Minggu, 22 Maret 2015

Kultum Dasar-Dasar Pengkaderan Dakwah

Dakwah aalah salah satu bentuk perintah allah yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu dan berkesempatan, sehingga tidak ada kata bahwa saya belum siap berdakwah atau belum pantas berdakwah, dakwah dapat dilakukan melalui orang orang terdekat dan paling kita kenal dahulu baru ke lingkungan lainnya yang kita kenal.

Masa depan sangat di tentukan oleh umat yang memiliki kekuatan budaya yang dominan. Pembentukan generasi penyumbang pemikiran (aqliyah), ataupun penyumbang pembaharuan (inovator), tidak boleh di abaikan. Generasi inovator sangat di perlukan pada era reformasi  supaya tidak terlahir generasi pengguna (konsumptif) yang akan merupakan benalu bagi bangsa dan negara. Lihat QS.28:83Generasi mendatang mesti siap memerankan pemeliharaan destiny sendiri, menanamkan kebebasan terarah dengan tanggung jawab bersama, meningkatkan daya saing, bersikap produktif, agar membuahkan kreativitas beragam yang dinikmati bersama.
Satu kecemasan bahwa sebahagian generasi yang bangkit kurang menyadari tempat berpijak. Pada kawasan yang tengah berkembang tampilan kolektivitas lebih mengedepan dari pada aktivitas individu. Dalam hubungan ini diperlukan penyatuan gerak langkah memelihara sikap-sikap harmonis dengan menghindari tindakan eksploitasi dalam hubungan bermasyarakat. Penguatan daya implementasi konsep-konsep aktual menjadi sangat penting. Research dan pengembangan serta kualita diri generasi akan membentuk kondisi.
Pemberdayaan institusi (lembaga) kemasyarakatan yang ada (adat, agama, perguruan tinggi), dalam mencapai ujud keberhasilan, mesti disejalankan dengan kelompok umara’ (penguasa) yang adil (kena pada tempatnya). Disini kita dapat merasakan spirit reformasi. Kelemahan mendasar ditemui pada melemahnya jati diri karena kurangnya komitmen kepada nilai-nilai luhur agama yang menjadi anutan bangsa. Kelemahan ini dipertajam oleh tindakan isolasi diri dan  kurangnya penguasaan “bahasa dunia” (politik, ekonomi, sosial, budaya), lemahnya minat menuntut ilmu, akhirnya menutup peluang untuk berperan serta dalam kesejagatan

Kekuatan Tauhid
Paradigma tauhid, laa ilaaha illa Allah, mencetak manusia menjadi ‘abid (yang mengabdi kepada Allah) dalam arti luas mampu melaksanakan ajaran syar’iy mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasul Allah, menjadi manusia mandiri (self help), sesuai eksistensi manusia itu di jadikan.[5]Manusia pengabdi (‘abid) adalah manusia yang tumbuh dengan aqidah Islamiyah yang kokoh.

Aqidah Islamiah merupakan sendi fundamental dari dinul Islam, adalah titik dasar paling awal untuk menjadikan seorang muslim. Aqidah dengan keyakinan bulat tanpa ragu, tidak sumbing oleh kebimbangan, membentuk manusia berwatak patuh dengan ketaatan, sebagai bukti penyerahan total kepada Allah. Aqidah menuntun hati manusia kepada pembenaran  kekuasaan tunggal Allah secara absolut. Aqidah ini membimbing hati manusia merasakan nikmat rasa aman dan tentram dalam mencapai Nafsul Mutmainnah dengan segala sifat-sifat utama


0 komentar:

Posting Komentar

Akan bijak bila memberi komentar bukan spam

PONPES SHIDIQIIN WARA` PURWOJATI

Sholawat_Badar-Puput_Novel-TOPGAN

Blogger templates

href="http://www.yayasangurungajiindonesia.com" ' rel='canonical'/>>

Adsendiri

Pasang Iklan Disini

adsend

Pasang Iklan Disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls