Sabtu, 18 Desember 2021

Contoh Review Tesis: Pengaruh Pendekatan Belajar Pada Pembelajaran PKN

 Raras Wuri Miswandaru.

REVIEW TESIS : Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009

( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ).



 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM PASCASARJANA

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

IAINU KEBUMEN

2014

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

1. Definisi Teknologi Pendidikan Menurut AECT fourth edition 1994

Teknologi Pendidikan telah mengalami perkembangan. Perspektif perkembangannya meliputi perkembangan definisi, perkembangan pengetahuan terapan, perkembangan pengkajian ilmiah, perkembangan pendidikan keahlian, perkembagan aplikasi dan praktek dan perkembangan jabatan dan organisasi.

Dalam definisi menurut AECT fourth edition, Teknologi Pembelajaran disefinisikan sebagai teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar (Barbara B.seels, Rita C.  Richey, 1994:10). Pada definisi tersebut tidak lagi dibedakan antara teknoligi pendidikan dan teknologi pembelajaran.

 

a.      Desain

Desain didefinisikan sebagai proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan dari desain adalah menciptakan strategi dan poduk untuk tingkat makro, seperti program dan kurikulum. Sedangkan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain paling tidak mencakup  4 cakupan utama dari teori dan praktek.. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain system pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.

Desain Sistem Pembelajaran (DSI) adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, rancangan, pengembangan, pengaplikasian, dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana penganalisaan ialah proses perumusan apa yang dipelajari. Perancangan ialah proses penjabaran bagaimana caranya hal tersebut akan dipelajari, Pengembangan adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran.

 

b. Pengembangan

Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam 4 kategori yaitu : teknologi cetak, (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), kategori audio visual, teknologi berasaskan computer dan teknologi terpadu. Kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi dan jenis teknologi.

c. Pemanfaatan

Pemanfaatan menggunakan bahan-bahan audio visual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran yang sistematik.. Fungsi pemanfaatan penting karena membicarakan kaitan pembelajaran dengan bahan / sitem pembelajaran, sehingga fungsi ini sangat kritis karena pemanfaatan oleh pembelajar merupakan satu-satunya raison d’etre dari bahan pembelajaran. Keempat kategori dalam kawasan pemanfaatan ialah  pemanfaatan media, inovasi dan difusi, implementasi dan instritusionalisasi (pelembagaan) serta kebijakan dan regulasi.

Difinisi dari masing – masing kategori tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut : pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar dengan demikian pemanfaatan media didefinisikan sebagai penggunaan yang sistematis melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Implementasi didefinisikan penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan pelembagaan merupakan penggunaan rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur organisasi. Kebijakan dan regulasi didefinisikan sebagai aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.

 

d. Pengelolaan

Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang teknologi pembelajaran. Kawasan pengelolaan semula berasal dari administrasi pusat media, program media, dan pelayanan media. Kawasan ini meliputi Pengelolaan Proyek, Pengelolaan Sumber, Pengelolaan Sistem penyampaian dan Pengelolaan Informasi.

 

e. Penilaian

Kawasan ini meliputi Analisis Masalah, Pengukuran Acuan Patokan, Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif. Konsekuensi tahap penilaian kebutuhan menjadi semakin penting dan banyak merekomendasikan agar tahap penilaian kebutuhan tugasnya diperluas, tidak hanya berkonsentrasi pada isi melainkan ditambah dengan penekanan baru pada analisis pebelajar, lingkungan dan organisasi.

 

2. Definisi Teknologi Pendidikan edisi kelima tahun 2004 dan disahkan serta dipublikasikan pada tahun 2008,

Dalam edisi kelima tahun 2004 dan disahkan serta dipublikasikan pada tahun 2008, Teknologi Pendidikan didefinisikan sebagai berikut :

“Educational technologi is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using and managing appropriate technological process and resources.”

 Artinya adalah : studi dan praktek etis dalam memfasilitasi belajar dan peningkatan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola teknologi proses dan sumber-sumber.

Dalam definisi yang dipublikasikan tahun 2008 ini, Teknologi Pendidikan terdiri dari tiga kawasan yaitu creating (menciptakan), using (menggunakan) dan managing (mengelola). Perubahan dari lima kawasan yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian menjadi tiga kawasan tersebut bukan berarti penyempitan kawasan. Karena kawasan desain, pengembangan dan penilaian, dalam definisi terbaru masuk dalam kawasan penciptaan.

 

a. Penciptaan (Creating)

Proses-proses penciptaan yang ada di dalam teknologi pendidikan telah mengalami perkembangan pesat sepanjang waktu seiring dengan terjadinya perubahan teknologi, dan teori-teori yang mendasarinya juga ikut mengalami perubahan. didasarkan pada teori behavioris, yang menghasilkan pemahaman-pemahaman yang bisa memperbaiki presentasi AV dan memberikan kontribusi bagi pembelajaran ketrampilan kognitif, afektif dan psikomotorik. Prosedur evaluasi juga ikut memberikan kontribusi bagi perbaikan bagi program-program pendidikan.

Yang termasuk kedalam kawasan penciptaan (creating) adalah : Desain yang mencakup  4 cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu studi mengenai desain system pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar. Pengembangan yang meliputi 4 kategori yaitu : teknologi cetak, kategori audio visual, teknologi berasaskan computer dan teknologi terpadu. Serta evaluasi yang meliputi Analisis Masalah, Pengukuran Acuan Patokan,Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif.

 

 

 

b. Penggunaan (Using)

Penggunaan dimulai dengan  pemilihan  proses  dan  sumber   yang       sesuai, metode dan materi oleh pembelajar atau pengajar. Pemilihan yang bijaksana berdasar-kan pada materi, untuk menentukan sumber yang sesuai pembelajar dan untuk tujuan khusus. Kemudian temuan pembelajar ( peserta didik) dengan sumber pengetahuan di lingkungan di bawah petunjuk pengajar (guru), perencanaan dan pengadaannya dise-suaikan dengan sumber baru ke dalam rencana  pembelajaran  untuk  suatu    pengga-bungan. 

Kawasan ini meliputi empat kategori yaitu :  penggunaan media, inovasi dan difusi, implementasi dan instritusionalisasi (pelembagaan) serta kebijakan dan regulasi.

 

c. Pengelolaan (Managing)

Kawasan Pengelolaan  meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi. Menurut Elly (1963) manajemen (pengelolaan) adalah sebuah kebutuhan untuk mengontrol produk dan proses yang digunakan di lapangan. Pada tahun 1972 juga berpendapat bahwa ide pengelolaan meliputi pengawasan personal (staf) dan pengoperasian organisasi tersebut.

Assosiasi untuk pendidikan komunikasi dan teknologi (1977) dan Heimich (1970) mengemukan bahwa sistem pendekatan pengelolaan menjadi paradigma yang dominan karena pemikiran tentang proses pengelolaan dalam perkembangan instruksional dan teknologi berdasarkan sistem pembelajaran. Sedangkan menurut Seels & Richey, pengelolaan adalah perencanaan, koordinasi, pengorganisasian, dan pengawasan sumber, informasi dan sistem pengiriman dalam konteks pengelolaan rancangan instruksional.

Dari uraian di atas, penulis melakukan review tesis untuk menentukan hubungan antara permasalahan yang diteliti dalam tesis dengan tiga kawasan dasar Teknologi Pendidikan. Tesis tersebut berjudul : Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ).

 

 

 

B.     Rumusan Masalah

Apakah tesis yang berjudul Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ), masuk dalan kawasan Teknologi Pendidikan ?

 

C.    Tujuan

Review tesis ini bertujuan untuk :

1.         Melakukan analisis terhadap setiap variabel penelitian, dengan teori pendukungnya menyangkut kawasan teknologi pendidikan.

2.         Menentukan kawasan (bidang garapan) teknologi pendidikan masing-masing kata kunci atau variabel tersebut.

 

D.    Manfaat

Review tesis ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk memberikan bekal yang memadai melalui latihan nyata dalam rangka menguasai konsep, kaidah dalam kawasan teknologi pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Judul

 Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ).

 Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Ekpository terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Ekpository terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Untuk mengetahui interaksi pengaruh antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar terhadap pretasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

Penelitian ini merupakan penelitian Ekperimental berupa studi Ekperimen pada kelas X di kecaatan Ngrambe dengan pendekatan kuantitatif, sehingga untuk menetukan hubungan antara permasalahan yang diteliti dalam tesis dengan tiga kawasan dasar teknologi pendidikan, penulis menggunakan variabel yang digunakan dalam tesis ini.

 

B.     Variabel

Variabel dalam tesis ”Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe )” tersebut terdiri dari :

1.      Pendekatan Pembelajaran Quantum Learning

Charlotte Shelton (1998, 1) menjelaskan pengertian tentang Quantum sebagai berikut :

”Kata quantum berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik berarti studi tentang gerakan. Jadi mekanika quantum adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-partikel sub atom yang bergerak. Namun demikian kekeliruan berfikir tentang partikel-partikel sub atom ini merupakan banyaknya benda. Partikel sub atom bukan merupakan kecenderungan energi dengan potensial. Energi sebagai implikasi dalam istilah mekanika tidak pernah statis. Energi selalu bergerak terus menerus, tidak pernah berhenti berubah dari gelombang menjadi partikel dan dari partikel menjadi gelombang, membentuk atom-atom dan molekul yang seterusnya membentuk dunia materi. Ini benar-benar yang menakjubkan yang terlihat stabil dan statis, apabila kita cermati ternyata dunia tersusun energi.”

Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengukur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku, dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif, merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan pegangan dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.

Melaksanakan model Quantum Learning tentunya menggunakan pendekatan Quantum Teaching. Quantum Teaching memodelkan filosofi pengajaran dan strateginya dengan kerangka rancangan belajar yang dikenal dengan istilah TANDUR. TANDUR adalah sebuah makna dari kerangka rancanagan belajar Quantum Teaching yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Ulangi, dan Rayakan ( DePoter, 2005).

Pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran yang berorientasi pada kepentingan siswa atau student center. Karena orang belajar melibatkan seluruh tubuh dan pikiran pada saat bersamaan. Oleh karena itulah belajar dengan melakukan, akan jauh lebih baik dan lebih cepat daripada mempelajari hal-hal yang setahap-setahap diluan kontek. Dengan pembelajaran yang menyenagkan siswa kan mengalami langsung apa yang menjadi pokok pembahasan yang disampaikan oleh guru.

 

Pendekatan Pembelajaran Quantum termasuk dalam kawasan :

a.       Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.

Karena sebelum pelaksanaan, dilakukan desain baik dalam pengembangan silabus dan lebih khusus lagi Desain Rancangan Pembelajaran Quantum. Dalam rancangan ini ada prosedur terorganisasi (sintak) yang harus diperhatikan meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran.

b.      Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Pesan.

Karena dalam Pendekatan Pembelajaran Quantum memanfaatkan berbagai lembar kerja dan sumber belajar yang relevan. Hal ini menunjukkan adanya perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan, yang mencakup prinsip perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan.

c.       Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Strategi Pembelajaran

Karena dalam Pendekatan Quantum direncanakan strategi yang dapat digunakan untuk mencakup materi yang banyak dengan waktu yang relative lebih cepat, dengan menggabungkan berbagai konsep pengajaran dalam usaha memahamkan siswa tentang materi yang diajarkan.

d.      Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan Desain yaitu tentang karakteristik pebelajar.

Karena dalam Pendekatan Quantum diperlukan peran aktif pebelajar sehingga perlu diketahui bagaimana menumbuhkan kreativitas dan keaktivan peserta didik.

e.       Kawasan Penggunaan (Using), Sub Kawasan : Difusi inovasi.

Karena dalam penelitian ini ada upaya percobaan dan adopsi metode atau strategi belajar baru di tempat tersebut, yaitu Pendekatan Quantum dengan segala seluk beluknya.

f.       Kawasan Pengelolaan (Managing), Sub Kawasan : Manajemen Sumber.

Karena dalam Pendekatan Quantum diperlukan perencanaan dan pemantauan tentang bagaimana sumber pembelajaran dikelola sebagai system pendukung.

 

2.      Pendekatan Pembelajaran Ekspositori

Pendekatan pembelajaran ekspositori atau orang sering menyebut metode ceramah berfariasi adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dengan memberikan keterangan atau penjelasan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajrannya, serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan ,asalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang diterapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan pendekatan ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampainya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.

Prosedur penyajian materi menurut Muhibbin Syah (2002, 246), adalah sebagai berikut :

a.          Persiapan (preparation)

b.         Apersepsi (aperception)

       Yakni guru bertanya atau menguraikan materi untuk mengarahkan perhatian para siswa terhadap materi yang hendak disajikan.

 c.   Penyajian (presentation)

        Yakni guru menyajikan bahan pengajaran secara lisan atau menyuruh siswa membaca bahan yang berkenaan dengan buku teks, diklat atau tulisan di papan tulis.

 d.   Penyebutan kembali (recitation)

       Yakni guru menyuruh siswa menyatakan kembali kandungan materi pelajaran yang telah disajikan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

       Dalam pembelajaran ini, peranan guru sangat besar diantaranya dalam menyampaikan bahan pelajaran perlu :

a.       Menyusun program pembelajaran baik program semester (promes) maupun program tahunan (prota).

b.      Memberikan informasi kepada siswa dengan benar. 

c.       Memfasilitasi siswa dalam belajar.

d.      Membimbing siswa dan

e.       Mengadakan penilaian.

 

Metode Ekpositori termasuk kedalam kawasan :

C.  Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.

Karena sebelum pelaksanaan, dilakukan desain baik dalam pengembangan silabus dan lebih khusus lagi Desain Rancangan Pembelajaran Ekpositori. Dalam rancangan ini ada prosedur terorganisasi yang harus diperhatikan meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran.

b.   Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Strategi Pembelajaran

      Karena Metode Ekspositori juga merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran.

c.   Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan Desain yaitu tentang karakteristik pebelajar.

      Karena dalam Metode Ekpositori juga diperlukan analisis karakteristik peserta didik.

d.  Kawasan Pengelolaan (Managing), Sub Kawasan : Manajemen Sumber.

      Karena dalam Metode Ekspositori juga diperlukan perencanaan dan pemantauan tentang bagaimana sumber pembelajaran dikelola sebagai system pendukung.

 

 

 

3.      Prestasi Belajar Siswa

         Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985, 40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek yaitu :

a.       Kemampuan intelektual

b.      Strategi kognitif

c.       Informasi verbal

d.      Sikap

e.       Ketrampilan.

        Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunta (1998,110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

 

Prestasi Belajar Siswa termasuk dalam kawasan :

a.   Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Penilaian, yaitu tentang Pengukuran Acuan  Patokan.

      Karena digunakan tes sebagai teknik untuk menentukan kemampuan penelajar dalam menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Hasilnya dapat memberitahukan seberapa jauh pebelajar dapat mencapai standar yang ditentukan.

D. Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan Penilaian Formatif.

        Karena prestasi belajar yang diukur berkaitan dengan pengumpulan informasi sebagai dasar penggunaan selanjutnya, serta bersifat intern, artinya dilakukan oleh guru.

 

4.      Motivasi Belajar Siswa

       Motivasi mempunyai peranan penting dalam meningkatkan minat belajar siswa dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Elliot dkk. Dalam bukunya Learning Principalmengatakan bahwa motivasi mempengaruhi pembelajaran dan prestasi siswa (1996:20).

Terdapat berbagai macam motivasi. Menurut Biggs dan Watkins terdapat empat kategori dari motivasi, yaitu :

a.       Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal dari faktor luar manusia itu sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa belajar karena keinginan mendapat hadiah atau menghindari hukuman.

b.      Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang berasal dari faktor dalam manusia itu sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa karena mereka tertarik pada tugas dan mngerjakannya atas kemauan diri sendiri dan melaksanakannya itu memberikan kepuasaan bagi dia.

c.       Motivasi berprestasi yantu motivasi untuk merprestasi, berkompetensi untuk mengalahkan yang lain, dan kemenangan memberikan kepuasan.

d.      Motivasi sosial yaitu motivasi untuk memberikan kepuasan pada sesuatu dalam lingkungan sosial dia.

Hal yang perlu diingat adalah motivasi instrinsik bertahan lebih baik dan memberikan konstrbusi lebih daripada motivasi eksternal itu sendiri. Namun demikian, dalam memotivasi siswa untuk belajar, dorongan eksternal juga perlu digunakan. Dorongan luar itu diperlukan untuk memancing siswa agar merasa terikat dengan proses pembelajaran. Diharapkan, dengan munculnya motivasi tersebut dapat memberikan kepercayaan diri siswa sehingga motivasi instrinsik siswa akan muncul dengan sendirinya.

Elliot (2000:345) menerangkan terdapat enam faktor yang mempengaruhi motivasi. Yang pertama adalah kecemasan. Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang biasanya menyebabkan kelelahan, kesulitan dan gejala yang lainnya. Yang kedua adalah ketertarikan. Yang ketiga adalah pengendalian diri. Yang keempat adalah kegagalan belajar. Yang kelima adalah efesiensi diri, dan yang terakhir adalah lingkungan belajar.

Selain mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, guru juga perlu mengetahui ciri-ciri dari siswa yang termotivasi, yaitu :

a.       Berorientasi positif pada tugas

b.      Mempunyai ego

c.       Berkeinganan untuk berprestasi

d.      Beraspirasi pada tujuan

e.       Ketekunan

f.       Bertoleransi pada kegagalan

      Siswa yang termotivasi adalah siswa yang mempunyai pikiran positif. Dia menemukan betapa pentingnya belajar itu. Dia tidak menyerah bila menemui kegagalan. Dia percaya bahwa lama kelamaan dia akan bisa. Terdapat beberapa penelitian bahwa motivasi berbanding lurus terdapat hasil belajar siswa. Maksudnya adalah murid yang termotivasi dalam pembelajaran mempunyai hasil belajar yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

 

Motivasi Belajar Siswa termasuk dalam kawasan : 

        Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan Desain, yaitu tentang karakteristik pebelajar. Karena masing-masing pebelajar memiliki modal motivasi, baik itu motivasi belajar yang rendah maupun yang tinggi. Harapannya dengan Pendekatan Quantum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

       Tesis dengan judul : ”Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe )” termasuk dalam kawasan Teknologi Pendidikan, dengan rincian sebagai berikut :

1. Variabel Pendekatan Pembelajaran Quantum termasuk dalam kawasan :

a.       Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.

b.      Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Pesan.

c.       Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Strategi Pembelajaran

d.      Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan Desain yaitu tentang karakteristik pebelajar.

e.       Kawasan Penggunaan (Using), Sub Kawasan : Difusi inovasi.

f.       Kawasan Pengelolaan (Managing), Sub Kawasan : Manajemen Sumber.

2. Variabel Metode Ekpositori termasuk kedalam kawasan :

a.       Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Desain Sistem Pembelajaran.

b.       Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan : Desain Strategi Pembelajaran

c.       Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan Desain yaitu tentang karakteristik pebelajar.

e.       Kawasan Pengelolaan (Managing), Sub Kawasan : Manajemen Sumber.

3. Variabel Prestasi Belajar Siswa termasuk dalam kawasan :

a.      Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan : Penilaian, yaitu tentang Pengukuran Acuan  Patokan.

b.   Kawasan Penciptaan, Sub Kawasan Penilaian Formatif.

4. Variabel Motivasi Belajar Siswa termasuk dalam kawasan :  Kawasan Penciptaan (Creating), Sub Kawasan Desain, yaitu tentang karakteristik pebelajar.

 

B.    Penutup

Demikian Review Tesis ini, semoga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan hasil dari review ini.

.

 

DAFTAR PUSTAKA.

 

 

Barbara B Seel dan Rita C. Richey, 1994, Teknologi Pembelajaran  Definisi dan    Kawasannya, terjemahan oleh Dewi S prawiradilaga, Rapael Raharjo, dan Yusuf Hadi Miarso, LPTK Gedung C. Kampus UNJ Rawamanagun, Jakarta, UNJ Pres.

DePorter Bobbi & Mike Hernackki, 2005, Quantum Leraning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan (Edisi terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman). Bandung : PT Mizan Pustaka.

Elliot, dkk. 1996. Learning Principal. Singapore: McMillan

Gagne, Robert M dan Bringgs, Leslie J. 1985 The Condition of Learning, Third Edition, New York. Holt. Penehart and Wistone.

Muhibbin Syah, 2002, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, edisi revisi. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka

Shelton Charlotte, 1998, Quantum Leaps : 7 Skill for Workplace Recreation. Boston : Butterworth-Heineman.

Suharsimi Arikunto 1998, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rhineka Cipta.

Suyono, 2009, Pengaruh pendekatan Quantum Learning dan Expository terhadap prestasi belajar ditinjau dari Motivasi belajar siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Tahun Pelajaran 2008/2009 ( Studi Penelitian SMP Negeri di kecamatan Ngrambe ).

 

 



0 komentar:

Posting Komentar

Akan bijak bila memberi komentar bukan spam

PONPES SHIDIQIIN WARA` PURWOJATI

Sholawat_Badar-Puput_Novel-TOPGAN

Blogger templates

href="http://www.yayasangurungajiindonesia.com" ' rel='canonical'/>>

Adsendiri

Pasang Iklan Disini

adsend

Pasang Iklan Disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls