Model Pembelajaran Jigsaw – Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 237) mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat digunakan apabila materi yang akan digunakan berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek seperti pelajaran ilmu sosial dan literatur. Berpijak pada pendapat tersebut, pendekatan kooperatif jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran apresiasi prosa fiksi.
Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama yaitu 4–6 orang dengan latar belakang yang berbeda. Siswa ditugaskan untuk membaca dan mempelajari materi tertentu sesuai indicator kompetensi dasar yang hendak dicapai. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu dari tugas tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim yang berbeda bertemu untuk mendiskusikan topic yang sedang mereka bahas. Kemudian siswa kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan jigsaw, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif jigsaw ini akan dapat menumbuhkembangkan motivasi yang tinggi pada siswa untuk belajar mengapresiasi prosa fiksi. Pada akhirnya, diharapkan pembelajaran apresiasi prosa fiksi menjadi lebih partisipasif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw.
0 komentar:
Posting Komentar
Akan bijak bila memberi komentar bukan spam