikiran para ahli dengan batasan tertentu dan tidak mengutip secara berlebihan. Karena
peneliti juga harus memiliki konsep sendiri tentang masalah –masalah yang akan dia teliti sehingga kerangka pikir dalam mengkaji teori merupakan konstruksi teoritis peneliti tentang masalah - masalah  penelitian yang akan diteliti.
            “kajian teori adalah proses mendialogkan teori – teori yang telah ada untuk disandingkan dengan konsep peneliti tentang masalah penelitian yang akan dilaksanakan”. (Musfiqon,2012, 111)
                        Kajian teori digunakan untuk menguji atau mengkaji teori yang ada, menguji teori yang berupa bantahan atau menguatkan teori yang ada, teori dilakukan sebagai hasil penelitian sebelumnya. (tahir, 2011, 27)

B.     Pengertian Teori

Menurut pendapat Kerlinger (1933:14) dalam Muh.Tahir (2011,23) “teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena”.

Secara umum teori adalah seperangkat konsep yang akan digunakan untuk mengkaji suatu hal sehingga dapat dijelaskan maknanya.
“teori diartikan sebagai pendapat. Sedangkan dalam pengertian khusus, teori hanya digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa disebut teori ilmiah. Dalam pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9) menyatakan bahwa : ” A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.” Definisi ini mengandung tiga konsep penting. Pertama, suatu teori adalah satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. Kedua, teori memperlihatkan hubungan antar variabel atau antar konsep yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik tentang fenomena. Ketiga, teori haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan”.( M. Azhar Latif : 2012)
Teori juga  dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam berbagai  gejala baik yang sosial maupun natural yang ingin diteliti dan teeori juga  merupakan alat dari ilmu (tool of science). Disisi lain, teori juga merupakan alat penolong. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai :
(a) teori sebagai orientasi utama dari ilmu,
(b) teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi,
(c) teori meringkas fakta,
(d) teori memprediksi fakta-fakta, dan
 (e) teori memperjelas celah kosong.
Menurut Moh. Nazir, 1983:22-25 dalam M. Azhar Latif : 2012)
Teori sangat berhubungan erat dengan  penelitian karena dengan teori peneliti dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Karena  tanpa teori, penemuan akan hanya menjadi keterangan-keterangan empiris yang berpencar. Banyaknya  penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak pula kontribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.

C.     Pengertian Konsep dan Konstruk

Menurut Soegeng (2006:8) dalam Muh.Tahir(2011,24) “konsep adalah suatu abstraksi dari kejadian yang diamati, berupa persamaan aspek  dari obyek atau kejadian yang dapat saling dibedakan dalam penelitian. Melalui konsep peneliti diharapakan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk kejadian yang saling berkaitan satu sama lain”.
Menurut Effendi (1995:33) dalam Muh.Tahir (2011,24) Ada dua macam konsep, yakni
1.      Konsep – konsep yang jenis hubungannya dengan fakta atau realita yang mereka wakili. Contohnya  konsep meja
2.      Konsep yang abstrak (disebut konstruk) misalnya konsep kecerdasan, karena dikonstruksi dari konsep yang lebih rendah tingkat abstraksinya.

“Menurut Soedjadi (2000) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Singarimbun (2006) mengemukakan bahwa konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Woodruff mendefinisikan konsep sebagai a) suatu gagasan/ ide yang relatif sempurna dan bermakna, b) suatu pengertian terhadap objek; c) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek atau benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
Menurut Davis & Cosenza (1993) konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu, dengan kata lain konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu.
Sedangkan menurut Rakhmat (1999) konsep merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus”.
Sehingga konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan  objek secara abstrak suatu peristiwa, kondisi dan perilaku tertentu.



Konstruk adalah konsep yang dapat   diamati dan diukur yang telah dibatasi pengertiannya seperti unsur, ciri dan sifatnya. Tapi pengertian konstruk ini telah dibatasi seacara khusus  sehingga dapat diamati dan dari pengertian inilah konsep berubah menjadi “konstruk”. Kemudian konstruk didefinisikan sebagai konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli yang berusaha membangun teori untuk menjelaskan tingkah laku, menginterpretasikan atau menerjemahkan dunia. seperti  contohnya orang-orang menggunakanan konsep untuk mengkategorisasikan peristiwa dan memetakan serangkaian perilaku. Seperti Seseorang merasakan peristiwa, menginterprestasikannya dan menempatkan struktur dan makna pada pristiwa itu. Dalam mengalami peristiwa, individu menyadari bahwa beberapa peristiwa memiliki karakteristik yang membedakannya dengan peristiwa lain. Individu membedakan kemiripan dan kontras. Mereka melihat sebagian orang tinggi dan sebagian yang lain pendek, bahwa sebagian orang adalah pria dan yang lain adalah wanita, dan bahwa sebagian benda keras dan benda lainya lembut. Penerjemahan kemiripan dan perbedaan inilah yang melahirkan formasi konstruk. Tanpa konstruk, kehidupan akan kacau, kita tidak akan dapat mengorganisasikan dunia kita, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan peristiwa, objek dan orang. (M. Azhar Latif : 2012)

D.    Pengertian Asumsi
Menurut Sugiyono (2006:82) dalam Muh.Tahir (2011,24) asumsi adalah pernyataan yang diterima kebenarannya tanpa pembuktian. Contohnya, Orang akan menjadi lapar bila tidak makan, tetapi tidak perlu ada pembuktian kalau yang bersangkutan memang sudah makan atau tidak.
Asumsi dapat diartikan sebagai anggapan. Dalam penelitian asumsi digunakan sebagai anggapan dasar, yakni sesuatu yang diakui kebenarannya yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu oleh peneliti.
Asumsi disusun dengan tujuan agar peneliti dapat mengembangkan rancangan penelitian yang valid (benar). Rancangan penelitian adalah gambaran untuk menyusun hipotesis penelitian, sehingga penelitian bebas dari ketidakvalidan (ketidakcocokan) karena pengembangan hipotesis tidak akan bermanfaat jika rancangan penelitian yang digunakan tidak valid. Tetapi tidak semua penelitian memerlukan asumsi. Karena, asumsi hanya merupakan anggapan dasar  jadi peneliti tidak perlu memaksakan suatu asumsi jika memang tidak dibutuhkan secara fungsional. Hanya saja asumsi tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi sudah diperhitungkan oleh peneliti untuk mengantisipasi hasil penelitian yang jauh menyimpang dari harapan.
Asumsi berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi:
1.      Asumsi Konseptual
Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu konsep atau teori
2.      Asumsi Situasional
Asumsi situasional diperlukan apabila peneliti melihat atau mengantisipasi adanya situasi yang bersifat local atau sementara dan berpotensi mempengaruhi atau menentukan berlakunya suatu hukum atau prinsip sehingga dapat menggoyahkan rancangan penelitian yang sementara disusun.
3.      Asumsi Pragmatik
Asumsi pragmatik bertolak dari masalah operasional yang sebenarnya masih dalam jangkauan peneliti untuk mengendalikannya. (sangadji. dkk, 2010, 40)
E.     Pengertian Postulat
Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa membuktikannya.
“Misalnya dalam geometri  : Setiap garis paling sedikit berisi dua titik yang berbeda.” (Nazar : 2011)
Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan. Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat dapat dibuktikan”.

“Contoh Postulat pembuktian dan dapat digunakan sebagai premis pada deduksi.
1.    Postulat Geometri
   Dengan mistar dan jangka :
a.              Dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain.
b.             Dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang   panjang
c.               Dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-jari sebarang panjang
2.    Postulat Ekivalensi Massa
a.   Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m
G  =  ma
b.   Hulum gravitasi Newton menggunakan massa gravitasi, m dan  M
c.    Postulat: massa lembam m  = massa gravitasi  m (dapat diterangkan oleh Einstein)
3.   Postulat Robert Koch (berupa etiologi spesifik).
a.   mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu (setelah Pasteur menemukan mikroba).
b.   dengan kata lain: setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab mikroba tertentu”.(Arshitasyah:2011)

F.      Pengertian Variabel
Menurut Soegeng (2006:11)dalam Tahri (2011: 25) “variable adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau yang dapat dibedakan ke dalam nilai – nilai yang berbeda”. Sugiono (2006:61) dalam tahir (2011:25) “variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan”.
“variabel adalah suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi” (sangadji.dkk, 2010, 42)

Dalam suatu penelitian yang mempelajari hubungan sebab – akibat antar variabel, dibawa ini dijelaskan beberapa jenis variabel, yaitu:
a.       Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel respons yang muncul sebagai akibat dari manipulasi dari penelitian.
b.      Variabel bebas
Variabel bebas diduga sebagai penyebab munculnya variabel terikat, variabel bebas umumnya dapat dimanipulasi, diamati, dipilih dan dapat diukur untuk mengetahui hubungannya dengan variabel yang lain.

c.       Variabel moderator
Variabel moderator merupakan tipe khusus variabel bebas, yang digunakan untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas primer dan variabel terikat.
d.      Variabel kontrol
Dapat dinetralkan oleh sipeneliti
e.       Variabel antara (intervening)
Variabel ini sangat berpengaruh terhadap variabel terikat, tetapi tidak dapat dilihat secara kasat mata sehingga tidak dapat diukur atau pun di manipulasi.
(sangadji.dkk. 2010, 42)

                        Jenis variabel penelitian sangat beragam, ini dapat dilihat dari sudut pandang apapun misalnya variabel dilihat dari fungsinya ada variabel bebas, variabel terikat, dan variabel perantara. Variabel dilihat dari pengukurannya, ada variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Variabel jika ditinjau dari segi sifatnya variabel aktif dan variabel atribut. Dari jenis variabel ini peneliti dapat menentukan jenis variabel yang akan digunakan dalam penelitian. (musfiqon, 2012. 45)

G.    Pengertian proposisi

Proposisi adalah pernyataan tentang konsep yang dapt dinilai bahwa apakah ini benar atau salah jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi.(sangadji.dkk,2010, 89)
“Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Contoh : dalam penilitian mengenai mobilitas penduduk, proposisinya berbunyi : “proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh upah“ (Harris dan Todaro).
 “Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.(Supriadi:2010)
Maksud dari proposisi ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung dua pernyataan benar dan salah sekaligus.(Supriadi:2010)
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
1.  Semua dokter harus menyembuhkan pasien.
2.  Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
1.  Semua dokter harus menyembuhkan pasiennya dan bersikap ramah.
2.  Kakak bernyanyi dan menari.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
1.  Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
2.  Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
       jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
       Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
       irfan bahdim pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
1.  Semua dokter adalah orang pintar.
2.  Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
1. Semua harimau bukanlah singa.
2. Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
1.  Semua gajah bukanlah kera.
2.  Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
1.  Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
2. Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
(Supriadi:2010)
H.    Pengertian Hipotesis
Menurut  Iskandar,2008, 56 dalam Musfiqon (2012, 46) Hipotesis merupakan pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiric. Karena hipotesis masih bersifat dugaan , belum merupakan pembenaran atas jawaban masalah penelitian. Dari inilah perlu dilakukan penelitian untuk mencari jawaban yang sebenarnya atas hipotesis yang dimunculkan peneliti.
Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian yang kebenarannya akan diuji dalam penulisan yang bersifa logis dan rasional berdasarkan kajian awal dan kajian teori yang relevan dengan masalah penelitian yang disusun berdasarkan teori yang relvan. Perumusan hipotesis diawali dengan penelitian awal kemudian memunculkan masalah yang akan dirumuskannya, peneliti juga melakukan kajian teori dan menentukan kerangka berfikir, memprtimbangkan desain dan jenis penelitian dalam menyatakan hipotesis yang akhirnya akan dirumuskan di hipotesis penelitian.(Musfiqon, 2012, 47)
                        Hasan dalam sangadj.dkk,( 2010, 91) Mengemukakan empat fungsi hipotesis, yaitu:
1.      Hipotesis berfungsi memberikan penjelasan sementara mengenai fenomena agar pengetahuan yang kita miliki dapat bertambah secara

luas dalam salah satu bidang ilmu.
2.      Hipotesis berfungsi sebagai suatu pernyataan mengenai hubungan langsung yang dapat diuji kebenarannya melalui penelitian.
3.      Hipotesis berfungsi untuk menggambarkan tujuan secara spesifik, agar peneliti dapat mengetahui data yang perlu dikaji untuk diketahui proposinya.
4.      Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja untuk menarik sebuah kesimpulan pada saat selesai melakukan penelitian.
Secara garis besar, kegunaan hipotesis yaitu sebagai berikut:
1.      Memberikan batasan untuk memperkecil jangkauan penelitian.
2.      Siap siaga dalam menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan yang berhubungan dengan antarfakta yang sering hilang dari perhatian peneliti.
3.      Digunakan sebagai alat yang sederhana sebagai titik pusat fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi kedalam suatu kesatuan penting yang secara menyeluruh.
4.      Sebagai panduan dalam melakukan pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta dengan pengamatan tajam penelitian, imajinasi, pemikiran kreatif, kerangka analisis serta metode desain penelitian yang telah dipilih oleh peneliti.(sangadji, 2010, 91)
 “Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
1.      Hipotesis kerja, atau disebut hipotesis alternative, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2.      Hipotesis nol (Null hypotesis) disingkat Ho.
Hipotesis nol merupakan dugaan yang  menyatakan hubungan dua variable adalah jenis dan tidak memiliki perbedaan. Hipotesis alternative (alternative hypothesis) yang berlawanan dengan hipotesis nol menunjukkan adanya perbedaan antara dua variable.
Hipotesis nol sering pula disebut hipotesis statistic karena umumnya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistis, yaitu diuji dengan perhitungan statistic. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X terhadap Y. Dalam pembuktian, hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi Ho agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, penelitian diharapkan jujur dan tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian, hipotesis dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis. Kemudian, hipotesis dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu:
a.       Hipotesis deskriptif (descriptive hypothesis), pernyataan tentang keberadaan variable tunggal.
b.      Hipotesis gabungan (relational hypothesis), pernyataan tentang dua variable”.
 (sangadji.dkk, 2010, 92)
                                    Secara umum, hipotesis merupakan  dugaan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya secara empiris dengan cara mengumpulkan dan menganalisi data dan fakta yang ada kemudian menarik kesimpulan.(tahir, 2011, 26)
                 “contoh  perumusan Hipotesis yaitu
a.       Adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
b.      Secara keseluruhan, perstasi belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan metoda mengajar X lebih tinggi dari yang diajarkan dengan menggunakan metoda Y.
c.       Diduga terdapat interaksi antara metoda mengajar dengan IQ terhadap prestasi belajar matematika”. (Darmadi, 2011, 45)

              Dalam menguji hipotesis hal yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti yaitu penelitian terlebih dahulu ditentukan sampel, instrument pengukuran, desain, dan prosedur mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Sesudah data dikumpulkan dianalisis untuk menentukan validitas dari hipotesis. Bila hipotesis tidak mendukung dapat dilakukan bentuk revisi dari aspek teori, revisi juga dapat menimbulkan hipotesis baru atau hipotesis yang direvisi. Sehingga, pengujian hipotesis membantu ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dengan perluasan, pemurnian atau revisi teori. (Darmadi, 2011, 45)
I.       Pengertian Hipotesa Statistik
Hipotesa adalah proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus di uji kebenarannya karena tidak saling berkaitan.
                 Menurut Soegeng, (2006:59) dalam Tahir, (2011, 26) “Hipotesa statistik merupakan hipotesa yang diuji secara empiris dengan menggunakan teknik statistic. Misalnya: hipotesis nihil diungkapkan dengan kalimat negatife.” Tidak ada hubungan antara X dan Y” atau “ Tidak ada perbedaan antara X dan Y”. (Tahir, 2011, 26)
                

  

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Kajian teori berisi ilmu. Ilmu tersebut berdasarkan fakta-fakta dari kejiadian konkrit. Kajian teori digunakan oleh para peneliti sebagai landasannya untuk menyusun suatu hipotesis.
Secara umum teori adalah seperangkat konsep yang akan digunakan untuk mengkaji suatu hal sehingga dapat dijelaskan maknanya.
konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan  objek secara abstrak suatu peristiwa, kondisi dan perilaku tertentu.
Asumsi dapat diartikan sebagai anggapan. Dalam penelitian asumsi digunakan sebagai anggapan dasar, yakni sesuatu yang diakui kebenarannya yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu oleh peneliti.
     Postulat adalah penyataan yang diterima tanpa ada pembuktiannya.
     Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai nilai, yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan antara lain: variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.
                
Proposisi adalah penyataan tentang konsep yang dinilai apakah pernyataan ini benar atau salah.
Hipotesis adalah dugaan sementara.
B.     Saran


 DAFTAR PUSTAKA
Tahir, Muh, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan.Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Arshitasyah.2011.(http://arshitasyah.blogspot.com/2011/11/3-apakah-definisi-aksioma-postulat.html) 06 November 2012
Sangadji, Etta, Mamang, Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:C.V Andi Offset.
Musfiqon, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Darmadi, Hamid, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
                                               
sumberhttp://kaptenunismuh.blogspot.com/2012/11/penggunaan-teori-bidang-ilmu-untuk.html

0 komentar:

Posting Komentar

Akan bijak bila memberi komentar bukan spam

PONPES SHIDIQIIN WARA` PURWOJATI

Sholawat_Badar-Puput_Novel-TOPGAN

Blogger templates

href="http://www.yayasangurungajiindonesia.com" ' rel='canonical'/>>

Adsendiri

Pasang Iklan Disini

adsend

Pasang Iklan Disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls