Makalah Al Quran Hadits dengan
Pendidikan
Ayat berikutnya yang hendak dikaji adalah ;
2. Q.S. AZ ZUMAR AYAT 8 DAN 9.
Allah SWT berfirman ;
وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَانَ ضُرٌّ دَعَا
رَبَّهٗ مُنِيْبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِيَ مَا
كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِله أَندَادًا لِّيُضِلَّ عَنْ
سَبِيْلِهٖ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيْلاً إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ
ٱلنَّارِ * أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَآءَ اللَّيلِ سَاجِداً وَقَآئِماً
يَحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُواْ رَحْمَةَ رَبِّهٖ قُلْ هَلْ
يَسْتَوِي ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلأَلْبَابِ * قُلْ يٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ
آمَنُوْا ٱتَّقُواْ رَبَّكُمْ لِلَّذِيْنَ أَحْسَنُواْ فِي هٰذِهِ ٱلدُّنْيَا
حَسَنَةٌ وَأَرْضُ ٱللهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ
بِغَيْرِ حِسَابٍ*
Al Imam Al Fairuz Abadi [1] dalam Tafsirul Quran menjelaskan ayat ini bahwa ketika
seorang hamba seperti Abu Jahal dan para pengikutnya ditimpa kemadharatan
(kesusahan dan bencana), ia berharap kepada Allah agar menghilangkan kesusahan
dan musibah tersebut darinya. Kemudian jika musibah dan kesusahan itu diganti
dengan nikmat, orang itu lupa atas apa yang telah dilakukannya dahulu sebelum
diberi nikmat (yaitu berdoa kepada Allah), dan melakukan perbuatan syirik lagi
menyimpang lalu menyesatkan orang lain dari jalan yang benar. Dalam ayat
berikutnya Allah mengabarkan bahwa tidaklah sama keberuntungannya antara
orang-orang (yaitu nabi ﷺ dan
Abu Bakar Ash Shidiq juga para sahabat ؓ) yang mentaati Allah siang dan malam,
melakukan ibadah, mengingat kehidupan akhirat yang mereka mengetahui tauhidullah,
perintah dan laranganNya dengan orang yang tidak mengetahui hal tersebut
(seperti Abu Jahal dan pengikutnya). Dan yang dapat mengambil pelajaran
tersebut hanyalah orang-orang yang berakal dan mau berfikir lah yang mendapat
nasehat agung dari Al Quran.
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa diantara
faedah dari ayat ini adalah ;
1. Salah satu metodologi pendidikan Qurani adalah menyelesaikan
problem peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan memberikan
perumpamaan yang mudah dipahami oleh anak didik.
2. Diperbolehkan bagi setiap pendidik untuk menguji peserta didik
dalam menentukan pilihan atas dua permasalahan yang sama kuat.
3. Sepantasnya bagi seorang pendidik untuk mengajak anak didik agar
mampu mengidentifikasi keistimewaan waktu dan amal perbuatan tertentu.
4. Termasuk metodologi pendidikan yang terkandung dalam ayat ini
adalah diperbolehkannya seorang pendidik memberikan punishment kepada siswa
yang tidak mengikuti rambu-rambu syariat dan tata tertib.
5. Salah satu cara mengembalikan perhatian siswa kepada tema materi
pembelajaran adalah dengan memanggil mereka dengan panggilan yang lembut
seperti wahai anak-anakku dan sebagainya.
6. Memberikan sebuah instruksi/ perintah kepada siswa sebaiknya
dibarengi dengan reward sebagai bentuk motivasi dan membangkitkan positif thinking bahwa siswa pasti mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. QS. AL HAJJ : 46
Allah SWT berfirman ;
)
أَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِي الْأَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَعْقِلُوْنَ
بِهَآ أَوْ اٰذَانٌ يَسْمَعُوْنَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ
وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِي الصُّدُوْرِ(
Artinya : “ Maka apakah mereka tidak
berjalan di muka bumi, lalu dengan hati yang mereka punyai itu mereka dapat
memahami (hikmahnya) atau dengan telinga yang mereka punyai itu dapat mendengar
(kisah nasib orang-orang terdahulu) yang dengan itu mereka mendengar
peringatan?. Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta
ialah hati yang di dalam dada.”
Penjelasan umum ayat diatas adalah bahwa kita diperintahkan agar
mengambil pelajaran dari puing-puing peninggalan umat-umat terdahulu yang
dibinasakan oleh Allah lantaran mereka telah melakukan kedurhakaan kepada
Allah. Lalu melakukan kontemplasi (perenungan) secara mendalam dengan akal,
memikirkannya dna mengambil pelajaran (i’tibar), nasehat dan menyimaknya penuh
perhatian. Karena sesungguhnya yang buta itu bukan penglihatannya akan tetapi
hatinya yang buta terhadap kebenaran dan dalam mengambil pelajaran.[2]
Faedah yang dapat dipetik dari ayat ini diantaranya yaitu;
adanya beberapa metodologi pendidikan Qurani seperti observasi
dilanjutkan praktek. Kemudian menyimpulkan inti pokok dari sebuah masalah dalam
hal ini materi pembelajarannya, dan membuktikan kebenaran suatu ilmu melalui
sebuah penelitian, merumuskan manfaat dan hikmah dari sebuah kejadian. Bisa
pula berupa pendataan, rangkuman atas sebuah kegiatan pembelajaran yang
dituangkan dalam bentuk worksheet.
4. QS. AL MAIDAH : 90
] يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْـخَمْرُ وَالـْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ
وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ[
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
Penjelasan umum ayat diatas [3] adalah
bahwa adanya sebuah seruan dari Allah kepada orang-orang yang beriman yaitu
mereka yang membenarkan Allah dan rasulNya. Seruan itu berupa pemberitahuan
bahwa khamr (setiap yang menghilangkan kesadaran akal), berjudi, mengundi nasib
dengan murahanah, berkorban untuk anshab[4] adalah
termasuk dosa karena perbuatan tazayyun (bujuk rayu) syetan. Dalam ayat ini
juga ada perintah untuk menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut.
Beberapa metodologi yang terkandung dalam ayat ini adalah;
seorang pendidik dianjurkan untuk memberikan data lengkap untuk kemudian
dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tema materi pembelajaran. Termasuk
metode pendidikan juga adalah seorang pendidik dianjurkan untuk
menjelaskan manfaat dan tujuan sebuah pembelajaran sehingga peserta didik tidak
memperoleh ambiguitas maksud sebuah pembelajaran.
5. QS. AL AHZAB : 21
]
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الاٰخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيْرًا [
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Penjelasan umum ayat diatas adalah Allah SWT telah mengabarkan
bahwa wahai kaum muslimin ketahuilah bahwa dalam diri rasulullah SAW itu
terdapat banyak qudwah shalihah (sisi
keteladanan yang layak) seperti dalam perjuangannya, kesabarannya dan keteguhan
diatas prinsip Islam, oleh karena itu contohlah beliau wahai orang yang selalu
berharap rahmat Allah, dan kedatangan hari akhir serta selalu
banyak berdzikir kepadaNya.
Metodologi pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan
dilakukan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara
berpikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa
pendidikan dengan teladan merupakan metode pendidikan yang paling berhasil guna.
Hal itu karena dalam belajar, orang pada umumnya, lebih mudah menangkap yang
kongkrit ketimbang yang abstrak. Penggunaan keteladanan sebagai sebuah
metodologi pendidikan juga terlihat dari teguran Allah terhadap orang-orang
yang menyampaikan pesan, memberikan pendidikan kepada orang lain akan tetapi
tidak mengamalkan muatan pesan pendidikan itu sendiri sebagai mana terdapat
dalam Quran surat Ash Shaff : 2-3.
[1] Al
Fairuz Abadi (w.817 H) Tafsirul Quran,
dikutip dari www. Al tafsir.com
[2] Lihat At Tafsirul Muyassar, Saudi Arabia : Penerbit Kompleks
Percetakan Al Quran Raja Fahd, 1425 H, Hal. 337
[3] Ibid,
hal.122
[4] Sebuah
tempat penyembelihan yang biasa dipakai kaum musyrikin dahulu sebagai bentuk
pengagungan kepada tempat tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar
Akan bijak bila memberi komentar bukan spam